Virus Corona

Pemerintah Siapkan BLT untuk Atasi Pandemi Covid-19, Ma'ruf Amin: Diberikan Setiap Bulan

Penulis: Rilo Pambudi
Editor: Ananda Putri Octaviani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ma'ruf Amin menyampaikan pemerintah akan memberikan BLT kepada masyarakat miskin dan keluarga rentan dalam rangka upaya penanganan pandemi Virus Corona.

TRIBUNWOW.COM - Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyampaikan pemerintah kini telah menyiapkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) sebagai upaya penanganan terhadap pandemi Virus Corona.

Hal itu disampaikan Ma'ruf Amin melalui video teleconference di Istana Wakil Presiden, Selasa (24/3/2020).

Dilansir TribunWow.com, pada kesempatan tersebut Ma'ruf Amin menyampaikan sejumlah rencana upaya pemerintah dalam menindak lanjuti bencana Covid-19.

Ma'ruf Amin menyampaikan pemerintah akan memberikan BLT kepada masyarakat miskin dan keluarga rentan dalam rangka upaya penanganan pandemi Virus Corona. (YouTube Kompas TV)

 

IDI Usul Jokowi Lockdown Bertahap, Rocky Gerung: Ucapan Itu Bukan karena Dia Rapat di Warung Kopi

Satu di antaranya adalah memberikan Bantuan Langsung Tunai atau BLT.

Bantuan tersebut rencananya akan diberikan langsung kepada keluarga miskin dan kelompok rentan terdampak Virus Corona.

Selain itu ia menyebut bahwa bantuan tersebut juga akan diberikan dengan mekanisme Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).

Bantuan yang telah disiapkan tersebut besarannya mencangkup 15,2 juta rumah tangga.

"Pemerintah sudah mempersiapkan BLT (Bantuan Langsung Tunai) dengan cakupan 15,2 juta rumah tangga melalui mekanisme BPNT (Bantuan Pangan Non Tunai)," ujar Ma'ruf Amin.

Lebih lanjut Ma'ruf menyampikan bahwa bantuan tersebut rencananya akan diberikan setiap bulan dan akan ada kenaikan jumlah dari sebeulumnya.

"Akan diberikan insyaallah setiap bulan dan akan ada kenaikan jumlah dari sebelumnya," ujarnya.

Blak-blakan, Jokowi Ungkap Alasan Belum Terapkan Lockdown: Ada yang Diisolasi Malah Belanja di Pasar

Di samping itu, pemerintah juga akan memberikan bantuan kepada rakyat yang bekerja di sektor informal dan berpenghasilan rendah.

Wapres Ma'ruf Amin mengatakan, jumlah penerima bantuan itu akan ditentukan setelah proses pendataan selesai.

Pemerintah kini juga tengah melakukan inventarisir cakupan sasaran dan besaran bantuan yang bakal diterima.

Selain itu pemerintah juga masih akan melihat implikasi bantuan tersebut pada APBN.

Bantuan tersebut sekiranya dapat diberikan mulai April bulan depan.

Mengingat kasus wabah Covid-19 di Indonesia kini belum mengalami tanda-tanda penurunan.

"Kedua, bagi kelompok masyarakat berpenghasilan harian, rendah dan penghasilan harian atau bekerja di sektor informal. Pemerintah sedang melakukan inventarisasi dan cakupan sesaran dan besaran jumlah bantuan yang akan diberikan dan sektor mana ini masih diinventarisir supaya nanti juga akan dihitung jumlah besarannya dan juga implikasinya pada APBN," ucap Ma'ruf.

Sampai Selasa (24/3/2020) sore, terdapat 686 kasus positif Covid-19 di Indonesia.

Sebanyak 55 di antaranya meninggal dunia, dan 30 lainnya dinyatakan sembuh.

Tonton Videonya dari Awal

Jokowi Prediksikan Penurunan Pendapatan karena Corona

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) memaparkan dampak wabah Virus Corona (Covid-19) terhadap pendapatan sejumlah profesi di Indonesia.

Jokowi memprediksi penurunan pendapatan berdasarkan asumsi wabah Covid-19 di Indonesia berada di skala sedang.

Profesi yang diprediksi pendapatannya turun antara lain adalah buruh, petani, hingga sopir angkutan umum.

Dikutip dari YouTube Kompastv, Selasa (24/3/2020), awalnya Jokowi menjelaskan penurunan paling drastis bagi profesi buruh, akan dirasakan oleh warga Nusa Tenggara Barat.

"Ini saya berbicara skenario sedang, misalnya profesi buruh, kalau skenarionya sedang, yang terparah nanti akan berada di Nusa Tenggara Barat, akan ada penurunan pendapatan kurang lebih 25 persen," kata Jokowi.

Lalu untuk petani, dan nelayan Jokowi mengatakan penurunan pendapatan bagi warga Kalimantan Barat diprediksi bisa mencapai angka 34 persen.

"Kemudian untuk petani, dan nelayan, ini tolong juga hati-hati, kalau skenarionya sedang, ini yang terparah nanti Kalimantan Barat, akan ada penurunan pendapatan sampai 34 persen," jelasnya.

Jokowi mengatakan penurunan pendapatan terbesar bagi pedagang mikro juga masih berada di Pulau Kalimantan.

"Kemudian pedagang mikro, pedagang kecil, kalau skenarionya sedang yang berat adalah di Kalimantan Utara, dengan penurunan pendapatan sampai 36 persen," ujarnya.

Terakhir, Jokowi membuka prediksi penurunan terbesar bagi sopir angkot, dan ojek, yakni di Sumatera Utara.

"Kemudian untuk sopir angkot, dan ojek yang paling berat di Sumatera Utara, turunnya sampai 44 persen," terang Jokowi. (TribunWow/Rilo/Anung)