Pemulangan WNI Eks ISIS

Kata Pengamat Terorisme Ridlwan Habib Alasan Anak WNI Eks ISIS di Bawah 10 Tahun Aman Dipulangkan

Penulis: anung aulia malik
Editor: Mohamad Yoenus
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengamat terorisme Ridlwan Habib dari video unggahan kanal YouTube talk Show tvOne, Jumat (14/2/2020)

TRIBUNWOW.COM - Pengamat terorisme Ridlwan Habib menjelaskan mengapa anak-anak Warga Negara Indonesia (WNI) mantan anggota teroris ISIS memungkinkan untuk dipulangkan ke tanah air.

Ridlwan mengatakan opsi tersebut juga pernah diajukan olehnya dan para akademisi kepada pemerintah.

Sedangkan alasan diperbolehkannya anak di bawah umur 10 tahun untuk pulang berasal dari kajian para psikolog yang menjelaskan bahwa anak-anak di bawah umur 10 tahun masih mudah untuk didoktrin agar kembali mencintai Indonesia.

 

Pemerintah Berwacana Pulangkan Anak WNI Eks ISIS, KPAI Minta Dikaji Lebih Mendalam

Dikutip TribunWow.com dari video unggahan kanal YouTube talk Show tvOne, Jumat (14/2/2020), awalnya Ridlwan menjelaskan bahwa penentuan bolehnya anak-anak WNI eks ISIS untuk kembali pulang juga melalui proses yang panjang.

Setelah terjadi pro dan kontra, lalu melalui beberapa kajian, lahir lah opsi ketiga yang memperbolehkan anak-anak WNI eks ISIS pulang dengan syarat-syarat dan seleksi yang ketat.

"Maka kami dari akademisi mengusulkan opsi ketiga, yakni khusus membawa anak-anak di bawah 10 tahun," kata Ridlwan.

Ridlwan mengatakan batas umur 10 tahun ditentukan setelah terjadinya pro dan kontra.

"Saat itu memang ada perdebatan kenapa 10 tahun," katanya.

Ia memandang Indonesia akan kesulitan untuk melakukan deradikalisasi bagi anak-anak di atas usia 10 tahun.

"Karena memang dari asesmen kami, melihat kesiapan program deradikalisasi di dalam negeri, di atas itu agak berat," jelas Ridlwan.

Ridlwan menjelaskan anak-anak WNI eks ISIS yang saat ini berumur di bawah 10 tahun, dipercaya masuk ke Suriah saat masih bayi.

Berdasarkan keyakinan dan analisa tersebut, Ridlwan mengatakan proses deradikalisasi anak-anak di bawah umur 10 tahun akan lebih mudah.

"Masih memungkinkan walaupun memori mereka pasti akan dipenuhi dengan kekerasan, memori mereka akan dipenuhi dengan situasi perang, tapi masih memungkinkan untuk didoktrin untuk kembali mencintai Indonesia," paparnya.

"Tetapi ketika di atas 10 tahun, ini ada kajian dari beberapa psikolog juga, menganggap sudah tidak memungkinkan karena narasi kekerasannya begitu mendalam," lanjut Ridlwan.

Laksdya TNI Achmad Djamaludin Prediksi WNI Eks ISIS Pulang Lewat Filipina: Paling Banyak ke Sana

Jokowi Tegaskan Tak Pulangkan WNI Eks ISIS

Dikutip dari Kompas.com, Rabu (12/2/2020), sebelumnya diberitakan, Jokowi tidak akan memulangkan WNI eks ISIS.

Jokowi mengatakan Indonesia memprioritaskan keselamatan mayoritas penduduk Indonesia ketimbang WNI eks ISIS.

Presiden Joko Widodo memberikan pidato di hadapan Parlemen Australia di Dewan Perwakilan Rakyat di Canberra, Australia, Senin (10/2/2020). Dalam lawatan ke Australia pada 8-10 Februari, Jokowi melakukan serangkaian agenda, antara lain menghadiri pertemuan bilateral dan menyaksikan penandatanganan sejumlah nota kesepahaman. (AFP/POOL/LUKAS COCH)

"Saya kira kemarin sudah disampaikan bahwa pemerintah punya tanggung jawab keamanan terhadap 260 juta penduduk Indonesia, itu yang kita utamakan," terangnya.

Keputusan pemrintah soal pemulangan WNI eks ISIS pertama kali dilontarkan oleh Menko Polhukam Mahfud MD.

Mahfud menyampaikan hal tersebut seusai rapat tertutup bersama presiden di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (11/2/2020).

"Pemerintah tidak ada rencana memulangkan teroris. Bahkan tidak akan memulangkan FTF (foreign terorist fighter) ke Indonesia," kata Mahfud.

Cerita Eks ISIS yang Bergabung di Usia Muda, Merasa Bosan Belajar: Kerjaannya Gitu-gitu Doang

Lihat videonya di bawah ini mulai menit ke-2.00:

Mantan Teroris Sebut WNI Eks ISIS Jadi Korban Hoaks

Mantan Teroris, Sofyan Tsauri mengungkap bahwa WNI eks ISIS juga bisa jadi merupakan korban hoaks.

Sofyan Tsauri mulanya mengatakan bahwa jaringan teroris ISIS tidak jarang menggunakan anak-anak dan wanita sebagai alat operasi.

"Problemnya adalah ISIS itu menjadikan anak-anak dan wanita sebagai media operasi mereka," kata Sofyan Tsauri seperti dikutip dari Kompas TV pada Selasa (11/2/2020).

Sofyan Tsauri saat menjadi narasumber di acara Dua Sisi Kompas TV pada Senin (10/2/2020). (Akun Youtube Kompas TV)

 

• Pemerintah Indonesia Tegaskan Tak akan Pulangkan Ratusan WNI eks ISIS ke Tanah Air

Lantas ia mencontohkan bagaimana pengeboman di sebuah Gereja di Surabaya beberapa waktu lalu dilakukan oleh sebuah keluarga yang juga terdiri dari seorang ibu dan anak-anaknya.

"Contoh di Surabayajuga melibatkan wanita dan anak-anak dan ini memakai anak-anak dan perempuan di istana kemaren Novi yang tertangkap Densus 88. Itu menjadikan wanita," katanya.

Meski tidak setuju ratusan WNI eks ISIS dipulangkan, Sofyan merasa nilai-nilai kemanusiaan juga perlu dipetimbangkan.

Ia menduga, eks ISIS itu bisa jadi korban propaganda jaringan terorisme tersebut.

"Saya enggak setuju secara tapi kemudian ada nilai-nilai kemanusiaan," kata Sofyan.

"Saya kan juga masih menyangka masih beranggapan bisa jadi mereka juga adalah korban atau hoaks dari kebohongan yang dilemparkan oleh ISIS," sambung dia.

 Namun, Sofyan mengatakan lagi bahwa pemulangan eks ISIS itu tidak terlalu mendesak.

"Saya tidak melihat ada urgensinya," katanya.

• Respons Guru Besar UI saat Fadli Zon Sebut Tak Ada Upaya Cegah WNI Gabung ISIS: Enggak Bisa, Sulit

Lihat videonya mulai menit ke-14:10:

(TribunWow.com/Anung Malik/Mariah Gipty)