TRIBUNWOW.COM - Mantan Ketua Badan Intelejen Strategis (Kabais), Sulaiman B Ponto angkat bicara soal penembakan pesawat Ukraina oleh pemerintah Iran.
Diketahui, pemerintah Iran mengakui telah melepaskan rudal dan mengenai pesawat penumpang Ukraina yang mengangkut 176 penumpang.
Setelah kejadian, pemerintah Iran telah mengonfirmasi bahwa pihaknya salah tembak.
Terkait hal itu, Sulaiman B Ponto justru menyebut pemerintah Iran telah bersikap gentleman.
• Pakar Hukum Analisa Motif Iran Salah Tembak Pesawat Ukraina: Mereka Sangat Khawatir
• Sandiaga Uno Sebut Indonesia Harus Unjuk Gigi dalam Konflik Iran-AS: Kita Perlihatkan Kedudukan Kita
Hal itu disampaikan melalui tayangan YouTube Talk Show tvOne, Sabtu (11/1/2020).
Mulanya, Ponto menganggap hal tersebut adalah hal yang biasa terjadi.
Ia pun menyinggung peralatan perang canggih milik Iran.
"Ya mungkin saja kan itu tergantung the man behind the gun," ujar Ponto.
"Sehebat apapun sistem yang dibuat itu tetap tergantung pada the man behind the gun."
Ponto menjelaskan, secanggih apapun alat perang akan tetap bergantung pada orang yang mengendalikan.
Untuk itu, bisa saja terjadi kesalahan hingga pemerintah Iran melepaskan rudal yang mengenai pesawat Ukraina.
"The gun sendiri tidak bisa membedakan 'Oh ini sipil ini militer'," ucap Ponto.
"Ke mana dia diarahkan di situlah dia akan pergi."
• Iran Akui Tembak Jatuh Pesawat Ukraina, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy Tuntut 5 Hal Ini
Ponto menyebut kejadian ini bukan pertama kalinya terjadi.
Ia pun menyinggung pesawat milik Malaysia yang juga jatuh karena serangan rudal beberapa tahun lalu.
"Yang terjadi sekarang kalau kita lihat ini kan bukan masalah pertama," ujarnya.
"Sebelum-sebelumnya juga sudah pernah terjadi, MH berapa itu Malaysia punya kan sudah terjadi."
Ia menilai, kemungkinan ada sejumlah faktor yang mempengaruhi hingga rudal Iran mengantam pesawat Ukraina.
"Jadi sebenarnya masalah dengan situasi dan kondisi seperti sekarang, salah tembak itu sudah resiko dan itu sudah terbiasa," kata Ponto.
"Beberapa kali kejadiannya, sudah terjadi. Jadi bukan kali pertama, kalau ini baru pertama ya pantas, tapi ini sudah beberapa kali."
Lantas, ia pun menyinggung tekanan yang dialami pasukan militer Iran.
Diketahui, Iran kini tengah terlibat konflik dengan Amerika Serikat.
"Karena kita tidak pernah melihat bagaimana stresnya pasukan yang ada di darat melihat pesawat datang," ujarnya.
"Sehingga siapapun pesawat datang dia sudah curiga ini akan menghancurkan saya, saya duluan saja."
Melanjutkan penjelasannya. Ponto menegaskan bahwa kejadian ini bukan kali pertama terjadi.
"Dan ini perlu diingat bukan baru pertama kali, sudah berkali-kali," kata dia.
Untuk itu, ia mengapresiasi sikap pemerintah Iran yang dengan berani mengakui terjadinya salah sasaran.
"Dan ini yang bagus diakui salah tembak, gentleman salah tembak dan itu sangat mungkin," sambungnya.
Simak video berikut ini dari menit awal:
Dua Konflik Baru
Sebelumnya, Pakar Hukum Internasional Prof Hikmahanto Juwana melihat kesalahan yang dilakukan oleh Iran menembak jatuh pesawat Ukraina akan melahirkan konflik baru.
Juwana menjelaskan Iran akan memiliki masalah lain dengan Ukraina dan Kanada.
Hal tersebut lantaran berdasarkan data korban, pihak yang paling kehilangan dari kecelakaan tersebut adalah Ukraina dan Kanada.
"Kemungkinan besar ini akan ada konflik baru, dimana tentu Ukraina akan tanda kutip mempermasalahkan masalah ini," kata Juwana.
"Demikian juga karena ada warga negara kanada, tentu juga Kanada akan mempermasalahkan ini," tambahnya.
• Kronologi Pria di Karawang Dibakar Lalu Dirampok di Hotel seusai Janjian Bersetubuh
Namun Juwana mengatakan konflik antara Iran dengan Kanada dan Ukraina nanti tidak akan berupa perang terbuka, melainkan lebih kepada penuntutan.
"Cuma mungkin sifat dari konfliknya itu akan berbeda, kalau misalnya kita bicara Iran dengan Amerika Serikat ini konflik yang mengarah kepada perang antar negara," papar Juwana.
"Tetapi kalau misalnya yang sekarang ini, ini lebih ke penyelesaian terkait mislanya dengan kompensasi, mungkin saja dari pemerintah Ukraina meminta permintaan maaf dari pihak Iran secara resmi."
"Bahkan juga meminta diberikan kompensasi terutama bagi warga yang nyawanya direnggut," lanjutnya.
• Penyerang PSS Sleman Kushedya Yudo Pamit, Dikabarkan Menuju ke Kota Kelahiran untuk Gabung Arema FC
Juwana kemudian mencontohkan kasus salah tembak pernah terjadi antara Iran dan Amerika Serikat (AS).
Kasus tersebut terjadi di tahun 1998 ketika kapal AS secara tak sengaja menembak jatuh pesawat milik Iran yang menewaskan 290 jiwa.
Akibat dari kasus tersebut Iran sempat menuntut AS hingga ke Mahkamah Internasional.
Namun masalah tersebut telah diselesaikan dengan cara musyawarah antar dua negara.
Pada akhirnya, AS memberikan kompensasi kepada Iran sekaliugs permohonan maaf secara resmi.(TribunWow.com)