TRIBUNWOW.COM - Kepala Badan Keamanan Laut (Kabakamla), Achmad Taufiqoerrochman mengaku hanya dibekali dengan sebuah keris untuk mengusir kapal China di perairan Natuna.
Diketahui, China mengklaim kepemilikan perairan Natuna hingga mengizinkan kapal-kapalnya mengambil sumber daya alam dari wilayah tersebut.
Dilansir TribunWow.com, untuk mengusir kapal China, Taufiqoerrochman menyatakan Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto langsung memerintahkan Bakamla membeli peralatan yang lebih besar.
Hal itu disampaikan melalui tayangan Mata Najwa, Rabu (8/1/2020).
• Soal Polemik Natuna, Presiden Jokowi: Kedaulatan Tak Ada Tawar Menawar
• Di Mata Najwa, Meutya Hafid Kritisi Pernyataan Kabakamla soal Natuna: Jangan Keluar dari Mulut Anda
Mulanya, Taufiqoerrochman mengaku Bakamla sudah melakukan sejumlah upaya untuk menghalau kapal China dari perairan Natuna.
"Kita sudah giring ke Utara, tapi tetap dia enggak mau," kata Achmad.
"Berarti belum digiring?," sahut Najwa Shihab.
Menurut Taufiqoerrochman, Bakamla sudah berupaya menghalau kapal China, namun gagal.
"Bukan, kita sudah giring, kita pepet tapi tetep enggak mau," ujar Kepala Bakamla itu.
"Ini juga tidak boleh bermanuver membahayakan, nanti kita akan disalahkan."
Menanggapi pernyataan Taufiqoerrochman itu, Najwa Shihab lantas terus melontarkan pertanyaan.
Ia menyinggung ukuran kapal China yang lebih besar dibandingkan dengan milik Bakamla.
"Kapalnya jauh lebih besar dibanding kapal Bakamla ya pak?," tanya Najwa Shihab.
"Relatif sama, saya (kapal Bakamla) 110, dia (kapal China) 145," jawab Taufiqoerrochman.
• Nelayan Cerita Pernah Diusir Kapal China dengan Cara Dipepet: Itu Natuna Utara, Kok Saya Diusir?
Lantas, Najwa Shihab pun menanyakan peralatan yang ada di kapal Bakamla.
"Peralatan senjatanya?," tanya Najwa Shihab.
Namun, jawaban Taufiqoerrochman justru membuat Najwa Shihab terkejut.
Taufiqoerrochman menyebut kapal Bakamla yang dibekali senjata keris.
"Kita pakai keris," jawab Taufiqoerrochman.
"Keris?," sahut Najwa Shihab terkejut.
Taufiqoerrochman menambahkan, keberadaan keris sebagai senjata Bakamla itu sesuai dengan Peraturan Menteri Pertahanan (Permenhan).
"Jadi di Permenhan kita itu sebelum diizinkan, tapi saya sudah menghadap Pak Prabowo, Beliau langsung 'Belikan yang besar'," ujar Taufiqoerrochman.
"Dan sekarang lagi proses. Jadi kemarin belum ada (senjata), baru disetujui sekarang."
Najwa Shihab pun kembali mengulangi pertanyaannya.
"Jadi sampai detik ini kapal-kapal di Bakamla tidak ada senjatanya satu pun? Hanya keris?," tanya Najwa Shihab.
"Iya, keris," jawab Taufiqoerrochman.
"Ya gimana mau mepet pak kalau mepet kalau cuma bawa keris," sahut Najwa Shihab.
Mendengar pernyataan Najwa Shihab penonton pun terbahak.
Simak video berikut ini menit 2.05:
470 Kapal Nelayan ke Natuna
Menteri Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam), Mahfud MD mengaku mendapat dua tugas dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait penyelesaian masalah Natuna.
Seperti yang diketahui, Natuna kini juga tengah diklaim oleh China sebagai wilayah perairan negara tersebut.
"Dan ada dua yang diperintahkan oleh presiden, intinya ada satu payung prinsip negara harus hadir di Natuna Utara, itu satu," ucap Mahfud MD.
Jokowi meminta agar patroli penjagaan di Natuna Utara semakin intensif dilakukan.
"Bagaimana bentuk kehadirannya? Volume patroli diperbanyak, artinya semakin banyak semakin rutin dan itu akan dikerjakan," ucap Mahfud MD.
Lalu, yang kedua Jokowi meminta agar banyak nelayan mencari ikan di Natuna.
• Mahfud MD Ungkap 2 Tugas yang Diberikan Jokowi Selesaikan Polemik Natuna: 470 Kapal Siap Berangkat
Mahfud MD mengatakan, pemerintah kini telah mengundang ratusan kapal untuk diberangkatkan ke Natuna.
"Yang kedua, tampakkan kegiatan nelayan di sana."
"Sekarang ini kita mengumumkan bahwa kita akan mengundang nelayan yang akan ke sana," ujarnya.
Bahkan, kapal yang akan datang juga kapal-kapal yang berada cukup jauh dari Natuna.
"Itu di hari libur saja berita itu beredar, di hari Senin hari pertama saya sudah didatangi 100 nelayan dari Pantura. Mereka siap berangkat," ugkap Mahfud MD.
"Dan terakhir hari ini saya mendengar inventarisasi yang dilakukan di kantor saya sudah ada 470 kapal siap berangkat ke sana," imbuhnya.
Dalam kesempatan itu, Mahfud MD enggan berkomentar terkait kesiapan fisik.
Ia meminta agar masalah kesiapan fisik ditanyakan pada Kepala Badan Keamanan Laut Republik Indonesia (Bakamla), Laksamana Madya Achmad Taufiqoerrochman, maupun Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko.
"Kesiapan fisik itu saya kira sudah dijelaskan oleh Pak Taufik dari Bakamla, mungkin dari Pak Moeldoko," ujar Mahfud MD.
• Nelayan Pantura Cerita Bentrok Fisik dengan Kapal Asing di Natuna, Lempar Botol hingga Bakar-bakaran
Namun dalam kesiapan mental, Indonesia benar-benar harus berkomitmen bahwa Natuna merupakan bagian dari NKRI yang harus dipertahankan.
"Tapi kalau kita kesiapan mental saja bahwa kita akan menyatakan sepenuhnya wilayah itu adalah hak berdaulat Negara Kesatuan Republik Indonesia yang harus dipertahankan," ucapnya.
Bentuk mempertahankan Natuna adalah dengan cara mengusir kapal-kapal China dengan menggunakan Coast Guard yang dimiliki.
Namun, menteri yang juga pakar hukum tata negara ini menegaskan bahwa tidak ada perang dalam masalah Natuna.
"Harus dipertahankan ya berarti kita usir, tapi tidak dengan perang karena, beda, maka kita menggunakan Coast Guard dulu."
"Karena ini tidak ada hubungannya dengan perang," jelas Mahfud MD.
(TribunWow.com/Jayanti Tri Utami/Mariah Gipty)