TRIBUNWOW.COM - Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno mengatakan Indonesia harus ikut berperan dalam penyelesaian konflik antara Amerika Serikat dan Iran.
Ia mengatakan Indonesia memiliki kewajiban untuk bertindak sebagai negara dengan populasi terbesar urutan keempat di dunia.
Dikutip TribunWow.com, Sandiaga Uno mulanya membahas soal Indonesia yang memang memiliki prinsip politik diplomasi bebas aktif.
• Bahas Iran Tembak Pesawat Ukraina, Pakar Hukum Internasional Sebut akan Muncul 2 Konflik Baru
Prinsip tersebut mengharuskan Indonesia untuk tidak mengambil posisi dan membela pihak tertentu.
"Semuanya tercatat jelas dalam Undang-undang bahwa kita harus menjaga kebebasan, kemandirian pada masalah dunia," kata Sandiaga Uno di acara 'HOT INDONESIA', Talk Show TvOne, Sabtu (11/1/2020).
"Untuk mempertahankan kedamaian, kebebasan dan tentunya juga saling menghormati, dengan posisi kita tidak berpihak," tambahnya.
Ia kemudian mengungkit fakta Indonesia sebagai negara dengan populasi terbesar nomor empat di dunia, Indonesia memiliki tanggung jawab untuk berperan meredakan ketagangan antara Iran dan Amerika Serikat.
"Kita negara keempat terbesar dalam jumlah penduduk di dunia, kita harus bertindak," ujar Sandiaga Uno.
"Kita harus perlihatkan kedudukan kita, memberikan pandangan kita dan memastikan kedua pihak menurunkan ketegangannya," imbuhnya.
Mengenai perkembangan konflik hingga saat ini, Sandiaga Uno mengakui dirinya senang melihat ketegangan antara Iran dan AS sudah semakin menurun.
"Tapi saya senang dalam dua hari terakhir keadaan sudah mulai, dalam sepekan ini keadaan menjadi jauh lebih tenang," tandasnya.
• Sebut Mustahil Iran Salah Tembak Pesawat Ukraina, Pilot Senior Indonesia Ungkit Flight Radar
Alasan Trump Bunuh Qassem Soleimani
Sebelumnya diberitakan, terkait serangan yang menewaskan jenderal kenamaan Iran, Qasem Soleimani pada 3 Januari 2020, Trump beralasan Soleimani adalah teroris yang berbahaya.
Ia juga mengakui telah memerintahkan serangan udara yang menewaskan Soleimani.
"Minggu lalu, kami telah mengambil tindakan untuk menghentikan aksi kejam teroris yang membahayakan keselamatan Amerika. Melalui perintah saya, militer AS melenyapkan teroris kelas dunia, Qasem Soleimani," kata Trump dalam pidatonya di Washington, Rabu (8/1/2020).
"Sebagai Kepala Pasukan Quds, Soleimani bertanggung jawab terhadap beberapa tindakan yang sangat kejam," lanjutnya.
Trump meyakini tindakannya adalah tepat karena Soleimani telah melatih pasukan teroris lainnya, seperti Hezbollah.
Ia beralasan pembunuhan Soleimani dilakukan karena Soleimani telah berencana untuk mengobarkan perang saudara di wilayah tersebut.
Menurut Trump, Soleimani merencanakan serangan terhadap prajurit AS di Irak yang menyebabkan empat orang terluka dan satu orang terbunuh.
"Baru-baru ini, Soleimani berencana melakukan serangan yang menargetkan Amerika, tapi kami menghentikannya," kata Trump.
• Mantan Intelijen Indonesia Jelaskan Alasan Iran Salah Tembak Pesawat Ukraina: Bukan Pertama Kali
Lihat videonya di bawah ini mulai menit ke-5.40:
Tanggapan Trump soal Iran
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memberikan tanggapan terkait serangan Iran ke pangkalan militer AS di Irak.
Diberitakan TribunWow.com, hal tersebut disampaikan Donald Trump dalam pidatonya di Washington, Rabu (8/1/2020), sehari setelah serangan Iran diluncurkan ke pangkalan militer milik AS.
Dalam pidato tersebut, Trump menggarisbawahi beberapa poin yang menjadi perhatian pemerintah AS.
Awalnya, Trump menegaskan Iran tidak akan pernah diizinkan memiliki senjata nuklir selama ia menjabat jadi presiden, seperti dikutip dari voanews.com.
• UPDATE Ketegangan Iran-AS, Donald Trump Mundur dari Peluang Perang, Tak Kirim Serangan Balasan
Ia juga bersyukur tidak ada warga AS yang terluka dalam serangan misil Iran pada Selasa (7/1/2020).
"Tidak ada korban di pihak kita, semua prajurit kita aman, dan hanya ada dampak kerusakan minimal di pangkalan militer kita," kata Trump, Rabu (8/1/2020).
Trump menyebutkan pihak Iran tampaknya telah mundur.
"Iran tampaknya sudah mundur, yang mana merupakan hal baik bagi semua pihak dan bagi seluruh dunia," katanya.
Ia mengatakan tidak ada korban jiwa baik dari pihak AS maupun Irak karena sebelumnya telah dilakukan langkah-langkah pencegahan, yaitu berupa penarikan pasukan dan sistem peringatan dini yang berfungsi dengan baik.
Trump juga mengapresiasi kinerja pasukannya di Irak.
Kemudian ia menegaskan selama ini AS telah begitu banyak menoleransi tindakan Iran yang dianggap destruktif di wilayah Timur Tengah dan sekitarnya.
Trump menyebut tidak akan pernah mengizinkan Iran menggunakan senjata nuklir yang dapat membahayakan umat manusia.
"Kami tidak akan pernah membiarkan itu terjadi," tegasnya.
• Soal Isu Perang Dunia ke III Amerika dan Iran, Pengamat Militer: Trump Coba Selamatkan Mukanya
Tidak Akan Gunakan Kekuatan Militer
Trump menjelaskan saat ini perekonomian AS sedang kuat dan mampu memproduksi minyak bumi sendiri tanpa suplai dari Timur Tengah.
Ia mengatakan pasukan militer AS sudah dibenahi dengan biaya besar dan saat ini sedang dalam posisi terkuatnya.
Meskipun demikian, Trump mengatakan tidak ingin menggunakan kekuatan militer.
"Fakta bahwa kita memiliki pasukan militer yang kuat dan peralatan militer yang canggih, tidak berarti kita harus menggunakannya. Kami tidak ingin menggunakannya. Kekuatan Amerika, dalam hal militer dan ekonomi, sudah cukup sebagai pencegahan," tegas Trump.
• Serang Pangkalan Militer Amerika Serikat, Kemungkinan Iran Sengaja Menghindari Korban
(TribunWow.com/Anung Malik/Brigitta Winasis)