TRIBUNWOW.COM - Juru Bicara (Jubir) Pemerintah Indonesia dalam menangani Virus Corona, Achmad Yurianto, mengatakan bahwa covid-19 kini mulai menjinak.
Achmad Yurianto menyebut ada perubahan gejala pada orang yang terinfeksi Virus Corona.
Dilansir TribunWow.com dari Kompas.com pada Jumat (6/3/2020), Achmad Yurianto mengatakan gejala Virus Corona kini tidak seberat awal kemunculannya di Wuhan, China.
• Trending di Twitter, Viral Penampakan Sunyinya Kabah akibat Virus Corona, Ini Kata Pemerintah Saudi
Pria yang akrab disapa Yuri tersebut mengatakan, orang yang terpapar Virus Corona dulunya langsung mengalami demam tinggi, batuk, pilek, dan sesak napas.
Kini, disebutnya bahwa gejala Virus Corona hanya berupa sakit yang ringan.
"Tidak terlalu berat, panasnya tidak tinggi, batuk tidak terlalu kelihatan sekali, bahkan di beberapa laporan yang kita dapatkan ada yang asimtomatik, tidak menunjukkan gejala," ujar Yuri di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (5/3/2020).
Yuri menjelaskan, hal itu terjadi lantaran covid-19 tak bisa beranak pinak.
"Kalau dia bisa beranak pinak menjadi banyak, pasti orang itu akan panas. Kalau itu ada di saluran pernapasan atas dalam jumlah yang banyak, pasti akan memacu terbentuknya lendir dan merangsang batuk."
"Begitu masuk ke saluran napas bawah, maka akan terjadi kegagalan pernapasan karena seluruhnya akan dilapisi oleh lendir, yang seakan-akan paru-parunya tenggelam," jelasnya.
Yuri menduga ada dua kemungkinan mengapa Virus Corona tak seganas awal kemunculannya.
Pertama, masyarakat semakin waspada dengan kesehatan hingga daya tahan tubuh makin baik.
Sehingga, virus tak akan mudah masuk.
• Sejumlah Negara Termasuk Vietnam dan Kamboja Berhasil Bebas dari Virus Corona, Ini Data Terakhirnya
Lalu, Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan mengatakan bahwa karakter Virus Corona itu biasanya hari semakin hari akan lemah.
Seperti jenis Virus Corona lain, SARS hingga H1N1 yang disebutnya berubah menjadi seperti flu musiman.
"Karakter corona seperti ini pengalaman 2002, virus corona SARS, setelah setahun lewat berubah jadi seasonal flu, virus masih ada, tapi dampaknya adalah flu musiman seperti flu biasa."
"Kemudian ada juga H1N1, awalnya angka kematian semula tinggi, tapi kemudian berubah jadi seasonal flu," jelas dia.
Sementara itu Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa kepanikan akibat Virus Corona itu lebih berbahaya dari virus itu sendiri.
"Sebetulnya musuh terbesar kita saat ini adalah bukan virus itu sendiri, tapi rasa cemas, rasa panik, rasa ketakutan, dan berita-berita hoaks serta rumor," ujar Jokowi sebagaimana dikutip dari siaran pers resmi Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (5/3/2020).
• 5 Komentar Artis soal Virus Corona, dari Uya Kuya Rugi, Antisipasi Ruben Onsu, sampai Kecaman Aming
Berdasarkan data yang ia terima, sebagian besar orang yang terjangkit covid-19 bisa sembuh.
"Virus corona dari data yang saya terima, 94 persen lebih penderitanya dapat disembuhkan," lanjutnya.
Meski demikian, Mantan Wali Kota Solo ini tetap meminta masyarakat untuk waspada.
Jokowi meminta agar masyarakat mencuci tangan secara rutin.
Selain itu, hindari menyentuh wajah khususnya mata, hidung, mulut.
"Jangan lupa untuk mencuci tangan dengan air yang mengalir dan sabun," ungkapnya.
Rahasia Vietnam Bisa Sembuhkan Semua Pasien Virus Corona
Sementara itu, di sisi lain, Vietnam berhasil menyembuhkan 16 pasien yang terjangkit Virus Corona.
Perwakilan WHO di Vietnam, Kidong Park mengatakan bahwa negara tersebut sukses menyembuhkan Virus Corona karena pemerintah proaktif serta konsisten.
Mereka mengintesifkan pengawasan, meningkatkan pengujian laboratorium, hingga melakukan pesan komunikasi yang jelas.
• Sebut Virus Corona akan Mati 10-15 Menit Indoor-Outdoor, Achmad Yurianto: Sama Kayak Benalu di Pohon
"Vietnam telah mengaktifkan sistem responsnya pada tahap awal wabah, dengan mengintensifkan pengawasan, meningkatkan pengujian laboratorium, memastikan pencegahan dan pengendalian infeksi dan manajemen kasus di fasilitas kesehatan."
"Serta penyaluran pesan komunikasi risiko yang jelas disertai kolaborasi multi-sektoral," ujar Kidong Park pada Aljazeera.
Sedangkan, Wakil Menteri Kesehatanm, Nguyen Thanh Long menegaskan bahwa pihaknya juga tidak memiliki obat khusus untuk menyembuhkan pasien Corona.
"Belum ada obat untuk virus corona, kami hanya berpegang pada prinsip fundalmental" ucap Nguyen Thanh Long pada awal Februari, setelah 10 kasus dilaporkan seperti dikutip dari Tribunnews.com, Rabu (4/3/2020).
Petugas kesehatan ditugaskan untuk mengikuti protokol dan menilai infeksi serta keparahan pasien,
Pertama, petugas kesehatan diharuskan mengobati gejalanya, seperti demam.
Kedua, pasien diharuskan menjalani pola makan yang ketat dan bergizi.
Ketiga, tingkat saturasi oksigen dalam darah pasien harus dimonitor.
Keempat, mereka juga melindungi warga yang belum terjangkit dengan meliburkan sekolah dan lain-lain. (TribunWow.com/Mariah Gipty)