Virus Corona

Bingung Jokowi Tetapkan Status Darurat Sipil, Zainal Arifin: Saya Enggak Tahu yang Membisikkan Siapa

Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Claudia Noventa
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pakar Hukum Tata Negara, Zainal Arifin Mochtar dalam tayangan Indonesia Lawyers Club, Selasa (31/3/2020).

TRIBUNWOW.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menetapkan status darurat sipil terkait wabah Virus Corona yang hingga kini terus menelan korban.

Dilansir TribunWow.com, penetapan status darurat sipil itu pun menuai kritikan dari sejumlah pihak.

Satu di antaranya yakni Pakar Hukum Tata Negara, Zainal Arifin Mochtar.

Ia bahkan mengaku bingung dengan keputusan Jokowi menetapkan status darurat sipil tersebut.

Pakar Hukum Tata Negara, Zainal Arifin Mochtar dalam acara Indonesia Lawyers Club, Selasa (31/3/2020). (YouTube Indonesia Lawyers Club)

Mulai Batuk, Demam, dan Rasakan Gejala Covid-19, Haruskah Segera ke Dokter?

Debat dengan Fadjroel Rachman soal Kebijakan Jokowi, Haris Azhar: Anda Kupingnya Enggak Mau Buka Sih

Hal itu disampaikan Zainal Arifin melalui sambungan telepon di acara Indonesia Lawyers Club, Selasa (31/3/2020).

"Jadi kalau mau saya sederhanakan, kalau mau dibaca detail undang-undang itu, saya memang agak bingung ketika tiba-tiba melompat ke logika darurat sipil," terang Zainal Arifin.

Ia menjelaskan, status darurat sipil itu tak ada hubungannya dengan penanganan Virus Corona.

Menurutnya, status tersebut hanya digunakan untuk menangani bencana alam, bukan bencana non alam seperti wabah Virus Corona.

"Karena darurat sipil sama sekali enggak ada relasinya dengan yang lain," kata Zainal Arifin.

"Memang ada relasi dengan undang-undang bencana, tapi yang dimaksud itu bencana alam, bukan bencana non alam."

Dihubungi 7 Ojol, Haris Azhar: Mereka Bingung, Banknya Bilang Tak Ada Kebijakan Penangguhan Kredit

Lantas, secara blak-blakan ia mengungkap ketidaksinkronan upaya penanganan Virus Corona.

"Karena epidemi itu dijelaskan di sini adalah bencana non alam, wabah itu non alam," kata dia.

"Jadi penanggulangan bencana pun menurut saya agak sumir kalau kemudian dibawa ke darurat sipil."

Melanjutkan penjelasannya, Zainal Arifin justru mengungkap kebingungannya soal keputusan presiden itu.

Bahkan, ia menyinggung pihak yang mengusulkan Jokowi menetapkan status daruat sipil.

"Saya enggak tahu apa yang terjadi di presiden ketika menjelaskan bahwa ini akan dilakukan pembatasan sosial berskala besar," jelasnya.

"Dan di ujungnya ada kemungkinan menunju ke darurat sipil."

Meskipun bisa digunakan untuk mengatasi bencana, Zainal Arifin kembali menegaskan status darurat sipil tak tepat digunakan untuk menanagani Virus Corona.

"Saya juga enggak tahu siapa yang membisikkan konsep itu, tapi menurut saya dua konsep itu enggak nyambung sebenarnya," ucap Zainal Arifin.

"Walapun meng-cover soal bencana alam tapi sebenarnya tidak ada kaitan. Karena bencana yang dimaksud itu bencana non alam sifatnya."

Isolasi Diri 18 Hari di Rumah, Hotman Paris: Kerjanya Nyemprot, Masak, 30 Botol Desinfektan Habis

Simak video berikut ini menit ke-6.32:

 

Nasib Warga Kelas Bawah

Pada kesempatan itu, sebelumnya Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Haris Azhar mengungkapkan kondisi masyarakat kalangan bawah setelah Virus Corona masuk di Indonesia.

Dilansir TribunWow.com, Haris Azhar menyebut banyak warga yang terpaksa tetap bekerja di tengah wabah Virus Corona.

Ia menjelaskan, warga terpaksa tetap beraktivitas di luar rumah untuk memenuhi kebutuhan hidup meskipun sebanarnya takut tertular Virus Corona.

Alumnus Matematika UI Prediksikan Kapan Waktu Pandemi Corona Berakhir di Indonesia, di Akhir Mei

"Pertama, kalau saya mau bilang sama ngelihat tadi bapak-bapak asongan itu sebetulnya ada semacam fakta yang tidak terbahasakan kira-kira," ucap Haris.

Haris bahkan memberi istilah untuk menggambarkan perjuangan masyarakat kelas bawah yang tetap bekerja meski dilanda Virus Corona.

"Kerja mati, enggak kerja mati," ujar Haris Azhar.

Menurut dia, tak ada satu pun warga yang tak takut pada Virus Corona.

Termasuk masyarakat yang masih nekad bekerja, Haris menyebut mereka menyadari resiko terpapar Virus Corona.

"Pergi kerja ya mereka juga takut dengan Corona, meskipun tadi dibilang bahwa perlu ada penjelasan-penjelasan yang lebih membumi, antropoligis menjelaskan," ujarnya.

"Tetapi juga kesadaran itu ada."

Empat Pasien Covid-19 Asal Semarang Ungkap Kunci Kalahkan Virus Corona hingga Dinyatakan Sembuh

Melanjutkan penjelasannya, Haris menceritakan kisah seorang rekannya yang merupakan seorang pekerja informal.

Haris menyebut, para pekerja informal itu tetap bekerja meski takut tertular Virus Corona.

"Minggu lalu saya dikontak teman saya yang bekerja di sektor informal harian, dia bilang dia juga takut sama virus ini," jelas Haris.

"Tapi di rumah juga tekanannya, rong-rongan-nya juga nyata, jadi memang harus direspon."

Lebih lanjut, Haris mulai menyinggung soal sejumlah kebijakan pemerintah untuk mengatasi wabah Virus Corona.

Bahkan, menurutnya kini pemerintah masih kebingungan mencari cara menghentikan penyebaran virus dengan nama lain Covid-19 itu.

"Tapi saya mau mulai dengan aspek legislasi dulu, sebenarnya hari ini masih menggambarkan kebingungan," ucapnya. (TribunWow.com/Jayanti Tri Utami)