TRIBUNWOW.COM - Puncak arus balik Natal 2019 diperkirakan akan mulai pada Selasa (24/12/2019).
Dikutip dari Kompas.com, Korps Lalu Lintas Polri (Korlantas) memperkirakan arus balik akan berlangsung dalam sepekan ini sesuai dengan jadwal libur karyawan yang akan habis pada Kamis (26/12/2019).
Selama arus mudik yang telah berlangsung, menurut pengamatan Korlantas, arus lalu lintas lancar dan kondusif.
• Deretan Kejadian di Tol Layang Jakarta-Cikampek sejak Dibuka, Kemacetan hingga Terjadi Kecelakaan
• Macet di Tol Layang Jakarta-Cikampek (Japek) hingga 2 Jam, Ini Kata Menhub Budi Karya
"Situasi arus lalu lintas dari Cikampek baik menuju Cipali maupun Cipularang cukup lancar."
"Ini sudah selesai puncak arus mudiknya, kita tinggal menunggu arus balik yang diprediksi akan berlangsung besok," kata Kepala Bagian Operasional Korlantas Polri, Kombes Pol Benjamin, di keterangan resminya, Jakarta, Senin (23/12/2019).
Jumlah kendaraan yang akan melintas diperkirakan tidak akan jauh berbeda dengan perkiraan PT Jasa Marga (Persero) Tbk pada arus mudik.
Jumlah yang diperkirakan sebesar 245.000 kendaraan untuk Bandung-Jakarta dan 233.000 kendaraan dari Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Mempersiapkan arus balik tersebut, pihak Korlantas akan melakukan rekayasa lalu lintas di ruas Tol Cikampek.
Meskipun demikian, Benjamin menyebutkan tidak akan memberlakukan sistem satu arah di Tol Cikampek.
"Jika memungkinkan, kita lakukan contraflow khususnya pada kilometer 66 karena ada pertemuan yang cukup besar. Kalau untuk one way, sepertinya tidak," kata dia.
Pembatasan Volume Kendaraan
Antusiasme masyarakat dalam menggunakan Tol Jakarta-Cikampek terbilang cukup besar, terbukti dari meningkatnya volume kendaraan yang melintas di ruas jalan tersebut.
Menurut Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, hal ini merupakan hal baik.
Apalagi, jarak tempuh yang dipangkas dengan adanya tol tersebut cukup signifikan.
"Biasanya kalau hari puncak itu 40 persen kepadatan kendaraannya, ini naik sampai 80 persen. Dan saya rasa ini hanya terjadi sekali saja (kepadatan kendaraannya)," kata Budi di Jakarta, Minggu (22/12/2019).
"Saya sudah komunikasi dengan Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk untuk dilakukan pembatasan."
Akibat tingginya volume kendaraan yang melintas, Budi akan membatasi kendaraan yang dapat masuk ke Tol Jakarta-Cikampek.
Meskipun demikian, ia belum menjelaskan secara rinci aturan seperti apa yang akan membatasi jumlah kendaraan.
"Pastinya, ketika volume sudah sekian ribu mobil, tidak boleh dilintasi lagi. Dibatasi," kata dia.
Budi mengatakan, pihak Kementerian Perhubungan bersama Jasa Marga juga akan mengawasi Tol Jakarta-Cikampek sampai tiga bulan ke depan.
Evaluasi kekurangan juga akan dilakukan pihak-pihak tersebut.
Jumlah Penumpang Bus Menurun
Sementara itu, Tol Jakarta-Cikampek yang mulai beroperasi pada 15 Desember 2019 berdampak pada menurunnya jumlah penumpang bus antarkota-antarprovinsi (AKAP).
Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) DKI Jakarta, Syafrin Liputo menyebutkan data dari beberapa terminal bus besar di Jakarta menunjukkan penurunan dibandingkan 2018 lalu.
"Untuk angkutan umum di Natal dan Tahun Baru musim ini cenderung datar, bahkan tiga hari kami evaluasi pergerakkan keluar kota itu turun sekitar 6 persen. Ini efek dari adanya Japek II," ucap Syafrin, Senin (23/12/2019).
• Persiapan Natal 2019: Personel Pengamanan, Sterilisasi Gereja, hingga Mahfud MD Beri Tanggapan
Penurunan diperkirakan terjadi karena masyarakat lebih memilih menggunakan mobil pribadi untuk bepergian.
Selain itu, antusiasme masyarakat masih tinggi untuk mencoba tol layang yang baru diresmikan tersebut.
Sebabnya, saat ini belum diberlakukan tarif.
"Adanya Tol Japek II ini memang berpengaruh sekali. Ada euforia masyarakat yang mau coba tol baru sehingga mendorong penggunaan kendaraan pribadi juga makin meningkat," ucap Syafrin.
"Semoga ke depanya bisa kembali normal dan memberikan peningkatan kembali untuk angkutan umum khususnya yang keluar Jakarta."
(TribunWow.com/Brigitta Winasis)