TRIBUNWOW.COM - Peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW), Donal Fariz mengaku mendukung gerakan aksi 212 yang menuntut kasus pemberantasan korupsi.
Diketahui aksi 212 dilaksanakan di kawasan Monas, Jakarta Pusat pada Jumat (21/2/2020).
Meski mengaku mendukung, Donal Fariz meminta agar demo itu harus jelas konteksnya.
"Ya silakan saja menurut saya, tapi temanya harus spesifik dan konteksnya harus jelas," kata Donal Fariz seperti dikutip dari channel YouTube Talk Show TV One pada Jumat (21/2/2020).
• Berapi-api, Emak-emak Keluhkan Harga Cabe dalam Orasi 212: Sri Mulyani Kita Ini Kebingungan
"Saya mendukung secara gerakan, jadi isunya memang kalau didorong pemberantasan korupsi saya sangat setuju," imbuhnya.
Namun, ia meminta agar Koordinator Lapangan Aksi 212, Damai Hari Lubis jangan asal membuat analisis terkait masalah korupsi.
Misalnya jangan asal menuduh soal adanya korupsi dalam dana Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
Padahal, nanti kalau ditanya apa buktinya justru bisa merepotkan pihak 212.
"Tapi memang sebaiknya Pak Lubis dibuat secara lebih agak spesifik dan tidak kemudian membuat anasir baru."
"Misalnya saya agak tertarik dengan pernyataan akhir tadi soal dana Pilpres dan segala macam. Bagi saya ya isu ini menarik tentu kalau dikejar apa bukti segala macam justru akan menyulitkan," jelas Donal.
Selain itu, adanya penggiringan opini justru bisa membuat tidak semua orang mendukung gerakan 212.
"Gerakan-gerakan anti korupsi, gerakan untuk mendorong pemberantasan korupsi kalau diframing ke arah politik justru ini akan kesulitan mendapat dukungan secara kolektif."
"Nanti akan ditanya Pak Lubis dan kawan-kawan apa hasil eksaminasi 212 terkait dengan dugaan dana Pilpres, terkait dengan dana Jiwasraya," katanya.
• Blak-blakan Ditanya Kenapa Tak Cegah Upaya Pelemahan KPK?, Presiden Jokowi: Saya juga Diawasi
Menurutnya, tuduhan bisa dilontarkan jika memang sudah ada buktinya.
Pria 33 tahun ini khawatir tuduhan 212 bisa membuat masalah makin rumit.
"Tapi kalau tidak punya argumentasi tentang itu nanti akan belepotan sendiri terkecuali Pak Lubis sudah punya fakta, sudah punya petunjuk, sudah punya bukti yang menjelaskan argumentasi itu."
"Jika tidak justru gerakan yang positif tadi mendorong kasus korupsi akan menimbulkan interpretasi yang beragam," kritik Donal.
LIhat videonya mulai menit ke-1:30:
Singgung Jokowi, Luhut hingga Ahok
Dalam kesempatan yang sama, dalam orasi yang disampaikan oleh emak-emak itu juga sempat menyinggung tokoh-tokoh penting termasuk Mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Sebelum membahas Ahok, emak-emak itu menyinggung Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Ia meminta pertanggungjawaban terkait APBD DKI Jakarta hingga dana insfrastruktur.
Dalam orasinya itu, emak-emak tersebut juga sempat menekankan kata berutang.
"Faktanya sampai hari ini kita masih terus berutang, berutang," imbuhnya.
Selain itu ada nama Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri hingga Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan yang dianggap terlibat dalam beberapa kasus yang merugikan negara.
Kemudian, emak-emak itu menyinggung Ahok.
Ia menuduh agar Ahok bertanggung jawab dengan kasus terkait DKI Jakarta.
• Polisi Bicarakan Jumlah Massa yang akan Padati Istana Negara di Aksi 212: Tak sampai 2 Ribu Orang
Lihat videonya mulai menit ke-4:10:
(TribunWow.com/Mariah Gipty)