Virus Corona

Pandemi Virus Corona, Kalangan Mana Saja yang Lebih Berisiko Terjangkit? Ini Tips Pencegahannya

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Tiffany Marantika Dewi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ahli medis di Hong Kong memperingatkan potensi Virus Corona menjadi wabah virus yang mendunia

TRIBUNWOW.COM - Ada beberapa kalangan dengan kondisi medis tertentu yang lebih rentan terjangkit Virus Corona (Covid-19).

Seperti diketahui, penyebaran virus tersebut telah ditetapkan berstatus pandemi dan telah banyak menimbulkan korban jiwa.

Meskipun awalnya dimulai dari gejala ringan yang mirip dengan flu biasa, virus yang menyerang organ pernapasan ini dapat mematikan apabila sistem kekebalan tubuh tidak siap.

Para pekerja medis membawa seorang pasien di bawah perawatan intensif ke rumah sakit sementara Columbus Covid 2 yang baru dibangun pada 16 Maret 2020 untuk para pasien coronavirus di Gemelli di Roma. Wabah Virus Corona di Italia Makin Parah, Orang Berusia 80 ke Atas akan Dibiarkan Mati jika Kondisinya Kritis (AFP/ANDREAS SOLARO)

Achmad Yurianto Jelaskan soal Adanya Perbedaan Data Virus Corona antara Pemerintah Pusat dan Daerah

Ditambah lagi kondisi medis yang sebelumnya diidap dapat memperparah keadaan pasien.

Maka dari itu, penting memperhatikan kondisi kesehatan sebelum agar dapat memepersiapkan diri dalam menghadapi pandemi Virus Corona.

Berikut TribunWow.com merangkum tips yang dikutip dari laman resmi redcross.org tentang kondisi medis yang harus diwaspadai.

Perlu diingat, kondisi-kondisi berikut dapat terjadi pada orang dengan usia berapa pun.

1. Memiliki Penyakit Serius

Apabila memiliki penyakit serius yang pernah diidap, kewaspadaan terhadap Virus Corona harus ditingkatkan.

Sebagai contoh, sakit jantung, paru-paru, liver, diabetes, asma ringan sampai berat, obesitas, dan gagal ginjal.

2. Sistem Kekebalan Tubuh Rendah

Sistem imunitas atau kekebalan tubuh yang rendah harus menjadi alarm tanda bahaya.

Virus Corona diketahui berdampak lebih buruk pada orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang buruk.

Kekebalan tubuh yang rendah juga dapat terjadi pada pasien yang sedang menjalani pengobatan kanker.

3. Ibu Hamil

Ibu hamil harus terus-menerus memantau kesehatannya dalam masa yang rentan ini.

Alasannya adalah ibu hamil cenderung lebih rentan terkena penyakit yang disebabkan virus.

Meskipun begitu, sejauh ini belum ada penelitian yang menunjukkan resiko ibu hamil terjangkit Virus Corona lebih tinggi.

Kabar Duka, Dokter sekaligus PNS Kemenkes dr Karnely Meninggal Dunia, Berstatus PDP Virus Corona

Apabila Anda termasuk dalam kategori tersebut, ada baiknya melakukan langkah pencegahan ekstra.

Berikut adalah sejumlah tips yang dapat Anda lakukan untuk menghindari Virus Corona.

1. Tetaplah Tinggal di Rumah

Sesuai anjuran pemerintah, kurangi aktivitas di luar rumah.

Tetaplah tinggal di rumah Anda dan hindari kontak langsung dengan orang lain.

2. Konsultasi dengan Dokter

Apabila Anda merasa perlu melakukan tindakan tertentu berkaitan dengan kondisi kesehatan, Anda dapat menghubungi dokter.

Terutama jika Anda membutuhkan obat-obatan tertentu sesuai kondisi tubuh Anda.

Ditambah lagi Anda harus lebih banyak berdiam diri di rumah sampai batas waktu yang belum ditentukan.

Beda Sesak Napas Biasa dengan yang Diakibatkan Virus Corona, Ada Gejala Demam dan Batuk

3. Hubungi Layanan Gawat Darurat saat Mendapati Gejala

Gejala-gejala akibat Virus Corona meliputi batuk kering terus-menerus, demam tinggi, kelelahan, dan sesak napas.

Jika Anda mendapati gejala-gejala tersebut pada diri Anda atau orang lain yang memiliki kondisi kesehatan seperti di atas, isolasi diri selama 14 hari.

Apabila setelah itu masih didapati gejala, segera hubungi layanan kesehatan terdekat untuk mendapat perawatan.

Bedakan Sesak Napas Akibat Virus Corona, Disertai Gejala Demam

Mengingat bahaya yang bisa ditimbulkan Virus Corona (Covid-19), penting untuk memerhatikan gejala yang timbul di tubuh.

Seperti diketahui, virus yang menyerang organ pernapasan tersebut telah ditetapkan berstatus pandemi.

Artinya banyak kasusnya ditemukan di berbagai negara dan mengakibatkan korban jiwa.

• Sopir Taksi di Bekasi Bunuh Diri karena Tak Kerja saat Wabah Corona, Sempat Ditagih Cicilan Mobil

Gejala-gejala yang ditimbulkan Virus Corona yakni batuk kering, demam, dan disertai sesak napas.

Gejala tersebut mirip dengan flu biasa, sehingga mungkin sulit untuk memutuskan tindakan medis karena tampaknya tidak darurat.

Berikut TribunWow.com memberikan tips membedakan sesak napas akibat Virus Corona yang dikutip dari express.co.uk.

Kesulitan bernapas didefinisikan sebagai rasa kehabisan napas.

Apabila sesak napas disertai dengan demam di atas 38 derajat Celcius dan batuk terus-menerus, kemungkinan besar terjadi akibat Covid-19.

Meskipun begitu, kesulitan bernapas yang tidak disertai gejala flu kemungkinan disebabkan kondisi medis yang lain.

Sebagai contoh, sesak napas (dyspnea) dapat menjadi tanda-tanda kecemasan.

Saat sesak napas terjadi, cobalah merilekskan diri Anda dengan pernapasan diagframa atau pernapasan perut.

Letakkan telapak tangan Anda secara perlahan di dada bagian atas dan telapak yang lain di bagian bawah rusuk.

Anda akan bisa merasakan pergerakan diagframa saat bernapas.

• Update Virus Corona di Indonesia, Tambah 247 Kasus Total 2.738, Berikut Peta Persebarannya

Bernapaslah secara perlahan melalui hidung sehingga Anda bisa merasakan pergerakan perut melalui tangan.

Lalu dengan bibir dikerucutkan, tekan perlahan perut Anda sambil membuang napas selama sekitar dua detik.

Ulangi langkah ini sampai Anda lebih tenang.

Teknik pernapasan tersebut akan membuat diagframa berkontraksi, melonggarkan otot perut, serta memperdalam tarikan napas.

Jika Anda masih merasa kesulitan bernapas setelah melakukan tindakan tersebut, perhatikan gejalanya.

Apabila Anda tidak mengalami gejala seperti flu, ada kemungkinan Anda mengidap asma.

Asma ditandai dengan bagian dada terasa terikat dan kehabisan napas.

Jika mengalami tanda-tanda tersebut, Anda bisa memeriksakan kondisi kesehatan ke dokter. (TribunWow.com)