Kecelakaan Maut di Pagaralam

Kesaksian Hasanah, Korban Selamat Kecelakaan Maut Bus Sriwijaya Terjun ke Jurang: Saya Pegang Cucu

Editor: Mohamad Yoenus
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Evakuasi korban Bus Sriwijaya Palembang- Bengkulu kecelakaan di Pagaralam.

TRIBUNWOW.COM - Hasanah, korban selamat kecelakaan di Pagaralam, Sumatera Selatan (Sumsel), menceritakan Bus Sriwijaya sempat mengalami kecelakaan dengan sebuah mini bus sebelum terjun ke jurang.

Diketahui, Bus Sriwijaya terjun ke jurang sedalam 150 meter di kawasan Liku Lematang, Desa Prahu Dipo, Kecamatan Dempo Selatan, Kota Pagaralam, Sumatera Selatan pada Selasa (24/12/2019).

Dilansir TribunWow.com dari TribunSumsel.com, Selasa (24/12/2019), akibat ditabrak mini bus tersebut, Bus Sriwijaya yang ditumpangi Hasanah pun terperosok ke dalam parit.

8 Fakta Bus Sriwijaya Terjun ke Jurang, Tewaskan Puluhan Orang Termasuk sang Sopir Senior

 

Korban Selamat Sebut Bus Sriwijaya Alami Kecelakaan Lain sebelum Terjun ke Jurang, Ini Pengakuannya

Kesaksian Korban Selamat Kecelakaan Bus Sriwijaya, Ini Kejadian sebelum Bus Masuk Jurang, 26 Tewas

"Di ujung Pendopo (Kabupaten Empat Lawang), bus kami masuk siring (selokan) dan hampir terbalik. Kami turun semua," ucap Hasanah, Selasa (24/12/2019).

Ia juga menyebut sopir Bus Sriwijaya bernama Feri sempat terlibat percek-cokan dengan sopir mini bus tersebut.

Namun, pada akhirnya keduanya berdamai dan melanjutkan perjalanan masing-masing.

Hasanah mengungkapkan, setelah kejadian itu, sopir Bus Sriwijaya langsung mengendarai kendaraan dengan kecepatan tinggi.

Hingga saat sampai di lokasi kejadian, tiba-tiba bus menabrak pagar pembatas jalan dan langsung terjun ke dalam jurang.

"Ia ngebut dan tiba-tiba nabrak kencang. Tahu-tahu kami sudah sudah ada di dalam air," ujar Hasanah yang tengah terbaring di RSUD Besemah Pagaralam.

Penumpang selamat kecelakaan Bus Sriwijaya di Liku Lematang Pagaralam, Hasanah. (TRIBUNSUMSEL.COM/Istimewa)

Hasanah melanjutkan, saat kejadian ia, sang cucu bernama Aisyah, serta dua rekannya tengah bercanda di dalam bus.

Ia pun mengaku tak menyangka bus akan menabrak dinding pembatas jalan hingga akhirnya terjun ke dalam jurang.

"Saya pegang cucu saya. Teman-teman saya langsung pecahkan kaca, kami keluar," ucap Hasanah.

Kala itu, Hasanah pun berusaha menyelamatkan diri.

Ia berpegangan pada sebuah batang agar tak hanyut terbawa arus sungai.

"Dari situ, kami berpegangan dengan batang. Kalau tidak, kami akan hanyut karena air sangat deras. Kami teriak-teriak. Belum ada yang tolong karena kejadiannya malam," tutur Hasanah.

Selain Hasanah, sang cucu yang masih berusia 9 tahun pun berteriak minta tolong.

Hingga pada akhirnya sejumlah warga sekitar datang dan mengevakuasi mereka ke rumah sakit.

"Tolong, tolong. Kalau ada orang di atas, tolomg kami. Om tolong kami," ucap Hasanah menirukan sang cucu.

Proses evakuasi 37 penumpang bus Sriwijaya yang mengalami kecelakaan di Liku Lematang, Desa Prahu Dipo, Kecamatan Dempo Selatan, kota Pagaralam, Sumatera Selatan, Selasa (24/12/2019).Akibat kejadian tersebut 24 orang tewas. (Dok. BASARNAS PALEMBANG)

 

Kapolsek Pagaralam Ungkap Dugaan Penyebab Kecelakaan Bus Sriwijaya, Sebut Temukan Jejak Rem

Bus Tak Layak Jalan

Kepala Dinas Perhubungan Sumatera Selatan (Sumsel), Nelson Firdaus mengatakan Bus Sriwijaya yang terjun ke jurang Liku Lematang, Desa Prahu Dipo, Kecamatan Dempo Selatan, Kota Pagaralam, dalam kondisi tak layak jalan.

Dilansir TribunWow.com, Nelson Firdaus menyebut hal itu diketahui seusai pihaknya melakukan ramp check terhadap bus yang melaju dari arah Bengkulu menuju Palembang itu.

Menurut Nelson Firdaus, ramp check itu dilakukan pada bangkai Bus Sriwijaya yang terjun ke jurang.

Ia menjelaskan, Bus Sriwijaya tersebut sudah menyalahi aturan.

Sebab, kondisi bus sudah tak layak untuk beroperasi.

"Isi ramp check-nya tidak sesuai dengan aturan, seharusnya tak beroperasi. Masih banyak permasalahan lain, bus ini memang semestinya tidak layak jalan," ucap Nelson Firdaus dikutip dari Kompas.com, Selasa (24/12/2019).

Ia menjelaskan, ramp check merupakan pemeriksaan penting yang dilakukan pada sarana transportasi.

Pemeriksaan tersebut dilakukan berdasarkan Peraturan Menteri Nomor 10 Tahun 2017.

Menurut Nelson Firdaus, ramp check tersebut sangat penting untuk dilakukan dan dipatuhi demi keselamatan pengendara.

Biasanya, ramp check tersebut terdiri atas pemeriksaan administrasi, teknis, serta penunjang.

Terkait hal itu, Nelson Firdaus menyebut pihaknya belum memberikan sanksi terhadap PO Bus Sriwijaya.

Dinas Perhubungan dikatakan bakal memberikan sanksi tersebut seusai seluruh korban kecelakaan Bus Siwijaya berhasil dievakuasi dan diidentifikasi.

"Mengenai sanksinya seperti apa nanti setelah evakuasi ini selesai, baru dilakukan. Sekarang difokuskan untuk evakuasi," ucapnya.

Bus Sriwijaya Terjun ke Jurang, Pihak Kepolisian Curigai Sopir Angkut Banyak Penumpang Gelap

Dugaan Adanya Penumpang Gelap

Pihak Polres Pagaralam, Sumatera Selatan (Sumsel) menduga adanya penumpang gelap yang menumpangi Bus Sriwijaya jurusan Bengkulu-Palembang.

Diketahui, Bus Pagaralam terjun ke dalam sebuah jurang Liku Lematang, Desa Prahu Dipo, Kecamatan Dempo Selatan, Kota Pagaralam, Sumatera Selatan pada Selasa (24/12/2019).

Menurut Kapolres Pagaralam AKBP Dolly Gumara, sopir bus Sriwijaya, Feri, mulanya hanya mengangkut 27 penumpang dari Bengkulu.

Namun, saat sudah sampai di perjalanan menuju Palembang, sopir bus diduga mengangkut hingga 37 penumpang.

"Berdasarkan laporan dari poll bus, mereka cuma membawa 27 penumpang. Sisanya banyak penumpang gelap," ucap Dolly Gumara.

Dolly Gumara mengungkapkan, banyaknya penumpang gelap dalam bus tersebut membuat proses identifikasi korban menjadi lebih sulit.

Sementara itu, hingga kini pihak kepolisian masih terus melakukan pendalaman terkait penyebab kecelakaan maut tersebut.

"Penyebab pasti (kecelakaan bus) masih didalami. Soal rem blong atau tidak, itu masih kami dalami," ujar Dolly Gumara.

Ia pun membantah Bus Sriwijaya itu kelebihan penumpang.

Disebutnya, bus juran Bengkulu-Palembang itu memuat 52 kursi penumpang.

"Kalau memang penumpang jumlahnya 52, artinya tidak ada kelebihan," ucap Dolly Gumara. (TribunWow.com/ Jayanti Tri Utami)