TRIBUNWOW.COM - Tokoh Masyarakat Natuna, Rodhial Huda angkat bicara terkait 'bully-an' kepada warganya akibat menolak karantina WNI dari Wuhan, China di daerah tersebut.
Hal itu diungkapkan Rodhiul Huda saat menjadi narasumber di acara Indonesia Lawyers Club (ILC) pada Selasa (4/2/2020).
"Masalah kami Natuna hari ini di-bully bahwa kami tidak Indonesia, kami tidak berperikemanusiaan karena menolak saudaranya sendiri perlu untuk diketahui," ujar Rodhiul Huda.
• Kisah Dokter Beri Peringatan sebelum Virus Corona Menyebar, Sempat Diancam Polisi dan Kini Tertular
Huda mengatakan, Natuna selama ini selalu 'welcome' dengan pendatang.
Ia menceritakan pengungsi Vietnam hingga orang Jawa bisa tinggal di Natuna.
"Dari saya kecil sejak tahun 75 ada ribuan pengungsi dari Vietnam yang datang ke Natuna dan itu kami tampung."
"Di rumah-rumah kami sendiri saking banyaknya, baru ke pulau Galang, berikutnya pada tahun 80 an ada ribuan transmigrasi yang didatangkan dimasukkan ke Natuna."
"Orang Jawa dan orang dari orang Medan dan kami terima dan sampai hari ini tidak ada masalah, dan ini perlu diketahui," jelas Huda.
Bahkan, Bupati Natuna merupakan seseorang dari Jawa.
"Dan di Natuna suku sangat banyak termasuk bupatinya orang Jawa bisa menjadi Bupati di Natuna, belum tentu di tempat lain bisa," lanjutnya.
Huda kemudian menjelaskan dampak setelah kedatangan WNI dari Wuhan tersebut.
"Terus sekarang semua suku ada, hari ini yang terjadi di Natuna dengan informasi yang kacau balau, informasi yang simpung siur, masyarakat gelisah, ada hal-hal yang terjadi yang publik perlu ketahui."
"Di sana bahwa yang sudah kelihatan ada akibat baru tiga hari sudah ada akibat," ungkapnya.
• Menkes Terawan Ungkap Alasan Santai Hadapi Virus Corona: Lebih Besar Batuk Pilek Penyebab Kematian
Huda mengatakan, aktivitas masyarakat seperti kegiatan di pasar mulai sepi.
Kedua, orang-orang Natuna banyak yang pergi wilayah lain.
"Pertama, pasar di kota Ranah itu sepi, orang tutup toko"
"Kedua, memang mungkin bukan eksodus, tapi sudah banyak orang pergi dari pulau besar itu untuk ke pulau-pulau lainnya."
"Kebetulan datang itu Minggu dan Minggu malam itu datang kapal PELNI ke Pontianak itu juga banyak ke sana," kata dia.
Namun, yang menjadi masalah banyaknya informasi simpang siur hingga membuat masyarakat kebingungan.
• Perbandingan Karantina Virus Corona di Natuna dan Inggris, dari Lokasi, Aturan, hingga Fasilitas
"Kebetulan orang melihat ada surat meliburkan anak sekolah tingkat SD dan SMP. Begitu ada surat masyarakat merasa libur, dan mereka merasa tenang anaknya tidak keluar."
"Tiba-tiba ada telegram dari Kemendagri harus sekolah lagi itu tanpa juga mungkin sosialisasi, dan koordinasti serta merta dan kaget lagi orang jadi masalah," jelas Huda.
Kemudian, dampak ketiga ada beberapa orang membatalkan perjalanan ke Natuna setalah kedatangan WNI itu.
"Terus perjalanan ke Natuna dari Batam dan Tanjung Pinang banyak yang ditunda, ada beberapa paket wisata itu dibatalkan."
"Saya kasih contoh ada bulan Juni akan ada pernikahan orang di Jakarta menikah di Alleystone di Natuna sebanyak 150 orang itu hari senin membatalkan jadi harus bayangkan juga akibatnya," ungkapnya.
Lihat videonya sejak menit ke-1:05:
Menkes Terawan Ungkap Kekhawatiran Terbesarnya soal Virus Corona
Wabah Virus Corona hingga kini masih menjadi perhatian publik.
Virus tersebut menyulut kepanikan dan ketakutan di masyarakat.
Menanggapi wabah Virus Corona di Indonesia, Menteri Kesehatan (Menkes) RI Terawan Agus Putranto mengatakan hal yang paling berbahaya dari Virus Corona justru bukan berada pada virus tersebut.
Bahaya dari virus yang bermula di Kota Wuhan itu menurut Terawan justru bersumber dari pemberitaannya.
• WNI Pertama Positif Virus Corona Tercatat di Singapura, Terjangkit setelah Kontak dengan Majikan
Maksud dari perkataan Terawan adalah banyaknya berita menyesatkan dan hoaks seputar Virus Corona yang menyebabkan kepanikan dan ketakutan di masyarakat.
"Lebih berbahaya beritanya, kalau itu isu, itu, hoax, jauh lebih berbahaya," kata Terawan dikutip TribunWow.com dari kanal YouTube OPSI METRO TV, Selasa (4/2/2020.
Ia kemudian menceritakan hoaks yang menurutnya paling membuat kepanikan adalah berita bohong soal adanya korban meninggal di Indonesia akibat Virus Corona.
Setelah ditelusuri lebih lanjut, ternyata hal tersebut hanya berupa simulasi yang dilakukan oleh sebuah rumah sakit.
• WNI di Singapura Positif Virus Corona, Tertular dari Kontak Langsung Orang yang Sudah Terpapar
Namun kejadian tersebut diambil hanya sepotong dan ditambahkan suatu narasi yang menyebabkan ketakutan masyarakat umum.
"Menurut saya itu sebuah pemotongan skenario dan gambar yang enggak pas lah," jelas Terawan.
"Itu kan menimbulkan kegelisahan banyak orang," lanjutnya.
(TribunWow.com/Mariah Gipty/Anung Malik)