TRIBUNWOW.COM - Pemerintah memutuskan untuk melakukan rapid test (tes cepat) pada banyak masyarakat untuk mengurangi penyebaran Virus Corona di Indonesia.
Selain rapid test dengan menggunakan swab tenggorokan, ada pula rapid test yang mengunakan sampel darah.
Dilansir TribunWow.com melalui Kompas TV, rapid tes dengan sampel darah menggunakan alat jarum suntik.
• Positif Virus Corona, Aktor Detri Warmanto Isolasi Mandiri di Rumah: Habis Ini Masih Dites Lagi
Pasien akan diambil darahnya untuk kemudian diuji dengan alat rapid test.
Namun, ada kelebihan dan kekurangan terkait rapid tes dengan sampel darah tersebut.
Kelebihan dari rapid test ini adalah, bisa dilakukan di hampir semua laboratorium rumah sakit di Indonesia.
Namun, kelemahan rapid test menggunakan sampel darah adalah pasien yang belum seminggu terinfeksi kemungkinan Covid-19 akan terdeteksi negatif.
Sementara itu, Juru Bicara Penanganan Virus Corona di Indonesia, Achmad Yurianto menyampaikan bahwa kini 4.000 rapid test sudah dilakukan.
Sekitar 150 ribu alat tengah didatangkan pemerintah dengan menggunakan Pesawat Hercules.
Lalu, akan ada 500 ribu alat rapid test lagi yang dikirim ke Indonesia.
• Enggan Jawab soal Kabar Kematian 2 Tenaga Medis yang Tangani Corona, Menkes Terawan: Ranah Jubir
Jawa Tengah Fokuskan Rapid Test di Solo dan Semarang
Sementara itu khusus di Jawa Tengah, rapid test akan difokuskan di Solo dan Semarang.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menyebut, hal itu dilakukan lantaran tingkat penyebaran Virus Corona di Solo dan Semarang paling tinggi.
Meski demikian, Ganjar mengaku belum tahu pasti kapan tes tersebut akan dilakukan.
"Setidaknya hari ini, Solo, Semarang minimal dua itu dari hasil penelusuran siapa di situ," ujar Ganjar.
"Kita datanya sudah ada nih, sehingga kalau itu ada ya kita prioritskan dulu," imbuhnya.
Selain itu, ia juga meminta secara khusus bagi pejabat di wilayah Jawa Tengah untuk segera memeriksan kondisi kesahatan.
• Dukungan Para Artis untuk Andrea Dian yang Positif Virus Corona, Marion Jola hingga Nikita Mirzani
Y"a yang sehat khususnya pejabat check up dulu lah belum sampe ke Corona tapi check up dulu," kata Gubernur 51 tahun ini.
Ia mengaku, dirinya siap mengerahkan tenaga medis untuk melakukan tes pada warga yang terduga Virus Corona.
Meski demikian, gubernur yang juga Politisi PDIP ini mengatakan bahwa wilayah DKI Jakarta dahulu yang perlu dipriortaskan.
Pasalnya, DKI Jakarta menjadi wilayah paling banyak dan cepat terdampak Virus Corona.
Proses Rapid Test
Juru Bicara Pemerintah Penanganan Virus Corona (Covid-19) Achmad Yurianto memaparkan proses rapid test (tes cepat) yang rencananya akan dilakukan.
Dilansir TribunWow.com, Achmad Yurianto menyebutkan tes tersebut akan dilakukan bersamaan dengan tracing (pelacakan) kasus positif terjangkit Virus Corona.
Dalam konferensi pers yang disiarkan Facebook Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Achmad Yurianto menyampaikan Update Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.
• Pasien Positif Virus Corona di Purwokerto Sempat Bermalam di Solo dan Outbound di Ungaran
Sebelumnya muncul wacana rapid test untuk mengetahui jumlah pasti pasien terjangkit virus yang menyerang organ pernapasan manusia itu.
Seperti diketahui, dalam masa inkubasi selama 14 hari orang yang terjangkit belum tentu menunjukkan gejala dan sudah dapat menularkan virus ke orang lain.
Maka dari itu penting untuk dilakukan tes secara massal.
"Beberapa saat yang lalu sudah muncul kebijakan untuk melaksanakan pemeriksaan cepat (rapid test)," kata Achmad Yurianto, Sabtu (21/3/2020).
Ia menyebutkan rapid test sudah mulai dilakukan satu wilayah yang terdapat kasus positif, yakni Jakarta Selatan.
"Ini sudah kita laksanakan sejak kemarin (Jumat 20/3/2020) sore di beberapa kecamatan di Jakarta Selatan," papar Yurianto.
Yurianto menyebutkan rapid test massal akan dilakukan di seluruh Indonesia pada kelompok yang beresiko.
"Oleh karena itu rapid test akan kita sinergikan dengan kegiatan tracing pada kasus yang positif," jelas dia.
Ia lalu memaparkan alur tes yang akan melibatkan anggota keluarga atau lingkungan sekitar pasien positif menderita Virus Corona.
"Sebagai contoh keluarga yang kasus positif yang kita rawat di rumah sakit, kita datangi ke rumahnya dan seluruh yang ada di rumah itu kita lakukan tes," kata Yurianto.
"Demikian juga nanti kita akan lakukan pelacakan di tempat kerjanya," lanjut dia.
• Usia Muda Bisa Terjangkit Virus Corona Tanpa Tunjukkan Gejala, Achmad Yurianto: Sebaran Lebih Cepat
Oleh karena tidak semua penderita Virus Corona tidak menunjukkan gejala pada masa awal inkubasi, rapid test dapat menunjukkan pola penyebaran virus tersebut.
"Tujuannya adalah sesegera mungkin menemukan kasus-kasus positif dan melakukan isolasi di tengah masyarakat supaya tidak menjadi penyebaran baru," kata juru bicara tersebut.
Meskipun begitu, hasil tes yang negatif belum tentu menjamin orang tersebut sehat dan bebas dari Virus Corona.
Pada beberapa kasus reaksi imunitas (kekebalan tubuh) belum muncul pada masa awal inkubasi.
"Hasil negatif rapid test tidak memberikan jaminan yang bersangkutan tidak sedang sakit," kata Yurianto.
"Bisa saja pada pemeriksaan ini didapatkan hasil negatif pada orang yang sudah terinfeksi virus ini, tetapi respons imunitasnya belum muncul," terangnya.
"Ini sering terjadi pada infeksi yang masih berada di bawah 6 atau 7 hari, hasilnya pasti akan negatif," tambah Yurianto.
Maka dari itu tes perlu diulang kembali pada 6-7 hari setelah tes pertama.
Ia juga menegaskan orang yang mendapat hasil tes negatif tetap harus waspada dan tidak boleh merasa diri sehat.
• Pesan Mantan Pasien 01 Corona, Sita Tyasutami: Masyarakat Jangan Takut Tes, Jangan Takut Diisolasi
Lihat videonya mulai menit 5:00
(TribunWow.com/Mariah Gipty/Brigitta Winasis)
Baca Juga Berita Tribunnews.com
Obat-obat yang Diuji untuk Atasi Virus Corona: Klorokuin, Avigan, Remdesivir, hingga Kaletra
Ciri-ciri Virus Corona: Bentuk hingga Lamanya Pengembangan Vaksin Covid-19
Panglima TNI Sebut Obat untuk Corona dari Shanghai Akan Tiba di Indonesia Besok Pagi