Virus Corona

Imbau Masyarakat untuk Tidak Mudik, Aa Gym: Jangan Sampai Pulang Menjadi Bencana Bagi Keluarga

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Ananda Putri Octaviani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menyikapi adanya pergerakan masyarakat yang melakukan tradisi mudik tokoh agama KH Abdullah Gymnastiar menjelaskan menurut sudut pandang Islam, Selasa (7/4/2020).

TRIBUNWOW.COM - Menyikapi adanya pergerakan masyarakat yang melakukan tradisi mudik tokoh agama KH Abdullah Gymnastiar menjelaskan menurut sudut pandang Islam.

Sejumlah masyarakat dari kota-kota besar diketahui banyak yang pulang ke kampung halamannya.

Hal tersebut dilakukan ditengah gencarnya imbauan pemerintah untuk tidak mudik agar dapat mengurangi potensi penyebaran Virus Corona.

Kisah Keluarga Pasien Covid-19 di Jambi, Kesal Diteror Tetangga hingga Ancam Bakar Rumah Sendiri

Dilansir akun Youtube metrotvnews, Selasa (7/4/2020), kiai yang akrab disapa Aa Gym tersebut mengimbau masyarakat yang berada di wilayah rawan Covid-19 untuk tetap berada di sana.

"Sungguh mulia bagi para sahabat atau saudara kita yang yang berada di zona yang berbahaya untuk bertahan di sana," kata Aa Gym.

Ia meminta masyarakat untuk tidak pulang ke kampung halamannya sehingga bisa mencelakakan keluarga maupun lingkungannya.

"Jangan sampai pulang menjadi bencana bagi keluarganya, menjadi musibah bagi ibu bapaknya, menjadi petaka bagi lingkungannya," kata Aa Gym dengan tegas.

"Sebaiknya bertahan," tandasnya.

Sebelumnya, Aa Gym menyatakan bahwa aturan mudik di saat wabah, telah diatur dalam ajaran agama Islam.

"Kalau merujuk kepada Hukum Islam, kalau di suatu tempat terjadi wabah, maka yang tinggal di tempat tersebut dilarang pergi keluar meninggalkan tempat, dan yang di luar dilarang masuk ke dalam," jelas Aa Gym.

Pasien Sembuh dari Covid-19 Bisa Alami Gangguan Paru-paru, dr Setyadi: Yang Menderita Berat Ya

Ia menerangkan bahwa dalam situasi pandemi, masyarakat yang berada di wilayah berzona merah diharapkan tetap bertahan.

Hal ini dikarenakan risiko penularan dari masyarakat yang ada di zona tersebut kepada masyarakat lainnya akan sangat tinggi.

"Jadi kalau daerahnya zona merah, jelas sekali bahwa di sana bahaya penularannya tinggi," ujar Aa Gym.

"Maka sebaiknya tetap berada di sana apalagi setelah adanya fatwa," imbuhnya.

Aa Gym menjelaskan bahwa menurut informasi yang didengarnya 85 persen penderita Covid-19 adalah orang tanpa gejala (OTG).

Hal inilah yang berbahaya, karena OTG tersebut kemungkinan tidak menyadari bahwa dirinya telah terjangkit.

OTG tersebut masih bisa bebas beraktivitas dan memiliki potensi sebagai pembawa virus (carrier) yang akan menularkannya ke orang lain.

Lihat tayangan selengkapnya dari menit pertama:

Pemudik akan Berstatus ODP

Pemerintah tidak mengeluarkan larangan resmi untuk masyarakat yang akan melakukan tradisi mudik, namun pemudik tersebut akan langsung berstatus orang dalam pemantauan (ODP).

Arus mudik yang diperkirakan akan ramai menjelang Hari Raya Idul Fitri 2020 M/ 1441 H, membuat pemerintah perlu menetapkan sejumlah aturan.

Hal ini bertujuan untuk mencegah makin menyebarnya Virus Corona yang saat ini merebak di tengah masyarakat.

Dilansir Kompas.com, Kamis (2/4/2020), Juru Bicara Presiden Fadjroel Rachman menyatakan imbauan pemerintah terkait pelaksanaan mudik lebaran.

Ia mengatakan bahwa masyarakat yang pulang ke kampungnya akan langsung berstatus ODP dan harus menjalani isolasi selama dua pekan.

"Pemudik wajib isolasi mandiri selama 14 hari," ujar Fadjroel seusai rapat terbatas, Kamis (2/4/2020).

Ia menerangkan bahwa Kebijakan tersebut diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).

Pemerintah juga akan terus berupaya untuk terus mengedukasi masyarakat dan mengimbau agar tidak pulang ke kampung halaman selama masa pandemi Virus Corona masih berlangsung.

"Kampanye ini akan melibatkan tokoh masyarakat, tokoh agama, dan publik figur," jelas Fadjroel.

Fadjroel juga mengungkapkan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menginstruksikan pemerintah daerah untuk membuat kebijakan khusus terkait para pemudik ini sesuai protokol kesehatan WHO dengan ketat.

"Presiden Joko Widodo sekali lagi mengingatkan bahwa tugas Kabinet Indonesia Maju dan pemerintah daerah adalah mencegah penyebaran Covid-19 secara rasional dan terukur.

Prinsip pemerintah, keselamatan rakyat adalah hukum tertinggi," pungkas Fadjroel. (TribunWow.com/Noviana)