TRIBUNWOW.COM - Kasus pertama Virus Corona di Indonesia merupakan dua warga asal Depok.
Dua pasien positif Virus Corona itu terdiri dari ibu dan anak yang diduga tertular karena kontak langsung dengan WN Jepang yang telah tertular covid-19.
Lantas, siapakah orang pertama di dunia yang tertular Virus Corona dari Wuhan?
• Sahrul Gunawan Sebut Wabah Virus Corona Berdampak ke Usaha Travel Umrah: Kita Harus Nanggung?
Dilansir TribunWow.com dari BBC Indonesia pada Rabu (4/3/2020), pihak berwenang China tempat virus ini berasal belum tahu siapa pasien pertama penyakit covid-19.
Namun, biasanya ketika ada wabah virus atau bakteri, orang pertama yang terinfeksi diberi nama pasien nol.
Mengidentifikasi pasien nol dianggap hal yang cukup penting.
Pasalnya, dengan meneliti pasien pertama bisa diketahui, bagaimana, kapan, mengapa suatu wabah bermula.
Awalnya, pihak berwenang China mengatakan bahwa kasus pertama covid-19 terjadi pada 31 Desember 2019.
Pada kasus pertama tersebut, pasien mengalami pneumonia.
• Tak Ambil Pusing soal Virus Corona, Ashanty: Kalau Dipikirin Malah Semakin Stres, Semakin Drop
Diyakini, ia mengalami pneumonia setelah berada di pasar hewan dan ikan laut, Wuhan, Provinsi Hubei.
Sementara itu, data statistik yang dikumpulkan oleh John Hopkins University di Amerika Serikat, juga menunjukkan bahwa 82 persen kasus Virus Corona berasal dari pasar tersebut.
Mereka menemukan sekitar 75.000 kasus berasal dari kawasan tersebut hingga tempat itu disebut episentrum Virus Corona.
Namun, kajian Jurnal Medis The Lancet yang dilakukan oleh para peneliti China mengungkap bahwa kasus Virus Corona terjadi sebulan sebelum keterangan resmi Pemerintah China.
Kasus pertama terjadi pada 1 Desember 2019.
Dalam kajian tersebut pasien itu tidak terlibat kontak langsung dengan pasar hewan dan ikan laut di Wuhan.
Seorang dokter senior di Rumah Sakit Jinyintan di Wuhan, sekaligus penulis hasil penelitian bernama Wu Wenjuan mengatakan pasien pertama berusia lanjut.
• Effendi Ghazali Ungkap Kabar Gembira soal Virus Corona dan Imbau Karni Ilyas: Jangan Ngotot-ngotot
Selain itu, pasien itu disebut mengidap Alzheimer.
"Ia [pasien] tinggal sekitar empat atau lima halte bus dari pasar hewan di Wuhan, karena ia sakit, ia tidak keluar rumah," ungkap Wu Wenjuan pada BBC.
Lalu, dua dari tiga kasus selanjutnya disebut tidak pergi ke pasar hewan di Wuhan.
Walaupun begitu, peneliti menemukan bahwa 27 dari 41 sampel pasien yang dirawat di rumah sakit pada awal wabah, menunjukkan mereka pernah ke pasar hewan dan ikan laut di Wuhan.
Fakta Baru terkait Virus Corona yang Diungkap Professor Nidom
Ketua Tim Riset Corona Virus dan Formulasi Vaksin Profesor Nidom Foundation (PNF), Profesor Chaerul Anwar Nidom mengungkap fakta baru terkait covid-19.
Menjadi narasumber di acara Sapa Indonesia Malam Kompas TV pada Senin (2/2/2020), Nidom mengatakan bahwa Virus Corona antar negara berbeda-beda.
Nidom menjelaskan bahwa, Virus Corona yang terjadi di Wuhan berbeda dengan virus yang menyebar di Korea Selatan, Italia, maupun Iran.
• Dua Warga Depok Positif Virus Corona, Ini 2 Cara Penularan Utama Covid-19 Menurut Menkes Singapura
Mulanya, ia mengira bahwa Virus Corona ini hanya bisa menular pada spesimen etnis tertentu.
Sehingga, pada kasus Virus Corona pertama di Wuhan, ia sempat mengira hanya bisa terjadi pada etnis asli China.
"Dan menurut Anda bahwa asal virus apakah berasal dari Wuhan, dari Jepang, dari Korea Selatan, dari Italia itu berbeda-beda?," tanya Aiman.
"Ya, jadi saya melihat waktu di Wuhan itu saya membuat hipotesis bahwa virus ini adalah monoetnik receptor," jawab Nidom.
Namun, setelah mendengar banyaknya korban berjatuhan di Italia hingga Iran, maka Nidom mengatakan bahwa virus ini merupakan multietnik receptor.
Sehingga, virus bisa menyerang spesimen etnis lain, tidak hanya spesimen orang China saja.
Ia menduga, virus dan spesimen atau receptor sebenarnya tidak berubah.
Namun, ada kuman lain berada di sekitar receptor hingga akhirnya Virus Corona bisa masuk.
"Tetapi sekarang meloncat di Iran, terutama di Iran, di Italia dan sebagainya saya melihat apakah ini sudah meloncat dari jadi multietnik receptor atau sekedar perubahan-perubahan yang terjadi di sekitar receptor."
"Misalkan begini, sebetulnya virus itu tidak berubah, receptor juga tidak berubah dan dia tidak bisa diinfeksi karena ada kuman yang lain, yang mengikis, yang menginfeksi receptor maka virus Wuhan ini masuk ke dalam seseorang yang seharusnya tidak bisa masuk," jelas Nidom.
• Rizky Febian Berburu Masker seusai 2 WNI di Indonesia Positif Corona: Gila, Rp 2 Juta Per Bungkus
Nidom membenarkan bahwa perbedaan virus asal negara dapat mempengaruhi cara penanganannya.
Ia mengatakan, angka kematian covid-19 belum tinggi namun penyebarannya sangat cepat.
"Sekarang yang kita bisa lihat data lapangan bahwa 2 sampai empat persen angka mortalitir kemudian kecepatannya sangat tinggi," ujarnya.
Nidom khawatir dengan kecepatan penyebaran hingga kekuatan patogen untuk menyebabkan penyakit semakin besar, seperti kasus MERS.
"Nah ini khawatirnya pada posisi virus itu berubah di daerah yang menyebabkan daerah patogenitas meningkat."
"Apa yang terjadi tatkala kecepatan virus yang tinggi kemudian patogenitasnya meningkat seperti MERS. MERS bisa 10 persen nah ini kan Corona 2 sampai 4 persen," ujarnya.
Sehingga, sampel korban Virus Corona sangat penting untuk menjadi bahan analisis, di mana sebetulnya virus berasal.
• Siap-siap, Penimbun Masker dan Hand Sanitizer Selama Wabah Virus Corona Terancam Penjara 5 Tahun
"Maka sampel dari korban ini dianalisis di laboratorium secara biologi molekuler kemudian dilakukan analisis kekerabatan." ujarnya.
Peneliti yang juga Guru Besar Universitas Airlangga ini mengatakan, jika dua orang Depok positif Corona itu benar-benar tertular dari WN Jepang, maka virus itu tidak jauh berjenis Virus Corona dari Jepang.
"Dia berada di mana kalau memang dicurigai orang Jepang yang ini dekat korban ini maka seyogyanya virus ini dekat dengan Virus yang dari Jepang."
"Tatkala di analisis misalkan Virus itu lebih deket dari Iran itu ada sesuatu yang dipertanyakan," jelas Nidom.
Lihat videonya 4:51:
(TribunWow.com/Mariah Gipty)