TRIBUNWOW.COM - Mantan Presiden Jusuf Kalla menilai upaya Pemerintah Indonesia dalam memerangi pandemi Virus Corona masih belum maksimal.
Jusuf Kalla menyoroti pemerintah yang tidak memberlakukan lockdown, tapi juga belum mampu melakukan tes massal untuk memastikan jumlah penderita Covid-19 di Indonesia.
Meski demkian, Jusuf Kalla juga mengapresiasi dan menyebutkan bahwa pemerintah saat ini sudah berada di jalur yang benar.
• Di Mata Najwa, Anies Ungkap Alat Tes Covid-19 Segera Datang: Sebanyak Mungkin Penduduk Harus Dites
Dikutip dari acara Mata Najwa, Kamis (19/3/2020), presenter acara Najwa Shihab menanyakan tanggapan Jusuf Kalla terkait tindakan pemerintah dalam mengatasi Virus Corona di Indonesia.
Ia menanyakan perihal alternatif lain yang bisa diambil karena Indonesia tidak melaksanakan dua langkah yang biasanya diambil negara lain, yaitu rapid tes dan lockdown.
Menanggapi hal tersebut, Jusuf Kalla menyinggung tindakan yang dilakukan oleh Korea Selatan, yang tidak menerapkan lockdown.
Namun, Pemerintah Korea melakukan tes secara massal dan mengikuti pergerakan masyarakatnya dengan teknologi.
"Jadi memang kita melaksanakannya serba tanggunglah," ujar Jusuf Kalla.
"Artinya untuk itu harus betul-betul tes lebih banyak lagi, kalau bisa ratusan ribu dengan penduduk yang besar ini kan," imbuhnya.
Sebelumnya, Jusuf Kalla menjelaskan bahwa pandemi Virus Corona ini merupakan wabah yang terjadi secara global.
• Tanggapi Seruan Tolak Fatwa MUI soal Larangan Salat Jumat Berjamaah, Jusuf Kalla: Teliti Baik-baik
Penyebaran yang terjadi secara massif dan tidak terduga tersebut membuat semua negara di dunia tidak siap untuk menghadapinya.
Sementara ada beberapa negara lain yang masih menganggap pandemi ini bukan merupakan hal yang patut ditangani secara serius.
"Sama dengan negara lain, kita agak telat untuk menanganinya secara baik," kata Jusuf Kalla.
"Tapi dua minggu terakhir ini, saya yakin pemerintah sudah mengetahui masalah dan sudah menjalankan prosedur-prosedur yang baik," imbuhnya.
Meskipun telah melaksanakan dengan baik, namun Jusuf Kalla mengatakan bahwa pemerintah sudah terlambat dalam mengidentifikasi jumlah pasien positif Virus Corona.
"Persoalannya kita telat untuk mengetes banyak orang," kata Ketua Umum Palang Merah indonesia tersebut.
"Sampai berapa hari lalu baru seribu lebih, sekarang dilaporkan sudah 2000 tes. Karena itu langsung juga naik itu jumlah yang positif," ujarnya.
Jusuf Kalla memberi contoh penanganan yang dilakukan Korea Selatan, dimana tes yang dilakukan sebanyak 200.000 sehingga bisa ditemukan 8.000 orang yang positif terjangkit.
"Tentu ada hal-hal yang bukan disembunyikan, tapi kurangnya tes akibat cuma satu lab," jelas Jusuf Kalla.
"Akibat satu lab itu maka bertumpuklah itu, maka yang diketemukan positif itu tidak terlalu banyak padahal potensinya mungkin sangat besar," pungkasnya.
Jusuf Kalla berharap pemerintah segera merealisasikan pembelian alat rapid tes Virus Corona sehingga bisa segera mengidentifikasi jumlah penderita secara akurat.
Lihat video selengkapnya dari menit 00:59.
Wejangan Najwa Shihab soal Kerja dari Rumah
Merespons kondisi Indonesia yang memiliki kasus positif Virus Corona (COVID-19) yang semakin tinggi, pemerintah memutuskan untuk menerapkan social distancing atau pemisahan jarak sosial.
Social distancing dilakukan dengan cara bekerja, sekolah, hingga beribadah di rumah.
Presenter kondang Najwa Shihab juga menggalakkan gerakan #dirumahaja untuk mengimbau masyarakat Indonesia melakukan hal serupa, demi menekan penyebaran COVID-19.
• Antisipasi Virus Corona, MUI Keluarkan Fatwa Ibadah Salat Jumat Berjamaah
Dikutip dari YouTube Najwa Shihab, Selasa (17/3/2020), awalnya Najwa telah bercerita bagaimana tidak semua orang bisa melakukan aktivitas dari rumah.
Beranjak dari situ, Najwa ingin agar orang-orang yang bisa melakukan aktivitas di rumah untuk lebih bertanggung jawab.
"Ini artinya tanggung jawab lebih bagi kita yang punya pilihan untuk beraktivitas di rumah aja, dengan mengurangi interaksi di luar rumah, artinya kita juga mengurangi kerentanan bagi mereka-mereka yang tidak punya pilihan melakukan itu," papar Najwa Shihab.
Najwa lalu kembali menekankan arti dari social distancing.
"Di rumah aja itu artinya mengurangi kontak fisik atau interaksi dengan orang lain, social distancing," katanya.
Ia menegaskan agar orang-orang yang memiliki kesempatan bisa bekerja di rumah, tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk kegiatan yang justru memperbesar potensi penyebaran COVID-19.
"Bukan artinya terus kumpul-kumpul di rumah keluarga, bukan artinya mengatur pertemuan arisan, bukan itu teman-teman," kata Najwa.
"Sekali lagi, soliter, adalah solidaritas, dan kita semua bisa melakukan itu bersama-sama."
"Stay safe teman-teman," lanjutnya.
(TribunWow.com)