TRIBUNWOW.COM - Spesiali Gizi, dr. Cut Hafiah, Sp Gk, mengatakan bahwa puasa Ramadan ternyata dapat meningkatkan imunitas tubuh seseorang.
Pernyataan itu ditekankan mengingat bulan Ramadan tahun ini bakal dijalankan dalam suasana pandemi Covid-19.
Seperti diketahui, imunitas tubuh merupakan benteng utama tubuh manusia untuk mencegah penularan penyakit, dalam hal ini Virus Corona.
• Soal Napi Bebas karena Pandemi Corona, Argo Yuwono Minta Masyarakat Ikut Mengawasi dan Mengampu
Namun, ada syarat-syarat tertentu agar puasa tersebut bermanfaat positif bagi imunitas tubuh pada khususnya.
Hal yang perlu diingat pertama kali adalah puasa harus dijalankan dengan benar.
Setidaknya, hal tersebut bisa bermanfaat positif bagi ketahanan tubuh manusia.
Lebih rinci, Cut Hafiah menyatakan bahwa berpuasa dengan benar dapat jaringan-jaringan sel manusia yang rusak.
Selain itu, berpuasa juga bisa mengurangi massa lemak, khususnya lemak-lemak jahat pada tubuh.
"Sebenarnya kalau kita nilai dari puasanya itu sendiri, jika kita berpuasa dengan benar puasa itu malah meningkatkan daya tahan tubuh kita," kata Cut Hafifah dikutip dari kanal TV ONE, Sabtu (18/4/2020).
"Jika berpuasa dengan benar dapat memperbaiki imun kita, puasa dapat memperbaiki jaringan-jaringan sel kita yang rusak, mengurangi massa lemak," tambahnya.
• Data Covid-19 Direvisi, Jumlah Korban Meninggal akibat Corona di Wuhan Naik 50 Persen Jadi 3.869
• Suami di-PHK, Dagangan Anjlok, Pedagang Bakso Menangis Cerita Hidup di Tengah Corona: Kok Kayak Gini
Syarat puasa yang benar di antaranya adalah makan dan minum secara benar dan seimbang.
Di tengah pandemi seperti saat ini, Cut Hafiah mengimbau untuk memperhatikan makan sahur dan berbuka.
Dalam kondisi seperti ini dianjurkan untuk mengurangi kebiasaan melupakan sahur dan buka apa adanya.
"Pada saat berpuasa kita makan dan minum yang sehat dan seimbang," terang Hafiah.
"Jadi pada saat berpuasa bisanya kan sering lupa sahur, buka apa adanya, tapi kalau sekarang tidak bisa seperti itu."
"Karena pada saat berpuasa daya tahan kita harus tetap terjaga," lanjutnya.
Di samping itu, makan sahur dengan dengan gizi yang lengkap dan simbang juga menentukan.
Terutama, dianjurkan untuk lebih banyak mengkonsumsi sayuran yang mengandung banyak antioksidan.
Akan lebih baik pula bilasebelum imsak disempatkan untuk mengkonsumsi buah-buahan.
Tentunya agar hal tersebut bisa meningkatkan daya tahan tubuh saat sedang berpuasa.
"Yang pasti kalau kita sahur kita mesti makan yang seimbang, makan lengkap dari karbohidrat, lemak yang baik, protein hewani dan nabati dan yang paling penting sayur," tutur Hafifah.
"Sayur itu tinggi sekali antioksidan jadi daya tahan tubuh kita meningkat."
"Apalagi pada saat sebelum imsak perbanyaklah makan buah karena akan melindungi tubuh kita pada saat berpuasa itu sendiri," tandasnya.
Lihat videonya mulai dari menit ke 2.50:
Pemerintah sudah mengambil langkah seperti Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) demi mencegah penyebaran Virus Corona.
Meski demikian, masyarakat masih banyak yang acuh dengan wabah Virus Corona tersebut.
• Menangis, Pedagang Bakso Ceritakan Keadaannya akibat PSBB: Ada yang Takut Beli Dagangan di Jalan
Majelis Pakar Ikatan Ahli Kesesehatan Masyarakat Indonesia, Professor Hasbullah Thabrany, menilai bahwa aktivitas sosial masih terjadi karena berbagai faktor.
Prof Thabrany menduga, sebenarnya banyak yang takut akan Virus Corona namun terpaksa keluar rumah untuk bekerja.
"Ya saya kira ada dua hal, pertama ada masyarakat yang memang terpaksa tidak takut."
"Dia tahu tapi dia harus cari makan, ada mungkin perusahaan yang memaksa karyawannya untuk bekerja," ujar Prof Thabrany.
Banyak orang terpaksa beraktivitas demi memenuhi kebutuhan keluarga.
"Atau dia harus cari makan yang hari per hari, kalau dia tidak makan, dia tidak bisa dapat income untuk keluarganya jadi dia mesti keluar," imbuhnya.
• Hasil Survei SMRC, Ada 11 Persen Warga Tetap Mau Mudik di Tengah Corona, Terbanyak dari Jakarta
Dosen Universitas Indonesia ini menilai, orang yang keluar kerja sebenarnya tidak masalah besar.
Masalahnya adalah apakah mereka bisa disiplin saling menjaga jarak.
Sedangkan, banyak masyarakat yang terlihat masih berkumpul seperti biasa.
"Sebetulnya keluar kerja kalau bisa disiplin jaga jarak enggak ada masalah, karena prinsip dasarnya Virus ini menular dari orang ke orang dengan jarak yang dekat."
"Tapi masyarakat kita enggak disiplin selalu jaga jarak itu karena apa karena terbiasa sudah ngobrol dan sebagainya," ucapnya.
Sehingga, inilah yang menjadi alasan mengapa penularan terus terjadi.
• Kabar Baik, Sepekan PSBB, Jumlah Pasien Sembuh di DKI Jakarta Bertambah Banyak, Lihat Updatenya
"Dan itu bagian pertama kenapa penularan masih jalan terus."
"Yang kedua tidak disiplin juga dengan masker, sehingga terjadi penularan," jelasnya.
Menurut Prof Thabrany jika orang bisa menjaga jarak maka kemungkinan penularan kecil terjadi.
"Penyakit ini sebetulnya sederhana asal semua orang bisa jaga jarak dua meter, all the time, enggak terjadi penularan, berhenti itu virus," ungkap dia. (TribunWow.com/Rilo/Jipty)