TRIBUNWOW.COM - Wakil Ketua DPR Komisi IX Fraksi PKB Nihayatul Wafiroh menyatakan dirinya yakin pemerintah menutupi data soal penyebaran Virus Corona (Covid-19) di Indonesia.
Asumsinya berlandaskan dari pengamatannya soal buruknya cara pemerintah mengecek kesehatan orang-orang yang keluar masuk di bandara.
Kasus lain yang menjadi alasan dirinya yakin pemerintah menutupi isu Virus Corona adalah, adanya Warga Negara New Zealand atau Selandia Baru yang terjangkit Covid-19 setelah berada di Bali.
• Potong Ucapan Moeldoko, Najwa Shihab Kritik Penanganan Corona: Memangnya Virus Paham Garis Polisi?
Dikutip dari video YouTube Najwa Shihab, Rabu (4/3/2020), awalnya Nihayatul menyatakan dirinya pernah mengungkapkan dugaan adanya pentupan data oleh pemerintah di beberapa media.
"Kemarin, di Senin pagi saya baru mengelurkan statement di beberapa media bahwa jangan ada penutupan data," kata Nihayatul di acara Mata Najwa, Rabu (4/3/2020).
"Saya yakin kok dari kemarin-kemarin sudah ada yang namanya Corona di Indonesia," lanjutnya.
Nihayatul lanjut menyebutkan dasar dirinya yakin bahwa pemerintah memang sengaja menyembunyikan informasi soal Virus Corona dari publik.
"Kita tahu berita ada 1 warga New Zealand yang terkena setelah pulang dari Bali," katanya.
"Kita tidak bisa menutup kemungkinan itu, dan kita tahu bagaimana daerah-daerah border (perbatasan) ini tidak bersih-bersih amat."
"Orang namanya thermal scanner (pemindai suhu tubuh -red) itu kadang-kadang lebih banyak tidak ada petugasnya, dari pada ada," sambungnya.
Presenter Mata Najwa, Najwa Shihab menyela penjelasan Nihayatul dan memastikan apakah narasumbernya itu memang benar yakin pemerintah menutupi data, dan data apa yang ditutupi.
"Ketika anda bilang penutupan data, anda meyakini ada penutupan data dalam konteks apa?" ucap Najwa.
"Menyampaikan jumlah orang yang sudah kena suspect," jawab Nihayatul.
Nihayatul mempertanyakan apakah Bali benar-benar bersih dari Virus Corona, setelah adanya warga Selandia Baru yang positif Covid-19.
"Apa kabar di Bali sekarang, belum ada kabar apapun, sekarang yang baru diungkapkan adalah dua orang yang terkena, lalu yang suspect ini cuma sekitar seratus sekian," paparnya.
Nihayatul memperingatkan agar pemerintah tidak berbohon untuk membuat masyarakta tenang.
"Saya pikir jangan sampai ini seperti bola salju yang kita menina bobo kan masyarakat," tandasnya.
Ia juga meminta ke pemerintah untuk mengatasi kepanikan yang menyebkan masyarakat membabi buta memborong kebutuhan-kebutuhan seperti masker.
Najwa lalu kembali menanyakan apakah Nihayatul tidak sepaham dengan pernyataan Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko yang menegaskan kondisi masyarakat Indonesia baik-baik saja dan tenang.
"Baik-baik saja karena itu tidak tahu," sindir Nihayatul.
• Bahas Cara Walkot Depok Tanggapi Pasien Corona, Moeldoko Ogah Banyak Komentar: Ini soal Kemanusiaan
Tidak Semua Tertular Berarti Sakit
Pakar Virus Lembaga Eijkman Prof. dr. Amin Soebandrio meluruskan ketakutan masyarakat soal Virus Corona (Covid-19) yang membuat heboh Indonesia.
Pada acara Indonesia Lawyers Club, Selasa (3/3/2020) malam, dr Amin menegaskan bahwa sebagian besar orang yang terkonfirmasi positif Virus Corona tidak mengalami sakit berat.
dr Amin mengibaratkan kasus Covid-19 layaknya piramida, dimana kasus kematian akibat virus tersebut hanya sebagian kecil di atas.
• Imbau Warga Tenang, Erlina Burhan Sebut Virus Corona akan Jadi Layaknya Flu Biasa, Begini Alasannya
Ia membagi sebagian besar orang yang terpapar Covid-19 menjadi dua kategori besar.
Kategori tersebut yakni orang yang tertular namun tidak sakit, dan orang yang sakit namun tidak sakit berat.
"Kalau kita lihat dari keseluruhan kejadian SARS Corona Virus-2 ini, kita bisa melihat bahwa tidak semua orang yang terpapar itu sakit," kata dr Amin.
"Dan orang yang sakit pun tidak semuanya berat, tidak semuanya berat itu meninggal, jadi itu seperti piramida."
"Kita lihat dua lapisan yang paling bawah itu terpapar tapi tidak sakit, dan ada yang sakit tapi tidak berat, sebagian besar sembuh sendiri," sambungnya.
dr Amin mengatakan tidak merasakan sakit, bukan berarti tidak menularkan.
Ia menjelaskan bahwa orang yang tidak merasakan sakit, masih bisa menularkan Covid-19.
"Bahkan tidak ada gejala sama sekali, walaupun mereka memang punya potensi menularkan ke orang lain, tapi mereka yang tidak muncul gejala, itu berarti virusnya tidak sampai berkembang biak dalam tubuhnya," paparnya.
"Sehingga kandungan virus di dalam tubuhnya itu relatif kecil, sehingga potensi menularnya juga lebih kecil," lanjut dr Amin.
Solusi memerangi Covid-19 berdasarkan penjelasan dr Amin adalah melalui peningkatan sistem imun tubuh.
Peningkatan imunitas atau kekebalan tubuh adalah jalan terbaik untuk memerangi Covid-19, sebab daya penularan atau virulensi virus asal Wuhan, Hubei, China itu tidak mampu menembus manusia yang memiliki sistem imun baik.
Faktor lain yang mendukung penularan Covid-19 adalah dosis virus.
dr Amin mengatakan apabila seseorang berada dalam ruangan tertutup bersama pasien positif Covid-19 secara terus menerus, maka dosis dirinya terpapar virus akan semakin naik, dan memperbesar kemungkinan tertular Covid-19.
"Yang harus dilakukan adalah satu, menjaga kekebalan kita tinggi supaya risiko infeksinya kecil, tapi juga menghindari dosis virus yang besar," kata dr Amin.
"Artinya kita menghindari kerumunan, kita menghindari keramaian," lanjutnya.
Lihat videonya di bawah ini mulai menit ke-7.35:
(TribunWow.com/Anung)