TRIBUNWOW.COM - Kepala Lembaga Biologi Molekular Eijkman, Profesor Amin Subandrio mengungkapkan penyebab tingginya tingkat kematian akibat Virus Corona di Indonesia.
Kebijakan pemerintah hingga kurangnya kesadaran dari masyarakat menjadi faktor yang turut mempengaruhi.
Dilansir KompasTV, Senin (23/3/2020), Amin menjelaskan bahwa kebijakan pemerintah untuk melakukan tes hanya kepada sebagian orang membuat penanganan Covid-19 di Indonesia menjadi terhambat.
• Sosiolog Imam Prasodjo soal Virus Corona: Belum Ada Koordinasi yang Mudahkan Orang Mau Berbuat Baik
"Sejak awal memang Pemerintah Indonesia mengambil kebijakan untuk hanya memeriksa PCR, konfirmasi adanya virus ketika pasien sudah memenuhi kriteria definisi yaitu ada gejala dan ada riwayat kontak," ujar Amin.
"Sehingga sampai beberapa minggu di awal jumlah kasus yang diperiksa sangat sedikit,"imbuhnya.
Sedikitnya pembawa virus yang teridentifikasi membuat virus tersebut tidak disadari keberadaanya dan terus menyebar melalui interaksi yang dilakukan pembawa.
"Kalau yang diperiksa sedikit, tentu angka CFR atau Case Fatality Rate-nya akan menjadi tinggi, tetapi kalau kita lihat perkembangan ke sini memang cukup mengkhawatirkan," jelas Amin.
Kurangnya kesadaran masyarakat untuk segera memeriksakan diri juga dianggap menjadi satu di antara pemicu mengapa tingkat kematian di Indonesia begitu tinggi.
"Banyak diantara yang meninggal itu datang di rumah sakit sudah dalam keadaan cukup berat, jadi sejak awal belum cukup awareness di kalangan masyarakat, bahwa gejala-gejala yang mencurigakan itu harus segera dibawa ke rumah sakit untuk diperiksa," kata Amin.
Ia menganjurkan agar masyarakat segera memeriksakan dirinya bila merasakan gejala, sehingga dapat segera dilakukan penanganan sejak dini agar infeksi tidak semakin fatal.
• Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana Umumkan Positif Virus Corona, Kini Dirawat di RS
"Tidak perlu tunggu sampai gejalanya berat baru konsultasi atau mencari pertolongan di rumah sakit, sebaiknya segera diperiksa saja," ucap Amin.
Amin menyampaikan keprihatinannya atas banyaknya tenaga medis, perawat dan dokter-dokter senior yang meninggal akibat Virus Corona.
Diperkirakan kematian mereka disebabkan oleh karena petugas tersebut tidak mengetahui bahwa pasien yang ditanganinya menderita Covid-19.
"Cukup banyak tenaga medis sudah menjadi korban meninggal karena Virus Corona, dan dari informasi yang diperoleh itu sebagian besar pada awalnya mereka tidak mengetahui bahwa pasien itu menderita Virus Corona," jelas Amin.
"Karena refleksnya untuk membantu pasiennya, kehati-hatian itu menjadi agak terlupakan, karena mereka tidak mengetahui,"sambungnya.
Penyakit yang memang tidak mudah dideteksi gejala awalnya tersebut menyulitkan tenaga medis untuk menentukan penanganan yang tepat.
Masa inkubasi virus diketahui selama 5-14 hari, pada saat itu penderita tidak mengetahui dirinya sakit karena memang belum ada gejala.
Ketika penderita sudah mulai merasakan gejala dari penyakit tersebut, infeksi sudah fatal sehingga kemungkinan pasien tidak terselamatkan bisa meningkat.
"Kita perlu satu tindakan yang bisa mendeteksi keberadaan orang-orang yang positif, baik itu yang dalam keadaaan sakit maupun yang dalam keadaan relatif sehat," kata Amin mneyarankan.
"Dan yang kedua kita perlu melakukan tindakan agar mereka yang membawa virus tidak menularkan pada orang lain, dan tentunya melidungi mereka yang masih sehat dari kemungkinan tertular virus-virus tadi," pungkasnya.
Lihat tayangan selengkapnya dari menit ke 06:54:
(TribunWow.com)