Virus Corona

Cerita Mahasiswa Aceh Terisolasi di Wuhan karena Virus Corona, Ungkap Kesulitan Dapat Makanan

Editor: Lailatun Niqmah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto dok Dinsos Aceh, Mulia Mardi, Direktur Pemuda Pelajar Indonesia se-Tiongkok saat memberikan keterangan terkait keberadaan mahasiswa Aceh di Wuhan dalam komprensi pers di Dinas Sosial Provinsi Aceh di Banda Aceh, Minggu (26/01/2020)

TRIBUNWOW.COM - Anggota DPR Aceh, Muslim Syamsuddin, meminta Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah menambah pasokan makanan untuk mahasiswa Aceh di Provinsi Hubei, seiring meningkatnya jumlah korban yang terkena Virus Corona di China.

Sehari sebelumnya, Pemerintah Aceh mengirimkan uang tunai Rp 50 juta untuk kebutuhan mahasiswa di sana.

Namun, Muslem menyebutkan uang itu hanya cukup untuk dua hari bagi mahasiswa di sana.

Cerita Mantan Ketua KPU Sultra, Putrinya Terisolasi karena Virus Corona: Pak Jokowi Segera Pulangkan

“Saya minta itu uang beli makanan mahasiswa di Wuhan dan China harap dikirim lagi," kata Muslem, kepada Kompas.com, Senin (27/1/2020).

"Ini darurat kemanusiaan. Kita harus pastikan mereka terpenuhi kebutuhan makanannya. Bisa gunakan uang tanggap darurat, kirim yang mencukupi untuk dua pekan minimal.”

Mahasiswa Aceh sulit dapatkan bahan makanan

Dia menyebutkan, sudah berkomunikasi dengan mahasiswa asal Aceh di Wuhan.

Mereka mengeluhkan mahalnya bahan makanan di Wuhan. Bahkan, mendapatkan makanan pun sulit.

“Ini lucu juga, masak iya dikirim hanya Rp 50 juta. Padahal kita tahu, Wuhan itu ditutup. Otomatis semua bahan makanan jadi mahal," kata Muslem.

"Jangan sampai untuk tanggap darurat berbau kegiatan fisik seperti pembangunan tanggul banjir kita gelontorkan dana besar, untuk manusia begini kita cicil uangnya,” lanjut Muslem.

Orangtua mahasiswa Aceh khawatir

Pemerintah Aceh diminta berkomunikasi dengan orang tua mahasiswa asal Aceh.

Sehingga orangtua tidak khawatir akan nasib anaknya di Wuhan.

“Jangan biarkan rakyat sibuk cari tahu kondisi anaknya. Mereka kebingungan komunikasi ke mana," kata Muslem.

"Posko dibuka Pemerintah Aceh itu harusnya juga bekerja untuk berkomunikasi dengan orangtua mahasiswa yang menetap di Aceh,” lanjutnya.

Halaman
123