TRIBUNWOW.COM - Guru Besar Epidemiologi FKM Universitas Indonesia (UI) Prof. Dr. dr. Bambang Sutrisna telah meninggal seusai sakit pasca merawat seorang pasien positif Covid-19.
Anak dr. Bambang Sutrisna, dr. Leonita Triwachyuni menceritakan momen-momen terakhir ayahnya, mulai dari jatuh sakit hingga menghembuskan nafas terakhir.
Pada acara Mata Najwa, Rabu (25/3/2020), awalnya Leonita menceritakan awal mula ayahnya mulai menunjukkan gejala sakit.
• dr Tirta Geregetan Lihat Cuitan Netizen Twitter soal Corona: Itu Pengin Saya Jitak Kepalanya
Leonita mengatakan sejak Minggu (22/3/2020), ayahnya tersebut mulai merasakan sesak napas yang parah, disertai batuk-batuk.
Kakak Leonita akhirnya menelpon dirinya, dan mengatakan bahwa ayahnya tersebut minta untuk diantar berobat ke rumah sakit.
"Papi sakit nih, minta tolong dianterin, tadinya Papa masih enggak mau ke rumah sakit," ujarnya.
Leonita lanjut bercerita, akhirnya suaminya lah yang mengantarkan ayahnya pergi berobat ke rumah sakit.
"Akhirnya yang anterin suami aku, terus diantar ke sana tanggal 22 pagi, kemudian dirawat, diisolasi, di situ kita enggak dapet kabar apapun mengenai Papa," katanya.
Selama sakit, dan diisolasi, Leonita mengatakan mendiang ayahnya selalu menelpon dirinya, sembari mengeluhkan badannya yang sakit.
"Papa selalu bilang Noni tolong tolongin Papi Noni, Papi sesak, Papi kedinginan," tutur Leonita.
Leonita merasakan kesedihan, dan kesepian yang dialami ayahnya, sebab dalam ruang isolasi di rumah sakit, tidak terdapat orang lain, selain ayahnya tersebut, perawat pun hanya mengamati lewat CCTV.
"Memang agak susah minta tolong," ucapnya.
Leonita mulai merasa sedih merasakan kepergian mendiang ayahnya.
Suaranya mulai terbata-bata ketika mengenang ayahnya yang ia kenal kuat, kala itu justru terus mengeluh tentang kondisi kesehatannya.
"Papah bukan orang yang rewel, jadi ketika dia bilang Non tolong, itu saya sudah tahu ini pasti bahaya," ucap Leonita.
Leonita mengatakan setibanya dirinya di rumah sakit pada Senin (23/3/2020), ia tetap tidak bisa masuk ke ruang isolasi melakukan kontak dengan ayahandanya.
Hingga ayahnya meninggal pun, Leonita mengaku tidak bisa bertemu langsung dengan ayahnya.
"Di situ kita tidak bisa lihat papa juga, karena ruang tunggu itu di luar ruang isolasi, ada pintu-pintu berlapis-lapis, lihat lewat jendela pun tidak kelihatan apa-apa," tuturnya.
Leonita mengatakan hingga saat ini belum keluar hasil pemeriksaan ayahnya, apakah positif atau negatif Covid-19.
• dr Tirta Frontal Kritik Jubir Menkes di Depan Fadjroel Rachman: Kita Kan Lagi Perang Pak, Tolong Lah
Lihat videonya di bawah ini mulai menit ke-6.08:
Curahan Kesedihan Leonita: Meninggal, Sesak Sendirian
Sebelumnya, Leonita telah mencurahkan kesedihannya melalui stories akun Instagram miliknya @nonznonz, Senin (23/3/2020).
Awalnya Leonita bercerita soal awal mula ayahnya diduga terpapar Covid-19.
Ia menceritakan bagaimana ayahnya pernah merawat seorang pasien.
• Karni Ilyas Soroti Dokter Meninggal akibat Corona dan Kurangnya APD: Yang Kita Lakukan Belum Apa-apa
Setelah diketahui, pasien tersebut ternyata seorang suspect Covid-19 yang memaksa pulang dari rumah sakit sebelumnya.
Seusai merawat pasien tersebut, Leonita bercerita kondisi ayahnya mulai memburuk, hingga akhirnya harus dirawat ke rumah sakit, dan meninggal karena kondisi kesehatan yang tak membaik.
"Dibawa ke RS, sesak ga membaik, saturasi terus turun, RJP, inkubasi, dan meninggal," kata Leonita dalam unggahan instagram miliknya.
Leonita bercerita bagaimana ayahnya yang kesakitan sendirian, sampai menelpon dirinya, dan suaminya untuk meminta bantuan.
"Meninggal sendirian, sesak sendirian," kata Leonita.
"Tahu apa yang Papa lakukan pas sesak tadi malam? Telepon anak dan menantunya, minta tolong," sambungnya.
Berkaca dari kejadian ayahnya, Leonita terus mengimbau agar orang-orang sadar akan bahaya penularan Covid-19.
"Jadi selama kalian punya hidup yang kalian hargai, punya keluarga yang kalian kasihi yang masih hidup, please jangan menambah penyebaran virus," jelas Leonita.
Seusai kejadian malang yang menimpa ayahnya tersebut, Leonita yang juga bekerja sebagai tenaga medis mulai menjadi paranoid untuk bertemu orang tua, karena takut menjadi penular.
"Marah?? Jelas saya marah karena ada orang-orang egois macam kalian yang ga mau nurut dan bawa penyakit buat keluarga kita," kata Leonita.
Leonita meminta masyarakat untuk peka terhadap bahaya nyata yang ditimbulkan oleh Covid-19.
"Sungguh bukannya mau menakut-nakuti, tapi kalian bayangkan kalau keluarga kalian sesak nafas, dan telepon-telepon kalian sambil minta tolong karena sesak, gimana perasaan kalian?" tulis Leonita.
Hingga ayahnya meninggal pun Leonita tidak bisa melihat jasad ayahnya.
Leonita bercerita terkahir kali keluarganya melihat wajah ayahnya adalah saat ayahnya itu masuk ke ruang isolasi.
"Foto dimakamkan? Foto jenazah dimandikan? Jelas enggak ada," tulisnya.
Pada unggahan stories selanjutnya, Leonita terus menekankan betapa pentingnya social distancing, dan menyadari betul bahaya dari Covid-19.
• Jakarta Tanggap Darurat Corona, Banyak Pekerja Tak Bisa Lakukan Social Distancing karena Hal Ini
(TribunWow.com/Anung)