TRIBUNWOW.COM - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Padjaitan menegaskan bahwa Pemerintah Pusat tak pernah bersitegang dengan Pemerintah Daerah terkait penanganan Virus Corona.
Hal itu diungkapkan Luhut Binsar Pandjaitan melalui sambungan video call dengan acara Rosi Kompas TV pada Kamis (2/4/2020).
Mulanya, Luhut Binsar Pandjaitan menjelaskan bahwa izin PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) bisa diajukan Pemerintah Daerah pada Kementerian Kesehatan.
• Kisah Pasien Sembuh Virus Corona di Bekasi: Dokter Berkaca-kaca Beri Tahu Hasil Saya Sudah Negatif
"Kalau prosedurnya di PSBB ini kan ada satu mengajukan ke Menteri Kesehatan nanti diproses di Kementerian Kesahatan bagaimana-bagaimananya," ujar Luhut.
Lalu, Luhut menjelaskan bahwa hubungan antar pemerintah kini baik-baik saja.
Menurutnya media yang membuat semuanya bertentangan.
"Kita sama DKI baik-baik aja kok, tadi sore masih pertemuan menyelesaikan masalah bantuan terhadap 3,7 juta penduduk yang kurang mampu di DKI," jelas Luhut.
Sehingga, ia meminta agar media tidak membuat seolah-olah hubungan antar pemerintah kurang baik.
"Dalam keadaan seperti ini tolong teman-teman media jangan buat jadi polemik."
"Ini yang tak perlu dijadikan polemik, enggak ada yang salah," jelas dia.
• Luhut Binsar Pandjaitan Jawab Tudingan Jadi Pembisik Jokowi: Buktiin, Nanti Saya Cium Tangannya
Saat ditanya terkait Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan baru saja mengajukan PSBB ke Pemerintah Pusat, Luhut menegaskan pihaknya belum bisa berkomentar banyak.
Biarlah Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto yang menentukan.
"Ya kan suratnya setahu saya baru diajukan, bagaimana saya mau berkomentar? Apa isinya kita tunggu saja nanti."
"Biar Pak Terawan pelajari ya nanti beri rekomendasinya, kita tunggu saja," ucap dia.
Ia menegaskan bahwa dalam PSBB itu semua sudah ada aturannya.
"Mengapa kita berpolemik soal itu, berandai-andai semua sudah ada mekanismenya," kata dia.
• UPDATE Virus Corona di Indonesia 3 April 2020: 1986 Kasus Positif, 181 Meninggal, 134 Sembuh
Lalu, lagi-lagi Luhut menegaskan bahwa hubungan dengan Pemerintah DKI Jakarta baik-baik saja.
"Hubungan kita sama DKI baik-baik aja kok, ada orang bikin ini bikin itu ya supaya bikin seolah-olah ramai," ucap Luhut.
Menurutnya, memang ada pihak-pihak yang sengaja membuat seolah-olah Pemerintah Daerah dan Pusat tak akur.
"Ada orang bikin gini bikin itu ya supaya bikin seolah-olah ramai."
"Enggak ada yang ramai, biasa-biasa aja kok," ujarnya.
Selain itu, ia menegaskan bahwa hubungan antar kementerian berjalan baik.
• Merasa Takut saat Alami Batuk Kecil, Apakah Gejala Virus Corona? Begini Penjelasannya
"Enggak ada yang aneh kok, semua prosedur yang ada kita turuti aja."
"Kita bekerja dalam sistem, hubungan kami di antara menteri-menteri juga bagus, kompak," ujarnya.
Mantan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan ini mengakui bahwa memang banyak kritik yang masuk terkait penanganan Virus Corona.
"Dengan daerah juga kompak, ada kadang-kadang kritik sana-sini diluruskan."
"Mau sempurna ya enggak bisa lah namanya aja di dunia kok. Jadi enggak ada yang aneh kalau menurut saya," ujarnya.
Lihat videonya mulai menit ke-4;06:
Anies Lapor Perkembangan Covid-19 pada Ma'ruf Amin
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengatakan bahwa status wilayahnya akibat wabah Virus Corona mengkhawatirkan.
Hal itu diungkapkapkan Anies Baswedan melalui sambungan video call pada Wakil Presiden Ma'ruf Amin Kamis (2/4/2020).
Mulanya, Anies mengatakan bahwa biasanya kasus yang dipastikan positif Virus Corona itu lebih kecil dari kenyataannya.
• Anies Laporkan Bansos bagi Kelompok Rentan Miskin pada Maruf Amin, Beri Rp 880 Ribu selama 2 Bulan
"Bila kita melihat dari pelajaran di tempat lain, kasus yang confirm selalu lebih kecil jumlahnya, dibanding yang senyatanya, biasanya setelah satu bulan kemudian kita baru tahu," ujar Anies.
Lalu, Anies mencoba memproyeksikan atau menghitung-hitung jumlah postitif dengan tingkat kematian.
"Kalau kita proyeksikan misalnya kita kembali menggunakan angka tadi. Misalnya saat ini sudah ada 400 orang yang meninggal, sebut lah tingkat kematiannya adalah 10 persen, maka proyeksi kita yang saat ini sudah ada itu empat ribu kasus."
"Bila yang meninggal lima persen, artinya kita ada delapan ribu kasus," jelasnya.
Sehingga, Anies menyimpulkan bahwa jika orang yang dites lebih banyak maka kasus positif
"Jadi jumlah yang dites hasilnya positif, itu tergantung kecepatan kita melakukan testing, karena yang ditesnya sedikit, maka jumlah yang confirm (dikonfirmasi) positif jadi sedikit juga," kata Anies.
• Ragam Aksi Gubernur Bantu Masyarakat Hadapi Corona, Mulai Anies Baswedan, Ridwan Kamil hingga Ganjar
Apalagi jika yang dites itu merupakan orang-orang yang berinteraksi dengan kasus confirm, maka angka positif kasus Corona lebih banyak
"Kalau yang ditesnya itu banyak, dan orang-orang yang mungkin relevan dengan interaksi mereka-mereka yang confirm positif, mungkin kita akan menemukan angka yang lebih tinggi," ucap Mantan Menteri tersebut.
Lantas, Anies menyinggung soal kasus Virus Corona di Jakarta yang terus meningkat.
Sehingga ia merasa khawatir dengan daerah yang dipimpinnya tersebut.
"Jadi Pak Wapres saat ini di Jakarta kita belum menyaksikan kurva ini merata. Kurvanya masih meningkat, ini agak mengkhawatirkan."
"Jadi kalau kita perhatikan masih meningkat terus," ucapnya khawatir.
• PBNU Minta Warga Tak Tolak Pemakaman Jenazah Pasien Corona: Tidak Boleh Diremehkan atau Dihina
Simak videonya mulai menit ke-7.30:
(TribunWow.com/Mariah Gipty)
Baca juga di Tribunnews.com dengan judul Luhut Tegaskan Pemerintah Pusat Tak Pernah Berseteru dengan Anies: Ada Orang yang Bikin Ini Itu