TRIBUNWOW.COM - Fenomena Bulan Purnama Perigee telah menampakkan dirinya di Indonesia sejak Selasa (7/4/2020).
Peristiwa yang juga dikenal dengan nama Super Pink Moon tersebut akan terus berlangsung hingga Rabu (8/4/2020).
Lantas apa itu fenomena Super Pink Moon?
• Kesaksian Warga soal Fenomena Sinkhole di Semanu: Dengar Suara Gemuruh dan Lihat Istri Ada di Lubang
Berdasarkan penjelasan dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, fenomena Super Pink Moon adalah saat posisi bulan terletak di belakang Bumi bila dilihat dari matahari.
Pada posisi tersebut, wajah bulan akan sepenuhnya menyala terang karena terkena cahaya dari Matahari.
Penampakkan Super Pink Moon dapat dilihat mulai pukul 09.35 WIB.
Bulan purnama ini telah dikenal oleh suku-suku asli Amerika awal sebagai peristiwa bulan purnama penuh.
Dinamakan demikian karena menandai munculnya lumut merah muda, atau Phlox tanah liar, yang merupakan salah satu bunga musim semi pertama, karena menandakan munculnya Phlox yang berwarna merah muda, maka dari situlah muncul nama Super Pink Moon.
Nama lain dari fenomena ini adalah Sprouting Grass Moon, The Growing Moon, dan Egg Egg.
Peristiwa ini juga memiliki arti tersendiri bagi suku-suku yang tinggal di pesisir.
Mereka menyebut peristiwa ini sebagai Bulan Ikan Purnama sebab pada waktu tersebut, ikan salmon akan berenang ke hulu untuk bertelur.
Fenomena Super Pink Moon kali ini menjadi spesial dibanding tiga fenomena supermoon lainnya di tahun 2020.
Pada kali ini, Super Pink Moon menjadi Bulan Purnama terbesar dan paling terang tahun ini.
Berikut keterangan yang ditulis oleh akun Instagram resmi @lapan_ri, pada unggahannya Selasa (7/4/2020).
"Bulan Purnama Perigee Supermoon, dikenal juga sebagai Super Pink Moon, Sprouting Grass Moon, Growing Moon, dan Egg-Egg akan menjadi Bulan Purnama terbesar dan paling terang tahun ini,
Supermoon merah muda, kadang-kadang disebut bulan purnama Paskah, mengisi langit malam dengan cerah dan bercahaya untuk musim semi."
Kepala Bidang Diseminasi Pusat Sains Antariksa (Pussainsa), Dr Emanuel Sugging Mumpuni mengatakan peristiwa ini akan terjadi mulai Matahari terbenam, hingga pagi hari.
"Kalau bulan purnama tanggal 8 April, akan terjadi dari terbenam Matahari sampai pagi hari, baik untuk menemani yang Work from Home," kata Emanuel saat dihubungi Kompas.com, Senin (30/3/2020).
Selain peristiwa Super Pink Moon, Emmanuel mengatakan masih ada lagi peristiwa supermoon yang akan terjadi di tahun 2020.
"Nanti bulan Mei masih ada lagi (supermoon)," katanya.
• Viral Video Suasana Haru saat Pegawai Ramayana Depok Terkena Gelombang PHK, Imbas Virus Corona
Fenomena Menarik di Bulan April
Selain Super Pink Moon, masih ada fenomena lain yang dapat disaksikan sepanjang bulan April.
Berdasarkan keterangan dari @lapan_ri, Senin (30/3/2020), masih ada dua fenomena alam langka yang terjadi di bulan April.
Dua fenomena tersebut adalah hujan meteor Lyrids, dan fenomena Bulan Baru.
Hujan Meteor Lyrids
Lyrids merupakan hujan meteor biasa yang menghasilkan sekitar 20 meteor per jamnya pada saat puncak.
Meteor tersebut diproduksi oleh partikel debu yang ditinggalkan oleh komet C/ 1861 G1 Thatcher yang ditemukan pada tahun 1861.
Peristiwa ini berlangsung setiap tahun mulai 16 hingga 25 April.
Lokasi paling ideal untuk mengamati fenomena ini dapat anda lakukan dari lokasi yang gelap selepas tengah malam.
Apabila Anda beruntung, untuk beberapa detik Anda akan dapat melihat jejak debu cerah yang dihasilkan oleh meteor.
Bulan Baru
Fenomena ini akan terjadi pada 23 April nanti.
Pada fenomena Bulan Baru, Bulan akan terletak di sisi bumi yang sama dengan matahari.
Nantinya Bulan tidak akan terlihat di langit ketika malam tiba.
Fase ini terjadi pada 02.27 UTC atau 09.27 WIB.
Anda dapat memanfaatkan fenomena Bulan Baru yang gelap, untuk mengamati benda-benda yang redup sepeti galaksi, dan gugusan bintang.
Sebab selama Bulan Baru berlangsung, cahaya bulan tidak akan mengganggu observasi galaksi.
• Cara Gadis Cilik di Lampung Barat Perangi Corona, Berpantun sambil Bermain Rebana, Videonya Viral
(TribunWow.com/Anung)