Terkini Nasional

Sempat Viral, Kini Polisi Telah Amankan Oknum Driver Ojol yang Provokasi Berlaku Beringas

Penulis: anung aulia malik
Editor: Ananda Putri Octaviani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Video sejumlah ojol memprotes aturan penerapan PSBB. Pria yang berada di tengah mengeluarkan sejumlah pernyataan yang bernada provokasi, dan ancaman terhadap keamanan negara.

TRIBUNWOW.COM - Sebuah video pengemudi Ojek Online (Ojol) melakukan protes terhadap pemerintah sempat menjadi viral di media sosial.

Video tersebut menampilkan beberapa pengemudi Ojol sedang berkumpul di sebuah tempat di luar ruangan, lengkap dengan atribut Ojol yang mereka gunakan.

Di antara beberapa pengemudi Ojol tersebut, terdapat satu orang pria mengenakan jaket Ojol, menyampaikan protesnya ke pemerintah atas kondisi Jakarta yang kini tengah diberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

ILUSTRASI Pengemudi ojek online menunggu penumpang di Kawasan Stasiun Sudirman, Jakarat Pusat, Rabu (11/3/2020) - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) resmi menaikan tarif ojek online untuk zona 2 atau wilayah Jabodetabek pada 16 Maret 2020. Kemenhub memutuskan untuk menaikan tarif batas bawah (TBB) ojol sebesar Rp 250 per kilometer (km) menjadi Rp 2.250 per km, dari sebelumnya Rp 2.000 per km. (KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)

 

Fakta Polisi yang Viral karena Ludahi Pengendara Mobil di Medan, Kapolres Langsung Minta Maaf

Dikutip dari Kompas.com, Senin (13/4/2020), protes yang disuarakan oleh pria tersebut berisi pernyataan-pernyataan yang kontroversial, dan cenderung bernada provokasi yang dapat memicu kerusuhan.

Setelah sempat viral, Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan kini pria yang berorasi di dalam vido tersebut telah diamankan oleh pihak kepolisian.

"Sudah ditangkap," kata Yusri saat dikonfirmasi.

Pada video tersebut hanya terdapat satu orang yang berorasi, dan mengeluarkan pernyataan-pernyataan provokatif.

Namun Yusri belum menjelaskan berapa orang yang diamankan oleh polisi, atas kejadian tersebut.

Berikut ini adalah protes yang disuarakan oleh pengemudi Ojol tersebut.

Pertama, ia meminta perhatian dari politisi, dan partai politik atas kejelasan nasib mereka.

"Saya menegaskan kembali kepada pemerintah pusat beserta jajarannya, para politisi partai, petinggi partai beserta jajarannya, ke mana hati nurani kalian," kata salah satu pengemudi ojol dalam video yang sempat viral di media sosial.

"Saat ini kami bagian dari bangsa Indonesia menderita atas dampak wabah Covid-19," lanjutnya.

Kemudian ia mengeluhkan bagaimana kondisi dirinya, dan rekan-rekan Ojol yang tengah kesusahan akibat kondisi Covid-19.

Namun nada keluhan yang disampaikan oleh pria tersebut bernada provokatif, dan cenderung mengancam bahwa keadaan sulit, mampu mendorong seseorang berlaku brutal.

"Ingat, lapar bisa membuat orang menjadi beringas, lapar bisa mematikan pikiran, membutakan mata hati," ucap pengemudi Ojol itu.

Selanjutnya, seruan provokatif semakin nampak dari pernyataan pengemudi Ojol tersebut.

Ia mengatakan apabila keadaan sulit tak kunjung terselesaikan, akan ada kemungkinan dirinya, dan rekan-rekan Ojol yang lain akan berlaku brutal.

"Kalian tidak punya mata hati, tidak punya perhatian, jangan salahkan kami jika tidak punya akal sehat dan nurani," lanjutnya.

Pernyataan pria tersebut langsung disambut tepuk tangan yang meriah oleh para pengemudi Ojol yang juga berada di tempat tersebut.

Viral Ratusan Driver Ojol Hentikan Truk Pembawa Sembako di Surabaya, Ini Kronologi Kejadiannya

Penangkapan driver Ojol tersebut kini juga tengah menjadi polemik.

Perbedaan peraturan terjadi antara Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, dan Plt Menteri Perhubungan Luhut Binsar Panjaitan.

Di satu sisi Anies telah mengeluarkan larangan bagi Ojol untuk mengangkut penumpang pada Peraturan Gubernur Nomor 33 tahun 2020.

Sedangkan di sisi lain, Permenhub Nomor 18 Tahun 2020 justru memperbolehkan Ojol untuk mengangkut penumpang selama PSBB berlangsung.

Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Sambodo Purnomo Yogo menjelaskan, saat ini pihak kepolisian sedang berkoordinasi agar tidak terjadi kebingungan terhadap aparat kepolisian untuk menegakkan hukum.

"Kita akan diskusikan ini dengan Dinas Pehubungan sehingga nanti ada kesesuaian langkah dengan instansi terkait, khususnya untuk pemberlakuan di DKI Jakarta," tuturnya.

Bermula Cekcok Sewa Ojek, Bentrok TNI Vs Polri di Papua Tewaskan 3 Anggota Polisi

Ojol Keluhkan Tak Dapat Bansos

Dodo, seorang driver Ojol yang sempat bermalam di emperan ruko bersama keluarganya, mengaku belum mendapatkan bantuan dari pemerintah pusat, dan pemerintah daerah.

Dikutip dari YouTube Talk Show tvOne, Kamis (9/4/2020), awalnya presenter acara 'DI BALIK WABAH CORONA', menanyakan tentang adakah langkah dari pemerintah untuk membantu Dodo.

Dodo menjawab pasca wabah Covid-19 menyebabkan penghasilannya menurun, dan sempat diusir dari kontrakan, belum ada pihak pemerintah yang menghubungi dirinya.

Pembagian makan siang gratis kepada ribuan pengemudi ojol di depan Kantor Pemprov Jateng. (Instagram humas.jateng)

 

"Untuk saat ini belum ada, belum ada yang menghubungi," kata Dodo.

Dodo sendiri menjelaskan dirinya juga belum berkomunikasi dengan pemerintah.

Ia berasumsi permintaannya tidak akan didengar oleh pemerintah, sebab dirinya pernah mengalami kejadian serupa.

"Saya enggak sempat menanyakan apa saya bakal dapat apa enggak," kata Dodo.

"Soalnya karena saya di tempat yang lama pun, saya melaporkan bahwa saya warga sini pun enggak bakal direspons," lanjutnya.

Dodo sendiri mengakui dirinya tidak memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) DKI Jakarta.

Ia mengatakan dirinya berasal dari Jawa Tengah, namun berdomisili di Jakarta.

Ketika ditanya berapa kisaran bantuan yang kira-kira diperlukan olehnya, Dodo sempat bingung menjawab.

Ia mengatakan yang penting adalah cukup untuk menghidup kebutuhannya.

"Bisa Rp 500 (ribu) mungkin cukup untuk saya," kata Dodo.

Presenter Gina Fita lalu menanyakan apa alasan Dodo enggan menanyakan kepastian bantuan dari pemerintah.

Dodod mengatakan ia ingin dari pihak RT aktif berkoordinasi dengan warga setempat.

"Dari pihak RT harusnya nyamperin penghuni kontrakan kan," kata Dodo.

"Maunya saya dia harus tetap nyamperin tiap-tiap kontrakan."

"Jadi enggak perlu saya harus melapor," lanjutnya.

Dodo merasa apabila melapor, dirinya juga tetap tidak akan mendapat bantuan dari pemerintah.

Hal tersebut ia katakan berdasarkan tetangganya yang pernah melapor untuk mendapat bantuan, namun pada akhirnya tidak tersampaikan.

"Saya melapor pun, saya enggak bakal dapat," kata Dodo.

"Karena yang ngalamin sudah-sudah juga begitu," lanjutnya.

Dodo menilai bantuan yang disalrukan masih pilih-pilih siapa yang akan menerimanya.

"Ibaratnya kalau bagi saya cuma lihat-lihat orang, memilih-milih orang untuk membagikan bantuan itu," pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, Dodo adalah seorang driver Ojol yang kehidupannya berubah drastis setelah wabah Covid-19 menyebar di Jakarta.

Ia bersama istri, dan kedua anaknya bahkan pernah terpaksa bermalam di sebuah emperan ruko di wilayah Grand Depok City, lantaran diusir dari kontrakan tempatnya tinggal.

Namun beruntung nasib Dodo kini telah membaik.

Dikutip dari Kompas.com, Rabu (8/4/2020), berkat simpati dari pengemudi Ojol lain, ia dan keluarganya telah kembali ke kontrakan.

"Ada driver anak Depok kalau tidak salah dari Gang Bakti dia nyamperin saya ke base camp Margonda. Dia minta izin diantar ke rumah yang lama, saya bilang ya sudah kalau mau ke sana saya anterin," kata Dodo saat dihubungi Rabu (8/4/2020) petang.

Dodo mengatakan pengemudi Ojol yang ia temui tersebut dengan sukarela melunasi biaya kontrakan Dodo.

"Sampai di sana saya panggil yang punya kontrakan, driver ojol ini yang urus kekurangan sampai lunas," kata Dodo.

"Sekarang saya sudah balik lagi ke rumah yang lama," sambung Dodo.

• Driver Ojol Menangis Cerita Berjuang Hidupi Keluarga di Tengah Corona, Sempat Tidur di Emperan Ruko

Simak videonya mulai menit ke-4.05:

(TribunWow.com/Anung)