TRIBUNWOW.COM - Presenter Najwa Shihab menahan tangis saat kembali membacakan pesan dari Leonita Triwachyuni, anak dokter yang tewas diduga karena terpapar Virus Corona.
Dilansir TribunWow.com, Guru Besar Epidiomologi Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Indonesia (UI), dokter Bambang Sutrisna tewas setelah diduga tertular Virus Corona dari pasien yang ditangani.
Melalui tayangan Mata Najwa, Rabu (25/3/2020), Leonita Triwachyuni menyampaikan pesan kepada seluruh masyarakat agar tetap berada di dalam rumah.
Sebab, ada nyawa orang lain yang mungkin saja bisa terancam karena Virus Corona, seperti yang dialami ayahnya.
• Pangdam Jaya Mayjen Eko Margiyo Sebut Skenario Terburuk di Jakarta, Bisa 8 Ribu Kasus Virus Corona
• Curhatan Perawat yang Tangani Pasien Corona, Harus Mandi Besar Sepulang dari RS hingga Ungsikan Anak
Pada acara itu, sebelumnya Leonita mengaku tak sempat melihat wajah sang ayah untuk terakhir kalinya.
"Kalau kami di Rumah Sakit Persahabatan melalui SOP yang sama," kata Leonita.
Meskipun tak boleh melihat jenazah ayahnya, Leonita meminta seorang perawat untuk memotret mediang dokter Bambang Sutrisna sebelum dimakamkan.
"Jadi kita enggak bisa lihat papa dimandikan, tapi kebetulan ada petugas yang baik yang mau bawa ponsel saya ke dalam," ujar Leonita.
"Untuk memfotokan papa saya sebelum ditutup petinya dan peti sudah di-wrapping dengan baik jadi kita enggak bisa lihat lagi."
Menanggapi pernyataan tersebut, Najwa Shihab lantas meminta Leonita kembali membacakan pesan yang sempat diunggah ke media sosial.
"Mbak Leonita, ada pesan yang ditulis di media sosial Mbak Leonita, sebuah pesan yang kuat."
"Dan saya ingin malam ini kalau Mbak Leonita tidak keberatan membacakan lagi pesannya sebagai pengingat bagi semua akan bahayanya Virus Corona ini," kata Najwa Shihab.
• Harif Fadhillah Ungkap Tindakan Miris Perawat Lindungi Diri dari Corona, sampai Gantian Pakai Masker
Berbekal ponsel, Leonita pun kembali membacakan pesan yang ditulisnya untuk seluruh masyarakat Indonesia.
"Hari makna di rumah aja yang sebagian kalian abaikan, menjadikan lelucon, menjadi air mata buat keluarga kami. Ya memang ayah saya bandel, disuruh jangan praktek bilangnya 'Kasihan orang dari jauh'," kata Leonita.
"Dan ternyata pasien yang datang ke situ adalah suspect Covid dengan paru-paru yang sudah putih semua. Pasien tersebut pulang paksa dari rumah sakit karena ini dan itu. Dibawa ke RS ayah saya sakit, tidak membaik, kondisi juga terus menurun sampai kemudian meninggal."
"Saya tulis pesan instagram ini cuma mau minta tolong, please untuk yang punya pilihan jangan bandel, di rumah aja. Dan yang sudah di rumah sakit, jangan bandel sampai pulang paksa."
"Jadi selama hidup kalian hargai, punya keluarga yang kalian kasihi yang masih hidup, jangan sampai menambah beban," pungkasnya.
Sambil menahan tangis, Najwa Shihab lantas mengutip pesan yang disampaikan Leonita tersebut.
"Terima kasih Mbak Leonita, jangan sampai menambah beban, jangan sampai yang punya pilihan untuk di rumah saja menambah beban mereka mereka, terutama tenaga medis," ujar Najwa Shihab.
"Seperti yang dialami Mbak Leonita. Terimakasih banyak sudah bergabung di Mata Najwa kali ini," sambungnya menahan tangis.
• Update Virus Corona di Jakarta: 48 Pasien Meninggal, 495 Orang Positif per Kamis 26 Maret 2020
Simak video berikut ini menit ke-5.42:
Curhatan Perawat Hadapi Corona
Pada kesempatan itu, sebelumnya perawat Rumah Sakit (RS) Bethesda Yogyakarta, Muji Raharjo mengungkap kondisi rekan seprofesinya yang kini tengah berjuang menyembuhkan pasien Virus Corona.
Dilansir TribunWow.com, Muji Raharjo menyebut para perawat terpaksa harus memakai alat pelindung diri (APD) saat menangani pasien.
Bahkan, sepulang dari RS, Muji mengaku dirinya harus mandi besar hingga benar-benar yakin tubuhnya bersih dari Virus Corona.
• Najwa Tahan Tangis Dengar Pesan Anak dari Guru Besar UI Meninggal karena Corona: Jangan Tambah Beban
Pada kesempatan itu, mulanya Muji mengeluhkan soal lamanya waktu yang dibutuhkan untuk mengetahui hasil tes kesehatan pasien dalam pengawasan (PDP) Virus Corona.
"Hasil lab yang diperiksakan ini juga lama hasilnya, jadi kami kemudian pasti melakukan pemakaian APD yang lengkap pada pasien-pasien yang memang dicurigai sebagai PDP," ujar Muji.
"Jadi kami harus yakin kami memakai APD yang lengkap saat merawat pasien."
Lantas, Muji menyoroti fasilitas yang disediakan rumah sakit untuk menangani pasien Corona.
Ia menjelaskan, perawat harus tetap memakai ADP lengkap meski pasien yang dirawat belum dinyatakan positif Corona.
"Betul, jadi apalagi rumah sakit kami yang awalnya memang belum didesain sebagai ruang isolasi," ujarnya.
"Jadi kami tetap bagaimana lagi, kami harus tetap memakainya walaupun seperti mandi sauna."
• Update Virus Corona di Jakarta: 48 Pasien Meninggal, 495 Orang Positif per Kamis 26 Maret 2020
Menurut Muji, hal itu dilakukan para perawat sebagai upaya melindungi diri dari paparan virus dengan nama lain Covid-19 itu.
Tak hanya itu, ia dan perawat lainnya juga harus rajin cuci tangan.
"Jadi kami ya demi keamanan, kami harus tetap memakainya," jelas dia.
"Betul, jadi kami harus sering cuci tangan pakai sabun."
Bahkan, Muji mengaku dirinya harus mandi besar sepulang dari rumah sakit.
"Kami pastikan kalau pulang harus mandi besar, dari keramas, mandi pakai sabun, semuanya supaya kami aman," imbuhnya.
(TribunWow.com)
Baca Juga di Tribunnews: Najwa Shihab Kutip Pesan Anak dari Dokter yang Tewas karena Virus Corona, 'Jangan Menambah Beban'