Terkini Daerah

Remaja di Bantul Iseng Tendang Orang Tak Dikenal sampai Tewas, Ibu Korban: Nyawa Dibayar Nyawa

Editor: Lailatun Niqmah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Jenazah

TRIBUNWOW.COM - BI, ibu dari FN (16), tak kuasa menahan emosinya.

Air matanya menetes saat berada di Mapolres Bantul, Selasa (14/1/2020).

Ia teringat sosok FN, anaknya yang masih berusia 16 tahun.

FN tewas akibat ulah iseng remaja berinisal AP (18).

Di Persidangan, Kivlan Zen Sebut Densus 88 Bunuh Pengawal Prabowo, Dibalas Iwan di Pemakaman Depok

Remaja yang tidak mengenal FN tersebut melempar cat dan menendang sepeda motor FN hingga anaknya itu jatuh dan tewas.

Sambil terisak, BI mengeluarkan gawainya. Ia kemudian memotret pelaku, AP, yang membunuh buah hatinya.

Hati BI semakin pilu saat mengetahui kenyataan bahwa AP melakukan hal tersebut karena iseng.

Ia memilih FN sebagai korban secara acak.

Keisengan AP merenggut nyawa FN dan memisahkan BI dengan putra yang dicintainya selama-lamanya.

"Saya minta tersangka dihukum seberat-beratnya. Harapan saya, nyawa dibayar nyawa," kata BI.

Dilempar cat dan ditendang

Tewasnya FN bermula saat ia dan rombongan kawan-kawannya pulang berkunjung dari pantai di Gunungkidul pada Sabtu (11/1/2020) sekitar pukul 14.30 WIB.

Pada saat yang sama, AP tengah mengendarai motor bersama teman-temannya.

Saat berada di Jalan Panggang-Siluk-Imogiri, AP melempar cat ke arah FN.

Motifnya hanya karena iseng. Tak berhenti di situ, AP mengejar FN menggunakan sepeda motor.

Dari Raja ke Penjara, Ini Penampakan Pimpinan Keraton Agung Sejagat Berbaju Tahanan, Ratu Menangis

Kemudian, AP menendang motor FN hingga remaja itu jatuh di Jalan Siluk-Imogiri, Desa Kebunagung, Imogiri.

FN meninggal dunia setelah sempat dilarikan ke Rumah Sakit Nur Hidayah dan dirujuk ke RS Sardjito.

Ia mengalami patah tulang leher, retak tulang punggung, dan tulang ekor bergeser.

Iseng dan acak

Kapolres Bantul AKBP Wachyu Tri Budi Sulistiyono mengatakan, AP melakukan hal tersebut lantaran iseng.

"Motivasi tersangka melempar dan menendang korban sementara sifatnya karena iseng. Setelah itu baru mereka mengejar korban hingga kemudian menendang dan jatuh," kata Wachyu.

Kepada polisi, AP juga mengaku mencari korbannya secara acak.

Dari kamera CCTV, polisi kemudian menangkap AP dan 11 orang lainnya yang merupakan teman AP.

Pengakuan Totok Santosa Raja Keraton Agung Sejagat, Sebut Tugas Permaisuri Merancang Pernak-pernik

Mereka bersama dengan AP saat peristiwa naas itu terjadi.

Kelompok ini berkomunikasi dengan grup di aplikasi WhatsApp.

Mereka mengaku tidak tergabung dalam geng apa pun.

AP dijerat Pasal 351 ayat 3 KUHP tentang Penganiayaan dengan ancaman hukuman tujuh tahun penjara.

Polisi menyita sejumlah barang bukti, seperti motor AP, motor FN, serta dua bungkus plastik bekas cat warna kuning dan biru.

(Kompas.com/Markus Yuwono)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Iseng Tendang Orang Tak Dikenal sampai Tewas, Ibu Korban: Nyawa Dibayar Nyawa"