TRIBUNWOW.COM - Dua mahasiswa asal Indonesia, Dista Wahyu Prasetyo dan A. Yusuf Azhar yang sebelumnya tinggal di Wuhan, menceritakan bagaimana kehidupan sebenarnya di sana.
Mereka mengatakan apa yang terjadi di kota sumber wabah Virus Corona itu tidak seheboh yang diberitakan oleh media Indonesia.
Dikutip dari video unggahan kanal Youtube metrotvnews, Senin (17/2/2020), Dista menyebut situasi di sana tergolong aman.
"Sebenarnya enggak ya, karena ketika kita di sana, semua kondisi memang terlihat baik-baik saja, karena semuanya masih aman," jelasnya.
Dista menyebut di tengah wabah Virus Corona, stok-stok bahan pangan dan kebutuhan-kebutuhan lainnya masih mudah didapat.
"Bahan pangan masih terpasok, kita masih beli bahan makanan, di Wall Mart atau Carefour," ujar Dista yang menempuh studi di Wuhan University of Technology.
Ia kemudian menyinggung soal pemberitaan Media Indonesia terkait kondisi Wuhan.
"Sebenarnya apa yang ada di sana, itu enggak seperti yang diberitakan di media Indonesia," kata Dista.
Yusuf yang menempuh studi di Central China Normal University mengiyakan pernyataan Dista.
Ia juga menyebut toko-toko di sana tetap buka seperti biasa.
Yusuf sendiri kaget mengetahui ada sebuah video orang-orang berjatuhan di jalan, dan diberitakan sebagai korban dari Virus Corona.
Selama dirinya berada di Wuhan, ia mengatakan belum pernah satu kali pun melihat kejadian seperti video yang beredar tersebut.
• Sebut Virus Corona Berasal dari Laboraturium di Wuhan, Senator AS: Bermuka Dua, Tak Jujur sejak Awal
Kota Benar-benar Mati
Dista tidak memungkiri setelah dikarantina, aktivitas di Wuhan memang seperti kota mati.
Namun ia masih merasa aman di tengah situasi tersebut.
"Wuhan di-lockdown (dikarantina) dari tanggal 23 Januari, sampai sekarang mungkin," kata Dista.
"Kota itu benar-benar mati, bandara ditutup, kereta lambat, MRT, semua ditutup."
"Cuma semua baik-baik saja," lanjutnya.
• 3 dari 78 WNI Kru Kapal Pesiar Diamond Princess Dilaporkan Positif Virus Corona
Lihat videonya di bawah ini mulai menit ke-1.20:
Cerita Aktivitas WNI di Tempat Observasi Natuna
Hafiz, seorang Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjalani proses observasi di Natuna itu menceritakan pengalamannya selama menjalani kehidupan di tempat observasi.
Pria asal Palangkaraya, Kalimantan Tengah itu mengatakan kondisi tempat observasi nyaman dan aman.
Bahkan Hafiz mengatakan segala fasilitas yang diminta oleh para peserta observasi segera dikabulkan oleh pihak pengelola tempat observasi.
• Masa Karantina Virus Corona Selesai, Kemenkes Sebut Ada WNI Justru Takut Tak Bisa Kembali ke Wuhan
Dikutip TribunWow.com dari kanal YouTube Kompastv, Sabtu (15/2/2020), awalnya Hafiz mengungkapkan pengalaman yang paling berkesan selama masa observasinya adalah ketika kedatangannya di Indonesia.
Ia mengakui kala itu dirinya dan rekan-rekannya yang turut diobservasi khawatir dan takut karena mendapatkan penolakan dari warga Natuna.
Namun ia lega sebab situasi di Natuna berangsur membaik.
"Yang paling berkesan, ketika awal kita datang, kita khawatir karena masyarakat di sini menolak kedatangan kita, tapi hari per hari semuanya terasa aman dan nyaman," papar Hafiz.
Hafiz juga mengapresiasi pelayanan yang diberikan oleh para tentara di tempat observasi.
"Pelayanan yang diberikan oleh para tentara-tentara di sini sangat profesional, dan kami sangat merasa senang atas pelayanan yang diberikan mereka kepada kami," jelasnya.
Sebelum dipulangkan, Hafiz mengatakan dirinya dan peserta observasi yang lain diperiksa untuk terakhir kalinya.
Setelah itu diberikan sebuah surat keterangan sehat yang menyatakan bahwa mereka bebas dari Virus Corona.
"Terakhir kali pengecekan suhu yang dilakukan oleh kesehatan dan pembagian surat keterangan bahwasanya kami bebas dari Corona," terang Hafiz.
Keluhan Selalu Dikabulkan
Hafiz menjelaskan selama hidup di tempat observasi, ia merasa berkecukupan dengan fasilitas yang ada di sana.
Meskipun hanya bisa beraktivitas di sekitar hanggar, mereka mengakui mendapatkan fasilitas yang diminta.
"Selama dua minggu ini, ruang lingkup kami terbatas hanya di sekitar hanggar, tapi pelayanan di sini, para tentara selalu mengabulkan keluhan-keluhan yang kita berikan," kata Hafiz.
"Seumpamanya kita memerlukan gitar, besoknya gitar sudah datang, karaoke, ping pong, apa pun fasilitas yang ada, diberikan kepada kami," tambahnya.
Soal komunikasi Hafiz mengatakan tidak ada kendala.
Setelah dua hari menetap di tempat observasi, mereka diberikan sebuah kartu sim untuk menghubungi keluarga mereka masing-masing.
Hafiz mengatakan pihak keluarganya juga memaklumi tindakan pemerintah yang melakukan observasi terhadap dirinya.
Lihat videonya di bawah ini mulai menit awal:
(TribunWow.com/Anung Malik)