Kabar Tokoh

Rocky Gerung Nilai Jokowi Intervensi Golkar hingga Airlangga Jadi Ketum, Sebut Tampar Balik Bamsoet

Penulis: Mariah Gipty
Editor: Lailatun Niqmah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kolase Jokowi-Jokowi-Airlangga Hartarto. Rocky Gerung menilai, terpilihnya Airlangga Hartarto karena ada campur tangan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).

TRIBUNWOW.COM - Pengamat Politik, Rocky Gerung mengomentari soal Pemilihan Ketua Umum Partai Golkar yang belum lama terjadi pada Rabu (4/12/2019) lalu.

Pada pemilihan tersebut, Airlangga Hartarto ditetapkan sebagai ketua umum.

Dilansir TribunWow.com dari YouTube Rocky Gerung Official, Rocky menilai terpilihnya Airlangga Hartarto karena ada campur tangan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi), Sabtu (14/12/2019).

Rocky Gerung Sebut Ada Keinginan Jokowi untuk Lepas dari Megawati: Retak Kongsinya dan Potensi Pecah

"Saya kira itu benar karena sinyalnya keras sekali harus aklamasi itu," ujar Rocky Gerung.

Rocky Gerung menduga, istana tidak ingin Bambang Soesatyo (Bamsoet) yang menjadi Ketua Umum Golkar.

Lantas Rocky Gerung menyinggung soal wacana presiden menjabat hingga tiga periode.

Namun, sebagaimana diketahui Jokowi sempat menyebut bahwa wacana itu justru melukainya.

"Jadi kalau ada pesaingnya ya pasti istana akan intervensi, dan kita tahu juga Bambang Soesatyo itu orang pertama yang mengajukan ide supaya Presiden Jokowi tiga periode."

"Dan presiden itu menjawab seperti tamparan pada saya," singgung Rocky Gerung.

Sehingga, Rocky Gerung menilai tidak terpilihnya Bambang Soesatyo menjadi Ketum Golkar lantaran ada balasan dari istana.

"Dan bener-bener ditampar balik itu akhirnya, sehingga Bambang Soesatyo mengundurkan diri."

"Dengan sendirinya mengundurkan diri karena sinyal istana tidak main-main dengan dia," ucapnya.

Menurut Rocky Gerung, itu tidak baik bagi demokrasi lantaran Jokowi disebut ikut campur urusan partai politik koalisi.

"Itu buruk bagi demokrasi kita tahu selama Presiden Jokowi memerintah dalam lima tahun pertama juga beberapa partai juga diintervensi, PPP diintervensi," ujarnya.

Pengamat Politik, Rocky Gerung mengomentari soal Pemilihan Ketua Umum Partai Golkar yang belum lama terjadi pada Rabu (4/12/2019) lalu. (Channel Youtube Rocky Gerung Official)

Rocky Gerung Yakin Jokowi Ingin Lepas dari Megawati, Berikut Tanda-tandanya Menurut RG

Pengamat politik berusia 60 tahun tersebut menilai bahwa gaya kepemimpinan orde baru kembali terjadi.

"Tampaknya tabiat Orde Baru untuk mengendalikan partai politik masih terbawa atau dibikin lebih sublim oleh rezim ini."

"Seolah-olah tidak intervensi tapi sinyalnya intervensi," ucap dia.

Lihat videonya sejak menit awal:

Pecahnya Hubungan Politik Jokowi-Megawati

Selain itu Rocky Gerung menilai, terpilihnya Airlangga Hartarto menjadi Ketum Partai Golkar merupakan tanda pecahnya hubungan politik antara Jokowi dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.

• Meski Puji Erick Thohir yang Mau Bersihkan Karpet BUMN, Rocky Gerung Tetap Beri Kritikannya Begini

"Sebagai indikasi kita sebut saja retak kongsinya dan potensi pecah itu pasti terjadi jelang 2024," ujar Rocky Gerung.

Rocky Gerung mengatakan bahwa Jokowi terlihat seperti ingin membangun warisan politik setelah dirinya tidak menjadi seorang presiden.

"Kan kita membaca bahasa tubuh Ibu Mega, bahasa tubuh Pak Jokowi jadi boleh disebut bahwa Joko Widodo ingin ada legacy (warisan) yang dia tinggalkan, jadi dia musti bikin oligarki baru," ungkapnya.

Pengamat politik asal Manado itu menilai, satu di antara cara Jokowi membangun kekuatan politik adalah dengan cara mengintervensi Partai Golkar.

"Komponen-komponen itu sudah dia hitung dan komponen itu salah satunya adalah Golkar," ujar Rocky Gerung.

Sehingga Rocky Gerung mengatakan bahwa kekuatan politik Megawati akan berkurang.

"Saya menganggap bahwa Ibu Mega kehilangan, atau defisit kekuatan politik hari ini," ucap dia.

Rocky Gerung menilai, pergerakan Jokowi untuk menghindari Megawati cukup buruk lantaran mengintervensi Golkar.

• Rocky Gerung Dorong Erick Thohir Lakukan Hal Ini: Jangan Nipu Publik dengan Sekedar Bersihkan Karpet

"Jadi bener tadi bayang-bayang Ibu Mega mungkin terlalu ingin sekedar dikaburkan, jadi Jokowi bikin move semacam itu, move yang buruk bagi demokrasi sebetulnya."

"Karena itu dia adalah intervensi terhadap Golkar, ya itu kimia kekuasaan hari ini kan," sebutnya.

Rocky Gerung yakin, Jokowi ingin lepas dari bayang-bayang Megawati.

Ia menilai bahwa Megawati merupakan beban dari Jokowi.

"Ya kan kita baca pernyataan Pak Jokowi selalu enggak ada beban karena itu saya, kalau orang yang enggak ada beban artinya sebetulnya dia ada beban, kan bisa saja kebalik kan, bebannya pasti Megawati," katanya.

Rocky Gerung mengatakan demikian, lantaran sejumlah pernyataan Megawati kepada Jokowi di depan publik.

Termasuk, permintaan jatah menteri pada Kongres PDIP 2019 di Bali beberapa waktu lalu.

"Karena Megawati dari awal mengatakan ini petugas partai, di Bali di depan publik langsung todong Jokowi supaya kasih menteri sebanyak-banyaknya tuh," ucap Rocky Gerung.

Sedangkan, Jokowi ingin memperlihatkan identitas politiknya.

"Jadi bagaimanapun Jokowi di ujung kekuasaannya ingin memperlihatkan semacam otentisitas dalam dirinya," pungkasnya.

(TribunWow.com/Mariah Gipty)