Virus Corona

Ridwan Kamil Tertawa Ditanya soal Mudik di Tengah Corona: Melarang Hak, tapi Inginnya Enggak Ada

Penulis: anung aulia malik
Editor: Atri Wahyu Mukti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wawancara dengan Gubernur Jabar Ridwan Kamil terkait imbauan mudik, Instagram/@bbcindonesia, Rabu (8/4/2020).

TRIBUNWOW.COM - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) telah memutuskan tidak akan mengeluarkan larangan terkait masyarakat untuk mudik ke kampung halaman.

Namun di sisi lain pemerintah akan terus menyerukan imbauan agar masyarakat tidak pulang ke kampung, supaya penyebaran wabah Virus Corona (Covid-19) tidak menyebar luas.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengakui dapat merasakan kebingungan yang dialami pemerintah pusat.

NEKAT MUDIK - Warga nekat mudik menggunakan angkutan bus umum melalui Terminal.Kalideres, Jakarta Barat, Rabu (1/4/2020). Himbauan pemerintah untuk tidak mudik sepertinya tak dihiraukan, padahal tindakan tersebut mengundang penyebaran wabah Covid-19 ke luar ibukota. WARTA KOTA/NUR ICHSAN (WARTA KOTA/NUR ICHSAN)

 

Kabar Baik dari Ganjar Pranowo bagi Warganya yang Tak Mudik dari Jakarta: Nanti Kita Kasih Insentif

Hal itu terekam pada wawancaranya dengan BBC News Indonesia, melalui Instagram @bbcindonesia, Rabu (8/4/2020).

Awalnya Ridwan Kamil ditanyakan apakah diperlukan adanya aturan tegas dari pemerintah soal larangan mudik lebaran.

"Apakah memang sebenarnya butuh aturan yang lebih tegas dari pemerintah?" tanya wartawan BBC News Indonesia. 

"Bukan hanya sekadar imbauan." lanjutnya.

Ridwan Kamil mengatakan dirinya memahami mengapa pemerintah pusat tidak mengambil jalan untuk melarang mudik.

"Saya memahami dasar keputusan (pemerintah) pusat, mereka tidak mau melanggar HAM kira-kira begitu," katanya.

Di sisi lain, Ridwan Kamil mengatakan pada kenyataannya pemerintah memang ingin melarang mudik.

"Melarang hak, begitu, tapi inginnya enggak ada (mudik), memang (dilema)," kata Ridwan Kamil sambil tertawa.

Selanjutnya, Ridwan Kamil kembali ditanya soal keinginan pribadinya tentang larangan mudik.

"Secara pribadi Kang Emil sendiri sebenarnya, apakah ingin menghapus mudik di Jabar?" tanya wartawan kepada Ridwan Kamil.

Gubernur yang kerap bercanda dengan warganet di akun media sosialnya itu tidak menjawab pertanyaan dengan jelas.

Dia hanya mengatakan bahwa keinginan pribadinya dapat terjawab dari jawabannya yang sebelumnya.

"Saya kira sudah terjawab lah, itu maksudnya begitu," jawab Ridwan Kamil singkat.

Wawancara dengan sejumlah gubernur, terkait kebijakan seruan larangan mudik di tengah wabah Covid-19. Instagram/@bbcindonesia, Rabu (8/4/2020) (Instagram/@bbcindonesia)

Respons Khofifah soal Mudik

Hampir serupa dengan Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa juga enggan gegabah melakukan larangan mudik.

"Kalau saya tidak bisa menyebut melarang (mudik), sebelum saya bisa mengingintervensi kebutuhan mereka," kata Khofifah.

Khofifah mengatakan imbauan seharusnya dilakukan oleh semua pihak, tidak hanya dari pemerintah seorang.

"Saya ini sampai mengajak ketua asosiasi sate Madura, ayo kit sama-sama menyampaikan," kata Khofifah.

"Jadi imbauan itu bukan hanya dari pemerintah, tapi imbauan secara kultural."

Khofifah kemudian menjelaskan kepada masyarakat agar bisa ikut saling mengimbau keluarga mereka untuk melindungi satu sama lain dari penyebaran Covid-19.

"Kapan kita sayang diri kita, itu artinya kita sayang keluarga kita," katanya.

"Itu artinya kita jangan mudik," tambah Khofifah.

Hotman Paris Imbau Warga Jakarta Tak Mudik karena Virus Corona: Saya 24 Hari di Rumah Pakai Kimono

Fatwa Haram Mudik

Ridwan Kamil berpendapat cara yang paling tepat agar imbauan dapat ampuh adalah dengan merangkul tokoh-tokoh agama untuk memberikan penjelasan.

Dalam kasus ini, Ridwan Kamil mengakui mendukung penuh soal fatwa haram mudik selama terjadi pandemi Covid-19.

"Masukkan saya ke Pak Wapres sederhana, Pak Wapres saya bilang, kalau ada Fatwa MUI yang menyatakan bahwa mudik itu haram selama pandemi, itu pasti ditaati, pasti yakin tidak ada yang mudik, tapi kalau hanya imbauan-imbauan pasti ada yang nyolong-nyolong (mudik)," kata Ridwan Kamil.

Pria yang akrab disapa Kang Emil tersebut menjelaskan apabila hanya imbauan, tidak akan bisa efektif mengurangi pemudik.

"Sekarang saja sudah ada yang nyolong-nyolong (mudik)," katanya.

Ini Prosedur Karantina Pemudik di Solo, Bisa Isolasi Mandiri di Rumah, Berlaku selama KLB Corona

 

 

Luhut Binsar Jelaskan Alasan Tak Larang Mudik

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi sekaligus Menhub Ad Interim, Luhut Binsar Panjaitan memberikan penjelasan alasan pemerintah tidak melarang warga mudik di tengah pandemi Covid-19.

Seperti diketahui, pemerintah memutuskan untuk tidak mengeluarkan larangan resmi untuk mudik Lebaran ke kampung halaman.

Dilansir TribunWow.com, hal itu tentu berdasarkan beberapa pertimbangan baik secara ekonomi maupun kultural.

Luhut Pandjaitan memberikan penjelasan alasan pemerintah tidak melarang warga mudik ditengah pandemi Covid-19. (Capture YouTube Kompas TV)

 • Virus Corona Merebak, Luhut Pandjaitan Sebut Libur Mudik Lebaran Kemungkinan Mundur Akhir Tahun

Luhut menyebutkan, ada kemungkinan larangan yang diterbitkan pemerintah tidak akan diindahkan oleh masyarakat.

Bisa jadi hal itu karena mudik sudah merupakan agenda bahkan tradisi tahunan bagi masyarakat Indonesia, khususnya perantau.

"Jadi yang pertama pertimbangan utamanya, dari tadi menjawab pertanyaan tadi, orang kalau dilarang pun mau mudik saja." seperti dikutip di kanal YouTube Kompas TV, Kamis (2/4/2020).

Oleh karena itu, pemerintah hanya mengimbau kesadaran masyarakat akan risiko yang bakal ditanggung apabila tetap memaksa mudik.

Luhut mengingatkan, memaksakan mudik hampir dapat dipastikan seseorang sama saja membawa penyakit ke kampung halamannya.

"Jadi sekarang kami imbau kesadaran bahwa kalau Anda mudik pasti bawa penyakit. Hampir pasti bawa penyakit. Dan kalau bawa penyakit, di daerah bisa meninggal, bisa keluargamu," tegasnya.

Selain itu, pertimbangan pemerintah tidak melarang mudik dan hanya sekadar imbauan adalah agar ekonomi Indonesia tetap berjalan dan tidak mati sama sekali.

Menurut perhitungan pemerintah, tidak adanya pelarangan mudik juga merupakan opsi terbaik bila dibandingkan opsi yang lain.

Sebut saja apabila dibandingkan dengan opsi lockdown.

• Bahas Corona, Aiman Tersenyum saat Connie Rahakundini Singgung Luhut Binsar: Menteri Segala Macam

Sebagai contoh, negara India yang justru masyarakat kecilnya sangat terdampak akibat langkah tersebut.

Oleh karena itu, masyarakat hanya perlu didisiplinkan untuk tetap menjaga jarak dan sadar diri.

Tentunya, hal tersebut tidak terlepas dari bantuan semua pihak terutama media.

"Pertimbangan utama kita supaya ekonomi tidak mati sama sekali. Setelah kami hitung, ini pilihan yang terbaik," jelas Luhut.

"Katakan kita lockdown, di India, Malaysia, di China itu juga hanya di Hubei. Jadi dari pertimbangan semua itu, kami sarankan ke Presiden."

"Dan Presiden lebih jernih, kalau itu dilakukan maka dampak yang paling kena adalah masyarakat paling bawah," kata Luhut.

"Tapi kalau kita bisa disiplinkan masyarakat dan bantuan media berikan berita yang pas, dan jaga jarak, maka itu sangat membantu," imbuhnya.

Luhut menambahkan, Covid-19 sebenarnya sangat tidak cocok dengan iklim Indonesia yang panas.

Namun, apabila protokol untuk tetap menjaga jarak tidak diindahkan hal tersebut tidak berarti apa-apa.

"Dari hasil modeling, cuaca Indonesia yang panas dan humidity tinggi maka untuk Covid-19 itu enggak kuat. Namun kalau jaga jarak tak dilakukan ya tidak berarti," tandasnya.

Lihat Videonya dari menit 00:20 - 02:30

(TribunWow.com/Anung/Rilo)

BACA JUGA Ridwan Kamil Tertawa Ditanya soal Mudik di Tengah Corona: Melarang Hak, tapi Inginnya Enggak Ada