TRIBUNWOW.COM - Sosiolog Universitas Indonesia, Imam Prasodjo menegaskan bahwa kritik pada pemerintah terkait penanganan Virus Corona.
Bahkan hal itu diungkapkan Imam Prasodjo di depan Juru Bicara (Jubir) Presiden Joko Widodo (Jokowi) di acara Indonesia Lawyers Club (ILC) pada Selasa (31/3/2020).
Mulanya, Imam Prasodjo meminta agar jangan sampai mekanisme kebijakan soal bantuan sosial mengalami keterlambatan hingga menimbulkan kesalahpahaman.
• Haris Azhar Kritik Pemerintah terkait Virus Corona, Sosiolog UI: Saya Paham Kefrustasiannya
Seperti diketahui kebijakan pemerintah membantu masyarakat terdampak Virus Corona sudah dipidatokan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Selasa (31/3/2020) sore.
"Poin Anda adalah sebetulnya sudah ada respon yang baik, tapi ke depan ini termasuk yang baru saja di pidato kan tadi jangan sampai diulangi lagi kelambatan di bawah karena kalau kelambatan itu di bawah karena kalau terlambat tadi menimbulkan masalah," saran Imam.
Lalu, ia memberi contoh agar jangan sampai masyarakat salah paham lagi terkait pembebasan biaya listrik selama tiga bulan.
"Ada pertanyaan ini yang mau digratiskan tiga bulan apa household 450 itu yang pake token enggak termasuk karena pertanyaan."
"Kalau itu nanti jawabannya enggak yang hanya, yang bukan pakai token itu ribut lagi. Jangan sampai teknis ini salah," ungkap Imam.
Lalu, ia mengatakan bahwa masyarakat juga perlu diberi kesempatan untuk memilih jalan alternatif terkait pembatasan sosial karena wabah Virus Corona.
• Pertama Kali Umumkan Status KLB, Kota Solo Kini Nol Pasien Virus Corona, Ini 4 Faktanya
"Yang saya maksud perlunya masyarakat itu melakukan cari jalan alternatif misalnya gini yang ojek gini," ucap dia.
Imam memberikan contoh bahwa misalnya pengemudi ojek online kehilangan pendapatan karena sepi, mereka bisa menjadi pengantar barang pada orang-orang yang tak bisa keluar rumah.
"Tiba-tiba terus ada jalan ini PD Pasar Jaya kan ada sembako yang harus dibagikan terus kemudian ojek ini begitu sepinya masyarakat ini apa alternative income-nya."
"Nah kalau ojol ini menjadi pengantar barang-barang itu, nah ada alternatif," tuturnya.
Sosiolog yang juga seorang dosen ini mengatakan setidaknya alternatif-alternatif tersebut perlu segera diatur.
"Apa semuanya terserap? Belum tapi paling tidak mekanisme ini yang belum diatur pemerintah, ada jalan keluar seperti itu," kata Imam.
• Debat Saling Tunjuk dengan Haris Azhar soal Kredit Ojol, Fadjroel Akhirnya Pilih Diam dan Buka HP
Imam mengatakan hal semacam itu harus dibangkitkan sebagai kekuatan rakyat dan pengusaha.
"Nah kalau itu terus dibangkitkan, anda mentok di sini cari alternatif, anda mentok di sini cari alternatif itu kekuatan civil society dan pengusaha mencari alternatif seperti itu," jelasnya.
Di sisi lain, Imam mengatakan bahwa pemerintah tidak apa-apa jika terus dikritik.
"Sambil dikritik pemerintah enggak apa-apa, menurut saya kami ini kan enggak benci sama pemerintah kita juga paham," ucap Imam.
Lebih lanjut, Imam justru mengungkit masa lalu Fadjroel sebelum menjadi jubir presiden.
"Kita juga paham ada layer-layer yang Anda (Fadjroel) sendiri kesel juga, sekarang aja rohnya lagi beda," ungkapnya.
Mendengar hal itu, Fadjroel justru terbahak.
• Walkot FX Hadi Rudyatmo Ancam Warga yang Ngeyel Mudik ke Solo di Tengah Corona: Nek Nekat Karantina
Lantas, Imam justru mengaku mendukung Aktivis HAM Haris Azhar yang kerap mengkritik kebijakan pemerintah.
"Tapi itu yang harus kita dorong terus, jadi kalau orang kayak dia (Haris Azhar) menurut aku dihidupkan aja," ucap Imam sambil menunjuk Haris Azhar.
Lihat videonya mulai menit ke-26:30:
Beri Pesan pada Jokowi
Pada kesempatan yang sama, Imam memberikan pesan pada Presiden Joko Widodo (Jokowi) melalui Juru Bicaranya, Fadjroel Rachman mengenai masalah Virus Corona.
Imam menegaskan bahwa pemerintah tidak sendiri dalam menangani masalah Virus Corona.
• Dr Erlina Jelaskan Alasan Pemakaman Jenazah Virus Corona Dilakukan SOP Ketat, Masih Bisa Menular?
Mulanya, Imam mengatakan bahwa semua pihak harus melindungi dokter.
Satu di antara caranya jangan sampai pasien Virus Corona membludak.
"Ini kan dokter seperti ini kan tulang punggung, betul tulang punggung, dari awal kita sudah ngomong jangan sampai terjadi tsunami pasien," ujar Imam.
Lalu, Imam menyingungg keterbatasan ketersediaan Alat Pelindung Diri (APD) yang terjadi.
Ia kecewa soal adanya Virus Corona di Indonesia yang terlambat terdeteksi.
"Tapi kemarin ya sudahlah terjadi, tapi saya menyesal betul karena sudah teriak-teriak lama kok APD ternyata berantakan."
"Saya tahu juga kenapa itu terjadi begitu kan, karena memang dari awal seolah-olah kita ini enggak meyakini, tidak mendeteksi secara detail di lapangan," singgungnya.
• Jenis Makanan yang Mengandung Vitamin untuk Jaga Daya Tahan Tubuh sebagai Upaya Cegah Corona
Menurut dia, para tenaga medis harusnya mendapat alat dan bahan-bahan agar perlindungan diri kuat.
Namun, ia bertanya-tanya apakah semua tenaga medis mendapatkan hak-haknya.
"Ternyata tidak ada, nah oleh karena itu yang sedang dibantu oleh banyak orang dokter ini bagaimana caranya kalau saya bilang ada pertahanan diri, suruh minum madu, suruh minum Vitamin C segala macam."
"Yang menjadi pertanyaan apakah Dokter di Rumah Sakit itu mendapatkan jaminan itu."
"Apakah juru rawat juga mendapatkan kesempatan oleh itu," ucap Imam.
Lalu, Imam menyoroti soal banyaknya bantuan masyarakat untuk dokter.
Sehingga, ia menegaskan bahwa pemerintah tidak sendiri dalam mengurusi masalah Virus Corona.
• Sebut Penyemprotan Disinfektan ke Manusia Justru Berbahaya, Ganjar Pranowo: Jangan sampai Terhirup
"Nah kalau tidak ada anggaran pemerintah kasih kesempatan masyarakat untuk membantu."
"Sekarang gerakan membantu dokter datang dari masyarakat, nah jadi pemerintah itu enggak sendirian," tegasnya.
Sehingga, Imam memberi pesan pada Jokowi melalui Fadroel Rachman agar masyarakat bisa digerakkan serta difasilitasi untuk berdonasi.
"Gitu loh pak Fadjroel kasih tahu pada Presiden tolong ini masyarakat ini, tapi digerakkan, tapi difasilitasi itu yang menjadi soal," ucap dia.
Lihat videonya mulai menit ke-5:00:
(TribunWow.com/Mariah Gipty)