TRIBUNWOW.COM - Ternyata ada laboratorium yang meneliti virus berbahaya di Wuhan, China.
Lab bernama The Wuhan National Biosafety Laboratory itu bahkan hanya berjarak sekitar 32 kilometer dari pasar seafood Huanan.
Seperti diketahui, pasar tersebut adalah lokasi yang diduga awal penyebaran virus corona.
• Video Pria Marah dan Bentak Tim Medis Virus Corona di Wuhan, Merasa Rumah Sakit Abaikan Keluarganya
Menurut laman DailyMail.co.uk, The Wuhan National Biosafety Laboratory berstatus biosafety-level-4 (BSL-4).
Level itu adalah yang tertinggi.
Artinya, virus dan patogen paling berbahaya di dunia, diteliti di lab yang dibuka pada 2017 itu.
Di seluruh dunia, ada 52 lab berstatus BSL-4.
Berdasarkan tulisan LiveScience.com, semua peneliti yang akan berkegiatan di lab BSL-4, harus menggunakan pakaian khusus.
Pakaian khusus itu menutupi seluruh badan peneliti, membuatnya 'terisolasi' dari lingkungan sekitarnya.
Tak hanya itu, ada juga proses dekontaminasi semua material yang sudah digunakan dalam proses penelitian.
Sementara lokasi bangunan labnya juga harus berada terpisah dari bangunan lainnya atau terisolasi dari bangunan lain.
Bangunan tersebut harus memiliki penyaring atau pembersih udara dan sistem dekontaminisasi secara terpisah.
Sebelumnya pembangunan lab tersebut sempat menjadi sorotan.
Pada 2004, pernah ada kejadian virus SARS lolos dari sebuah lab di China.
Seorang konsultan biosafety dari AS, Tim Trevan mengaku khawatir mengenai adanya The Wuhan National Biosafety Laboratory, jika China masih kerap menutupi informasi.
Ia mengatakan, risikonya sangat besar jika China menganut informasi tertutup dan sempat ada insiden.
Oleh karena itu, untuk menjaga agar lab BSL-4 itu tetap aman, ia menyarankan agar ada keterbukaan informasi.
Sementara itu, dikutip dari Intisari Online, mantan intelijen militer Israel, Dany Shoman sempat mengatakan, lab BSL-4 di Wuhan berkaitan dengan pembuatan senjata biologi.
Ia mengatakan, proyek itu menjadi bagian dari riset militer dan informasinya sangat ditutupi.
Hingga tulisan ini dibuat, pihak terkait memang belum buka suara mengenai dugaan tersebut.
Jadi, belum ada konfirmasi benar atau tidaknya virus corona berasal dari The Wuhan National Biosafety Laboratory.
• Terkurung karena Virus Corona, Mahasiswa Aceh di Wuhan: Seolah Kami Hanya Nunggu Giliran Terinfeksi
Kendati demikian, pakar mikobiologi dari Universitas Rutgers, Richard Ebright mengatakan, saat ini memang belum ada bukti kebenaran virus corona tersebar dari lab tersebut.
"Untuk saat ini tidak ada alasan untuk mencurigainya," ujarnya, dikutip dari DailyMail.co.uk.
Berikut adalah foto-foto penampakan lab yang meneliti virus dan patogen berbahaya itu:
1. Para peneliti di Wuhan Virology Institute
2. Pakaian hazmat untuk para peneliti di lab yang bersinggungan dengan virus berbahaya
Lembaga Kesehatan China Pastikan Virus Corona dari Satwa Liar
Pusat Pengendalian Penyakit di China telah mengonfirmasi bahwa Virus Corona memang berasal dari satwa liar.
Hal itu dikonfirmasi setelah menguji 33 dari 585 sampel yang didapat dari pasar makanan Wuhan.
33 sampel itu menunjukkan hasil positif yang menyebabkan pneumonia di Wuhan.
Dilansir TribunWow.com dari CGTN pada Senin (27/1/2020), Pusat Pengendalian Penyakit di China memastikan bahwa Virus Corona memang berasal dari satwa liar.
Mereka mengatakan, sampel itu ditemukan dari 22 kios dan satu truk sampah di pasar.
93,9 persen sempel didapat di bagian selatan pasar makanan laut.
Padahal, bagian selatan pasar makanan laut merupakan bagian yang dekat dengan perdagangan satwa liar yang ilegal.
Pada awal kemunculan Virus Corona, wabah penyakit mematikan itu dipercaya berasal dari kelelawar.
Virus itu ditularkan kelelawar pada manusia melalui perantara-perantara yang belum bisa dipastikan.
Sementara itu, dari kabar terbaru menunjukkan bahwa Virus Corona yang menyebabkan lebih dari 80 orang meninggal dan sekitar 2.761 orang terinfeksi secara global.
• Kronologi Dua Pasien Suspect Virus Corona di RSHS Bandung, Bagaimana Kondisi Terkini Para Pasien?
Satwa liar dipastikan penyebab Virus Corona, selain akan mengarantina pusat penangkaran hewan liar, pemerintah China juga mengimbau warganya untuk tak memakan produk-pruduk makanan yang berasal dari hewan liar.
Hal itu disampaikan oleh staf Kementerian Pertanian dan Pedesaan pemerintah China.
"Konsumen harus sepenuhnya memahami risiko kesehatan dari memakan hewan liar, menghindari daging buruan, dan makan dengan sehat," ucapnya, Minggu (26/1/2020) seperti dikutip dari scmp.com
Peraturan tersebut merupakan tindak lanjut dari pertemuan 19 pakar kesehatan di China.
Pakar tersebut menyebut konsumsi dan perdagangan hewan liar adalah penyebab sejumlah penyakit.
Di antaranya yakni Severe Acute Respiratory Syndrome (Sars), dan flu burung H7N9.
"Mengontrol atau bahkan menghilangkan makanan dan perdagangan hewan liar terkait tidak hanya diperlukan untuk perlindungan ekologis."
"Tetapi juga sangat penting dalam mengendalikan risiko kesehatan masyarakat," ucap pakar kesehatan China.
Pakar kesehatan itu menambahkan, risiko penularan penyakit semakin meningkat seiring dengan meningkatnya kontak manusia dengan satwa liar.
Keterkaitan antara perdagangan dan konsumsi hewan liar sudah dicurigai sebagai sebab munculnya Virus Corona.
Sebab, banyak pasien dengan gejala pneumonia ditemukan telah bekerja atau tinggal di dekat wilayah Wuhan.
(TribunJabar/Yongky Yulius/TribunWow.com/Mariah Gipty)
Sebagian artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Ternyata Ada Lab Virus Berbahaya di Wuhan, Lokasinya Dekat Tempat Awal Mula Virus Corona, Berkaitan?