Virus Corona

Status Virus Corona Jadi Pandemi Global, Para Ahli Diminta Segera Temukan Vaksin

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Ananda Putri Octaviani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi virus corona

TRIBUNWOW.COM - Pada Rabu (11/3/2020), WHO meningkatkan status Virus Corona menjadi pandemi global.

Terkait hal tersebut, para ahli pun diminta untuk segera menemukan vaksin dari virus tersebut.

Hal ini menyusul jumlah kasus positif Virus Corona yang semakin meningkat di luar China, bahkan hingga 13 kali lipat.

Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, Kamis (12/3/2020), sebanyak 118 negara mengonfirmasi adanya kasus Covid-19 di wilayah mereka.

Menteri Kesehatan Inggris Nadine Dorries Positif Tertular Virus Corona, Isolasi Diri di Rumah

Hal tersebut menjadi satu pertimbangan WHO dalam penetapan status tersebut.

Banyak pihak meminta para ilmuwan untuk segera menemukan vaksin yang dapat menangkal virus tersebut dalam waktu singkat.

Hingga saat ini para ahli masih berusaha membuat formula yang tepat dan aman sehingga dapat digunakan masyarakat secara luas.

Para peneliti tersebut belum dapat menjanjikan ketersediaan vaksin dalam waktu dekat.

Mereka menyebutkan pembuatan vaksin baru akan membutuhkan waktu berbulan-bulan dan harus melalui berbagai uji klinis agar aman digunakan oleh manusia.

Vaksin yang dibuat dengan terburu-buru, dikhawatirkan akan memperparah infeksi dan bukannya menyembuhkannya.

Lebih lanjut, Dekan National School of Tropical Medicine di Baylor College of Medicine, dr. Peter Hotez juga menyatakan bahwa pembuatan vaksin tersebut tidak bisa dilakukan secara terburu-buru.

Seluruh Warga Italia Dikarantina, Ini 4 Kebijakan yang Harus Dipatuhi: Dilarang Keluar Rumah

"Saya mengerti betapa pentingnya mempercepat langkah pengujian vaksin ini, tapi dari semua yang saya tahu tidak seperti itu kerjanya," jelas Hotez seperti dikutip dari Kompas.com.

"Ada risiko peningkatan kekebalan tubuh. Cara untuk memperkecil resiko tersebut adalah diujicobakan terlebih dahulu pada hewan," imbuhnya.

Diketahui Hotez pernah ikut mengembangkan vaksin SARS pada tahun 2003 silam.

Dalam prosesnya, calon vaksin baru yang diujicobakan pada hewan tersebut malah memperburuk kondisi inangnya dan harus diteliti ulang.

Sementara itu dikutip TribunWow.com dari Forbes.com, Kamis (12/3/2020), diketahui bahwa vaksin baru yang dikembangkan biasanya akan membutuhkan waktu selama 10 hingga 15 tahun.

Hal tersebut disebabkan peneliti dan dokter yang mengembangkannya harus benar-benar yakin bahwa vaksin tersebut akan aman digunakan oleh masyarakat luas.

VIDEO Djauhari Oratmangun Tunjukkan Keadaan Kota Beijing yang Mulai Ramai meski Corona Belum Hilang

Berapa lama waktu yang dibutuhkan juga tergantung pada beberapa faktor, satu di antaranya adalah kompleksitas virus.

Bagaimana respons imun pada tubuh manusia terhadap infeksi dari virus tersebut juga turut menjadi faktor penentu.

Selain itu juga perlu untuk mempertimbangkan bagian tubuh mana yang dijangkiti virus tersebut.

Pengembangan vaksin juga membutuhkan biaya yang sangat besar, bahkan hingga mencapai ratusan juta dolar.

Sementara itu, untuk mendapatkan persetujuan dari organisasi kesehatan global, vaksin tersebut juga harus melalui serangkaian fase.

Vaksin baru tersebut harus melalui pengujian pada hewan terlebih dahulu sebelum diujicobakan pada manusia, dan harus lolos uji kualitas.

Meski demikian, saat ini telah terdapat beberapa kandidat vaksin Virus Corona.

Beberapa perusahaan Biotech ternama seperti Moderna, perusahaan farmasi raksasa Johnson & Johnson, Sanofi SA Perancis, serta GlaxoSmithKline (GLAXF) telah berupaya melakukan penelitian untuk mengembangkan vaksin virus tersebut.

(TribunWow.com)