Virus Corona

AS Pusat Virus Corona, Gubernur New York Kewalahan Kurangnya Tenaga Medis: Mohon, Tolonglah Kami

Penulis: Mariah Gipty
Editor: Ananda Putri Octaviani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gubernur New York, Andrew Cuomo bahkan sampai meminta pertolongan agar daerah lain mengirimkan tenaga medisnya.

TRINBUNWOW.COM - Amerika Serikat kini menjadi episentrum pandemik Virus Corona.

Hingga Selasa (31/3/2020) malam, total sudah ada 164.744 kasus Virus Corona dengan kasus aktif sebanyak 156.074, seperti dikutip dari worldometers.com.

5.507 orang sudah dinyatakan sembuh Covid-19, namun 3.163 orang tercatat meregang nyawa.

1 Warganya Positif Corona, 5 Kecamatan di Garut Diawasi Ketat, Pasar Wanaraja Ditutup

Kini Amerika Serikat berada di urutan teratas kasus Virus Corona di atas Italia, Spanyol, dan China.

Negara bagian yang paling parah terdampak Virus Corona di Amerika Serikat adalah New York.

Akibatnya, Pemerintahn New York kewalahan menangani pasien Virus Corona karena kekurangan tenaga medis.

Gubernur New York, Andrew Cuomo bahkan sampai meminta pertolongan agar daerah lain mengirimkan tenaga medisnya.

Ia meminta pada tenaga medis di wilayah yang belum terlalu parah untuk membantu New York.

"Sebagai Gubernur New York, saya meminta kepada semua tenaga kesehatan di seluruh negeri bila tidak ada krisis di tempat Anda, datanglah sekarang dan bantu kami di New York," pinta Andrew seperti dikutip dari channel YouTube Washinton Post pada Selasa.

Maksud Pembatasan Sosial Berskala Besar, Kebijakan yang Diterapkan Jokowi untuk Atasi Virus Corona

Ia menjelaskan bahwa perawat di New York sampai bekerja hingga 12 jam.

"Kami butuh pertolongan, kami membutuhkan bantuan untuk perawat yang bekerja selama 12 jam. Satu orang lainnya dengan lainnya bergantian."

"Kami butuh pertolongan untuk para dokter," pintanya.

Bahkan, ia sampai memohon agar ada yang mau membantu wilayahnya mengatasi Virus Corona.

Andrew berjanji akan membalas suatu saat nanti.

"Kami butuh bantuan untuk para petugas. Jadi bila Anda tidak sibuk, datang dan tolonglah kami."

"Kami mohon, kami akan membalas bantuan Anda," mohonnya.

VIRAL Pria Tergeletak di Jalan Jakarta Kota Bandung, Akhirnya Dievakuasi ke RSHS

Andrew menilai bahwa New York kini berada di titik puncak penyebaran Virus Corona.

Ia menduga bisa jadi jika wilayahnya telah berkurang akan berpindah ke daerah lain.

"New York ya kita sekarang sangat intens, akan ada kurva New York pada satu titik berada di sisi lain dari kurva dan kemudian akan ada masalah yang intens di tempat lain di negara ini,' ujar Andrew.

Sehingga, ia menegaskan bahwa pemerintah New York akan membantu apabila itu terjadi.

"Dan New York akan membantu. Jadi bantu New York. Orang-orang yang tejangkit (di daerah lain) bukan hari ini tetapi besok bisa jadi di tempat lain (selain New York)," ucapnya

"Entah itu Detroit, apakah itu di New Orleans," imbuh dia.

Sehingga, menurutnya saat ini adalah waktu yang tepat untuk saling membantu.

"Kasus Virus Corona akan berjalan dengan cara yang berbeda di seluruh negeri dan ini adalah waktu bagi kami untuk saling membantu," ucap dia.

6 Bansos Jokowi bagi Masyarakat Terdampak Covid-19, Kartu Sembako Senilai Rp 200 Ribu per Bulan

Lihat videonya mulai menit ke-30:07:

Trump Perkirakan Puncak Tingkat Kematian Virus Corona saat Paskah

Jumlah korban meninggal akibat virus corona di Amerika Serikat ( AS) pada Senin (30/3/2020) sebanyak 3.008 orang, menurut penghitungan dari Johns Hopkins University.

Kemudian, hingga Selasa (31/3/2020) pagi WIB, Worldometers mencatat korban meninggal di "Negeri Uncle Sam" sebanyak 3.148 orang. Untuk jumlah kasusnya, Johns Hopkins University mencantumkan angka 163.429, tertinggi di dunia melebihi Italia, China, dan Spanyol.

Dilansir dari AFP, Presiden Donald Trump dikritik oleh pemerintah federal karena penanganan yang lambat terhadap pandemi yang menyebar cepat.

Beberapa rumah sakit seperti di New York sampai kekurangan alat pelindung diri (APD), seperti masker dan respirator untuk pasien.

Pada Minggu (29/3/2020), Trump memutuskan untuk memperpanjang aturan social distancing sampai akhir April.

Para ilmuwan ternama mendesaknya menerapkan kebijakan tersebut lantaran semakin meningkatnya kasus virus corona di AS.

Presiden 73 tahun itu juga mengatakan, tingkat kematian akibat Covid-19 di AS kemungkinan akan mencapai puncaknya saat Paskah, dua minggu lagi.

"Paskah seharusnya menjadi puncaknya," kata Trump tentang hari besar umat Kristen yang jatuh pada 12 April tersebut.

"Pemodelan memperkirakan bahwa puncak dalam tingkat kematian kemungkinan akan tercapai dalam dua minggu."

"Setelah dua minggu seharusnya mulai turun, dan semoga sangat banyak dari titik itu," ujar Trump saat memberi pengarahan di Rose Garden Gedung Putih, Minggu (29/3/2020).

Tangkal Corona, Yasonna Laoly Keluarkan Permenkumham, Larang Orang Asing Masuk Indonesia

Sementara itu, pejabat kesehatan AS, Anthony Fauci, menerangkan, korban meninggal virus corona bisa mencapai 200.000 orang jika mitigasi yang mereka lakukan tak berhasil.

Direktur Institut Alergi dan Penyakit Menular Nasional itu menyatakannya dalam wawancara dengan CNN, seperti dilansir Reuters, Minggu (29/3/2020).

Namun, dalam konferensi pers di Rose Garden, Anthony Fauci berusaha mengendalikan situasi dengan menyatakan bahwa jumlah itu didapat berdasarkan simulasi.

Dia menjelaskan, 100.000-200.000 orang bakal meninggal karena virus corona adalah skenario terburuk jika masyarakat tak mengikuti anjuran pemerintah.  (TribunWow.com/Mariah Gipty, Kompas.com/Aditya Jaya Iswara)

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Korban Meninggal Covid-19 di AS Tembus 3.000 Orang"