TRIBUNWOW.COM - Kasus pembunuhan APA (6) yang dilakukan oleh NF (15) hingga saat ini masih menjadi perbincangan.
Banyak pakar dan ahli yang menduga-duga apa faktor pendorong siswi SMP tersebut menghabisi APA yang merupakan tetangganya sendiri.
Pada acara Indonesia Lawyers Club, kriminolog anak Haniva Hasna menyebut ada kemungkinan NF membunuh APA karena sifat narsistiknya.
• ILC Bahas ABG Bunuh Bocah di Jakpus, Sudjiwo Tedjo Ungkit Sumanto: Dari Mana Dia Dapat Delusi?
Dikutip dari YouTube Indonesia Lawyers Club, Rabu (11/3/2020), awalnya Haniva menjelaskan bahwa kejahatan adalah hal yang bisa dipelajari.
"Seorang anak bisa menjadi pelaku itu, kalau ada proses belajar, dalam kriminologi itu ada teori differential association, bahwa kejahatan itu bisa dipelajari, bahkan hukum pun bisa dilewati," paparnya.
"Ada lagi satu poin yang gimana caranya, dia melakukan, itu lebih baik dari tidak melakukan kejahatan," lanjut Haniva.
Haniva menerangkan bahwa anak-anak dapat mempelajari kejahatan dari mana saja.
"Artinya anak-anak ini semakin hari, semakin pintar, dan mereka mempelajari tentang kejahatan itu, dia belajar dari mana, dia belajar dari yang berhubungan langsung dengan dia, secara kontinyu, secara nyata, secara dekat," ujarnya.
Ia melihat pada kasus NF, pelaku mendapat asupan soal aksi-aksi kriminal melalui film.
Pelaku sendiri mengakui gemar menonton film-film yang berbau horor, dan sadisme.
"Kebetulan yang dekat dia adalah media, yang dekat dengan dia adalah film, film apa itu? Film kekerasan," kata Haniva.
Haniva menambahkan bahwa tidak semua film kekerasan dapat memengaruhi perilaku seseorang.
"Apakah setiap film kekerasan itu membuat seorang anak menjadi jahat? Belum tentu juga," ucapnya.
Menurutnya, dalam kondisi normal, pria cenderung gemar menonton film kekerasan karena menunjukkan sifat dominasinya, sedangkan perempuan cenderung takut dan tidak nyaman.
Haniva melihat hal yang aneh pada NF, karena sebagai perempuan, pelaku justru gemar menonton film-film kekerasan.
Faktor penyebab anehnya perilaku NF, menurut Haniva disebabkan oleh kurangnya kasih sayang, serta perhatian dari orangtua, dan lingkungan di sekelilingnya.
"Artinya ada attachment yang kurang antara dia dan orangtua, bukan hanya dengan orangtua, bagaimana dengan gurunya, bagaiamana dengan lingkungannya, sehingga dia kehilangan itu semua," kata Haniva.
Apabila orangtua pelaku memang dekat dengan NF, Haniva melihat seharusnya tanda-tanda kelainan pada NF dapat terlihat sejak dini berdasarkan gambar-gambar horornya.
"Harusnya dia tau pada saat anak itu mulai menggambar, gambarannya horor," kata Haniva.
Wanita lulusan Universitas Indonesia (UI) itu lanjut menjelaskan bahwa aksi kriminal terbagi menjadi dua, dari diri sendiri dan mengimitasi atau copycat.
Ketika melakukan imitasi, Haniva mengatakan ada harapan dari pelaku ingin memeberikan sebuah pembuktian.
"Mungkin dia sedang narsis, karena dia ingin menunjukkan diri, ini lho aku anak 15 tahun bisa melakukan kejahatan," kata Haniva.
Haniva mengatakan kasus kejahatan yang meniru film bukan lah hal asing.
Pelaku Puas Bunuh Korban
NF mengaku kepada polisi bahwa ia puas telah membunuh APA, yang merupakan kerabat adiknya sendiri.
"Ditanyakan oleh penyidik, 'bagaimana perasaannya setelah kejadian ini', satu yang paling gampang dan dikatakan (Saya puas)," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus seperti dikutip dari Tribun Jakarta pada Sabtu (7/3/2020).
Tak tampak sedikit pun penyesalan dari NF yang telah menghilangkan nyawa gadis malang yang bahkan belum menginjak bangku pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) itu.
"(Saya puas). Iya, berulang kali dengan tenang dia jawab begitu," imbuhnya di kantor Polres Metro Jakarta Pusat, Sabtu (7/3/2020) siang.
Gemar Film Horor dan Kekerasan
Dikutip dari Tribun Jakarta pada Sabtu (7/3/2020), Yusri mengatakan bahwa pelaku juga gemar menonton film-film horor dan kekerasan.
Film tersebut di antaranya adalah Chucky dan Slender Man.
Chucky merupakan film favorit NF.
Chucky diketahui merupakan film Holywood yang mengisahkan boneka hidup yang sering meneror manusia.
"Bahkan ada film Chucky, itu hobinya," ungkap Yusri Yunus.
• Ngaku Puas Bunuh Bocah 6 Tahun, Pembunuh Belum Bisa Dijadikan Tersangka, Ini Penjelasan Polisi
Selain film Chucky, NF juga menggemari film Slender Man.
Bahkan, tokoh hantu dalam film Slender Man menjadi karakter favorit NF.
"Ini adalah salah satu tokoh favoritnya, (Slender Man), ini kisah tentang film kekerasan dan horor," ungkap Wakapolres Metro Jakarta Pusat, AKBP Susatyo Purnomo Condro.
Slender Man merupakan film horor yang mengisahkan sosok misterius mengenakan jas yang gemar menculik manusia.
Slender Man digambarkan seperti manusia berjas tanpa wajah, dengan tubuh yang sangat kurus, disertai akar-akar pohon di belakang tubuhnya.
Kegemaran NF pada Slender Man tampak dalam gambaran-gambaran anak tersebut di buku tulisnya.
NF sering menggambar sosok yang menyerupai Slender Man.
Susatyo menjelaskan, dengan barang-barang bukti tersebut, pihaknya akan menyelidiki lebih dalam motif pelaku.
"Semuanya masih kami dalami. Tapi pengakuan awal, memang saat itu dia spontan saja ingin membunuh," lanjut Susatyo.
• Bocah 6 Tahun Dibunuh ABG 15 Tahun Tetangganya Sendiri, Ayah Korban: Kalau Bisa Hukuman Mati
Lihat videonya di bawah ini mulai menit awal:
(TribunWow.com/Anung)