Virus Corona

Kisah Dokter Tak Bisa Bertemu Anak karena Atasi Virus Corona, sampai Titipkan ke Orangtua di Klaten

Editor: Ananda Putri Octaviani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dokter Astari dalam tayangan Indonesia Lawyers Club, Selasa (31/3/2020).

TRIBUNWOW.COM - Menjadi orang di garda depan melawan Virus Corona tentu sangat berisiko.

Tak hanya bagi dirinya sendiri, tetapi juga keluarga.

Hal itu diungkapkan oleh dokter Program Pendidikan Spesialis (PPDS) Paru-paru, dr Astari dalam acara Indonesia Lawyers Club tvOne, selasa (31/3/2020).

Astari menceritakan, dirinya sampai rela tidak bisa bertemu dengan anaknya yang masih berusia 1 tahun.

BPTJ Resmi Batasi Akses dan Semua Moda Transportasi di Jabodetabek demi Cegah Corona, Ini Rinciannya

Saya pribadi yang paling terasa kaitannya dengan wabah Corona ini adalah saya dengan anak saya."

"Anak saya laki-laki umur satu tahun dan faktanya saya enggak bisa sama-sama dia di sini," ujar Astari.

Astari akhirnya terpaksa menitipkan sang putra kepada ibunya yang tinggal di Klaten.

"Anak saya sekarang di Klaten, umur 1 tahun."

"Sekarang dititipkan ke neneknya, kenapanya ya karena Corona," jelasnya.

Astari menambahkan, para tenaga medis yang bekerja di rumah sakit, harus selalu menggunakan alat pelindung diri (APD).

"Semua prosedur harus kami lakukan sesuai dengan SOP-nya," ungkapnya.

Menurutnya, APD harus dipakai oleh tenaga medis, demi melindugi diri sendiri dan pasien.

"Itu kami lakukan bukan untuk satu pihak, memang judulnya APD alat pelindung diri, tapi itu fungsinya adalah untuk kebaikan diri kami sendiri sebagai petugas medis, dan juga pasien," jelasnya.

Ia menegaskan, dirinya tak ingin tertular Virus Corona dari pasien, begitupun sebaliknya.

"Kami tidak ingin tertular dan kami juga tidak ingin menulari," imbuh dr Astari.

Kronologi 300 Siswa Setukpa Polri Positif Corona Hasil Rapid Test, Argo Yuwono: Awalnya 1 Siswa DBD

Debat Saling Tunjuk dengan Haris Azhar soal Kredit Ojol, Fadjroel Akhirnya Pilih Diam dan Buka HP

 

Jokowi Siapkan Anggaran Hadapi Corona

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan, sejumlah pos mulai dari kesehatan hingga ekonomi, akan menerima kucuran anggaran.

Anggaran sebesar Rp 405,1 triliun sebagai tambahan belanja dan pembiayaan APBN 2020, disiapkan untuk pos yang terdampak virus corona.

“Pemerintah memutuskan total tambahan belanja dan pembiayaan APBN Tahun 2020 untuk penanganan Covid-19 sebesar Rp 405,1 triliun,” ujar Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor, Selasa (31/3/2020), dikutip dari laman resmi presidenri.go.id.

Berikut rincian alokasi anggaran tersebut:

1. Bidang kesehatan: Rp 75 triliun.

2. Perlindungan sosial Rp 110 triliun.

3. Insentif perpajakan dan stimulus kredit usaha rakyat (KUR) Rp 70,1 triliun.

4. Pembiayaan program pemulihan ekonomi nasional termasuk restrukturisasi kredit serta penjaminan dan pembiayaan dunia usaha Rp 150 triliun.

Alokasi anggaran bidang kesehatan akan diprioritaskan untuk perlindungan tenaga kesehatan.

Kabar Baik, Maluku Kini Nol Kasus Corona, Satu-satunya Pasien Positif Covid-19 Telah Sembuh di Ambon

Ganjar Pranowo Miris Banyak Jenazah Pasien Corona Ditolak Warga: Yang Penting Anda Tidak Melayat

Anggaran tersebut terutama untuk pembelian alat pelindung diri (APD), alat-alat kesehatan seperti test kit, reagen, dan ventilator.

Selain itu, anggaran tersebut juga disiapkan untuk dana insentif kepada para tenaga medis, ataupun santunan kematian tenaga medis.

“Juga untuk upgrade rumah sakit rujukan termasuk Wisma Atlet."

"Serta untuk insentif dokter, perawat, tenaga rumah sakit, dan santunan kematian tenaga medis serta penanganan permasalahan kesehatan lainnya,” jelas Jokowi. (Tribunnews.com/Nuryanti) 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Curhat Dokter Tak Bisa Bertemu Anak karena Tangani Pasien Corona: Sekarang Dititipkan ke Neneknya