TRIBUNWOW.COM - Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah, Azyumardi Azra menduga adanya upaya Prabowo Subianto mencalonkan diri di Pilpres 2024.
Dilansir TribunWow.com, Azyumardi Azra menyebut ada keuntungan yang diperoleh Prabowo Subianto seusai masuk dalam Kabinet Indonesia Maju.
Diketahui, Prabowo Subianto kini menduduki posisi Menteri Pertahanan (Menhan) setelah sebelumnya bersaing dengan Joko Widodo (Jokowi) dalam Pilpres 2019 lalu.
• Rencana Pertemuan Prabowo Subianto dan Bobby Nasution soal Walkot Medan, Ini Kata Arief Poyuono
• Bobby Nasution akan Temui Prabowo Subianto soal Pencalonan Walkot Medan, Gerindra: Bisa Mengusung
Melalui tayangan YouTube KompasTV, Rabu (18/12/2019), Azyumardi Azra menyebut demokrasi di Indonesia kini tak lagi seperti apa yang diharapkan.
Ia pun menyinggung masuknya Partai Gerindra dalam kubu koalisi setelah sebelumnya selalu menjadi oposisi pemerintah.
"Memang sih kalau kita lihat baik sebelum maupun sesudah Pemilu 2019, Pilpres dan Pileg itu kita harus mengakui demokrasi kita tidak sebagaimana yang kita harapkan," ujar Azyumardi Azra.
Bergabungnya partai oposisi dalam koalisi pemerintah kini dinilainya sangat kontras dengan ketegangan yang terjadi sebelum dan sesudah Pilpres 2019.
"Pertama, menjelang dan sesudah pemilu itu ketegangan kontestasi yang berbau politik identitas itu masih menguat," kata dia.
"Kemudian pasca-pemilu, pembentukan kabinet, kita melihat gejala di mana kekuatan kontrol dan pengimbang juga makin lenyap, semua masuk dalam kekuasaan."
Azyumardi Azra pun menyinggung nama Prabowo Subianto.
"Tentu saja yang menjadi contoh itu adalah Prabowo kan, jadi Menteri Pertahanan dalam pemerintahan yang sekarang," kata dia.
"Sejak presiden dan wakil presiden baru ini memang boleh kita bilang kekuatan pengimbang itu hilang."
• Komisi I DPR akan Tanyakan Ulang ke Prabowo Subianto atas Pernyataan soal Alutsista Bermasalah
Menurutnya, Prabowo beserta para pendukung di Pilpres 2019 lalu seharusnya tetap menjadi oposisi.
Namun, kini yang terjadi justru sebaliknya.
"Ya harusnya memang ada yang ada di luar, kita mengharapkan tadinya mungkin penduukung Prabowo dan Sandiaga Uno seharusnya," ujar Azyumardi Azra.
"Tapi kan yang tersisa yang agak konsisten PKS saya kira."
Bahkan, Azyumardi Azra menyebut kini Partai Gerindra mengalami kerikuhan setelah Prabowo masuk dalam kabinet.
"Tapi kalau Gerindra itu akan mengalami kerikuhan," ucap dia.
Lebih lanjut, ia angkat bicara soal alasan Prabowo menerima jabatan sebagai Menteri Pertahanan.
Azyumardi Azra pun menduga adanya upaya Ketua Umum Partai Gerindra itu untuk kembali maju di Pilpres 2024.
"Saya belum bisa memahami itu kenapa, apakah ini dalam rangka 2024," ujar Azyumardi Azra.
"Karena kalau berada dalam pemerintahan maka ekspose media akan tetap ada."
Azyumardi Azra melanjutkan, posisi Prabowo kini dapat semakin membuka jalan baginya untuk memenangkan Pilpres 2024.
"Tapi kalau tidak ada dalam kabinet mungkin akan hilang, jarang dikutip oleh media, tidak terekspos ke media, tentu saja ini tidak menguntungkan untuk persiapan 2024," ujar Azyumardi Azra.
Simak video berikut ini dari menit awal:
Jokowi Jadi Gelap
Sebelumnya, Pengamat politik Rocky Gerung memberikan tanggapan soal sosok-sosok di pemerintahan yang kini jadi sorotan.
Dilansir TribunWow.com dari YouTube realita TV, Rabu (4/12/2019), Rocky Gerung menyebut bahwa kini mata masyarakat dan sorotan kamera mengarah ke Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
Rocky Gerung bahkan menyebut Prabowo seolah menjadikan ada 2 matahari di pemerintahan, yang membuat Presiden Joko Widodo (Jokowi) jadi gelap.
Mulanya, ia menyebut menteri yang harus di-reshuffle oleh Jokowi.
"Prabowo termasuk enggak yang harus diganti," tanya pembawa acara lagi.
"Dari awal sudah bilang bahwa dia potensi, karena sorotannya terlalu banyak ke Prabowo," jawab Rocky Gerung.
• Rencana Pertemuan Prabowo Subianto dan Bobby Nasution soal Walkot Medan, Ini Kata Arief Poyuono
"Seolah-olah nanti ada dua matahari, akibatnya semua menteri inggin jadi matahari."
"Lalu presiden jadi gelap karena disinari oleh semua matahari."
"Padahal presiden yang mustinya jadi mercusuar, untuk kasih sinyal, ke mana mustinya berlabuh, itu tidak terlihat itu," ungkapnya.
Rocky Gerung juga menyebut saat ini dunia internasional memberikan sorotan yang buruk ke Indonesia.
"Orang mau nunggu Pak Jokowi ngomong reshuffle itu nanti 100 hari pertama, tapi kemudian isu sudah berubah," tutur Rocky Gerung.
"Politik internasional sudah berubah, gradasi kita dalam demokrasi turun, macam-macam."
"Jadi membaca seluruh berita internasional, disorotkan pada Indonesia, pada hal-hal yang buruk."
"Dan itu memperlihatkan orkestra yang dipimpin oleh yang namanya Joko Widodo itu enggak jalan."
"Apa yang harus dilakukan? Ya ganti partitur, atau ganti pemain orkesnya," imbuhnya.
Pembawa acara lantas menanyakan soal Prabowo yang jadi matahari di kabinet.
(TribunWow.com/Jayanti Tri Utami/Lailatun Niqmah)