Terkini Nasional

Sosok Dato Sri Tahir, Konglomerat Surabaya yang Jadi Anggota Wantimpres, Pernah Tukar Uang 2 Triliun

Editor: Mohamad Yoenus
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Jokowi melantik sembilan orang menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), di Istana Negara Jakarta, Jumat (13/12/2019). Mereka adalah Sidarto Danusubroto (politisi PDI-P), Dato Sri Tahir (bos Mayapada Group), Putri Kuswisnu Wardani (bos Mustika Ratu), Mardiono (politisi PPP), Wiranto (politisi Hanura), Agung Laksono (politisi Golkar), Arifin Panigoro (bos Medco Energi), Soekarwo (mantan Gubernur Jawa Timur), dan Luthfi bin Yahya (tokoh NU).

TRIBUNWOW.COM - Dato Sri Tahir, pendiri Mayapada Grup, menjadi satu dari sembilan orang yang dilantik menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres).

Presiden Jokowi resmi melantik Watimpres di Istana Negara Jakarta, Jumat (13/12/2019) pukul 14.30 WIB.

Selain Tahir ada pula tokoh lain seperti Wiranto, Putri Kuswisnuwardhani, dan juga Agung Laksono.

 

Daftar Nama 9 Calon Wantimpres Jokowi, Dato Sri Tahir, Habib Lutfi bin Yahya, hingga Wiranto

Tahir begitu ia kerap disapa, merupakan sosok yang tak asing di dunia usaha.

Pria kelahiran 26 Maret 1952 silam itu mempunyai sejumlah unit usaha di Indonesia yang meliputi perbankan, media cetak, dan TV berbayar, properti, rumah sakit, dan duty free shopping (DFS).

Dilansir dari situs forbes.com, Tahir juga tercatat punya lisensi Forbes Indonesia.

Ia pun  dinobatkan sebagai orang terkaya keempat di Indonesia versi majalah Forbes.

Putrinya merupakan Presiden Komisioner di Propertindo Mulia Investama, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang properti.

Dato Sri Tahir masuk dalam artikel Forbes (forbes.com)

Dilansir TribunWow, dirinya sempat menghebohkan publik pada 2018 silam.

Tahir pernah menukarkan uang dolarnya menjadi rupiah senilai Rp 2 triliun secara langsung melalui Bank Indonesia.

Pengusaha berusia 66 tahun itu mengaku aksinya itu merupakan inisiatif pribadi guna menyelamatkan rupiah.

Ia mengungkapkan, rupiah yang melemah hingga ke angka Rp 15.230 merupakan salah satu motivasinya menukarkan dolar.

Menurut Dato Sri Tahir, nantinya dana yang sudah ditukarkan ke Rupiah tersebut bakal disetorkan ke Bank Mayapada sebagai modal, tidak untuk diinvestasikan ke saham.

Kedatangan Tahir diterima langsung oleh Gubernur Bank Indonesia.

“Pagi ini kami diterima oleh bapak gubernur BI, jadi kita bukti ke bapak gubernur dalam minggu lalu total kIta telah gantikan dolar 93 juta dolar AS plus 55 juta dolar Singapura ini pribadi tidak terkait dengan korporasi,” kata Dato Sri Tahir di Kompeks Bank Indonesia, Jakarta, Senin (15/10/2018), dikutip dari Tribunnews.com.

Lebih lanjut, Sri Tahir juga mengajak supaya para pengusaha dalam negeri yang memiliki uang dolar di Singapura untuk melakukan hal sama, yakni menukarkannya ke rupiah.

Dia juga mengingatkan para pengusaha untuk tidak khawatir dengan kondisi ekonomi dalam negeri.

“Kita harap pengusaha-pengusaha yang lain, saya rasa masih banyak pengusaha yang punya uang di Singapura. Tidak perlu khawatir dengan ekonomi Indonesia,” ujarnya.

Crazy Rich Dato Sri Tahir Tukarkan Dolar Senilai Rp 2 Triliun untuk Selamatkan Rupiah

Tindakan tahir untuk menukar uangnya pun dipuji oleh Presiden ke 6 Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

SBY menilai tindakan yang dilakukan oleh Tahir tersebut mencerminkan patriotisme.

Pernyataan SBY ini dicuitkan melalui akun Twitter pribadi miliknya, @SBYudhoyono, Rabu (17/10/2019).

"Salut & terima kasih kpd Datuk Tahir yg lepas dolarnya senilai Rp 2 Triliun untuk perkuat nilai rupiah. Patriotisme yg patut diteladani *SBY*," tulisnya.

Lebih lanjut, SBY mengatakan jika politik boleh saja berbeda, namun untuk kepentingan bangsa harus tetap bersatu.

"Politik boleh berbeda, tetapi utk kepentingan bangsa kita harus bersatu & mengenyampingkan ego kita. "In crucial thing, unity" *SBY*," sambung Ketua Umum Partai Demokrat ini.

Alasan Jokowi

Presiden Jokowi mengemukakan pertimbangan untuk memilih sembilan anggota Wantimpres periode 2019-2024 adalah rekam jejak, pengalaman di bidang masing-masing.

Selain itu juga terkait dengan kapabilitas dan integritas.

“Saya kira beliau-beliau ini ya memiliki kapasitas untuk memberikan nasehat dan pertimbangan kepada Presiden baik diminta maupun tidak diminta. Saya kira beliau-beliau memiliki kapasitas yang baik,” kata Presiden Jokowi menjawab wartawan usai dirinya melantik anggota Wantimpres 2019-2024, di Istana Negara, Jakarta, Jumat  siang.

Menurut Presiden Jokowi, di antara anggota Wantimpres ada yang berkaitan dengan sosial, keagamaan misalnya Gus Luthfi (Habib Lutfi bin Yahya), ada yang berkaitan dengan ekonomi misalnya Dato Tahir, misalnya yang berkaitan dengan ekonomi kecil Bu Putri, dan lain-lain.

Mengenai nama Oesman Sapta Odang atau OSO, Presiden Jokowi mengaku semua memilihnya untuk masuk dalam Wantimpres.

Tetapi karena Wantimpres tidak boleh merangkap terutama yang berkaitan dengan politik, Oesman Sapta tadi pagi menyampaikan kepada Menteri Sekretaris Negara lebih mencintai partai sehingga mundur dari Wantimpres.

Sementara terkait pemilihan Wiranto sebagai Ketua Wantimpres, menurut Presiden Jokowi, karena mantan Menko Polhukam pada Kabinet Kerja itu sudah memiliki track record dan pengalaman ang panjang di pemerintahan, juga di TNI.

“Saya kira itu, menangani banyak masalah. Ini kan memberikan nasehat dan pertimbangan kepada Presiden,” tutur Presiden. Sebagaimana diberitakan sebelumnya melalui Keputusan Pesiden Nomor: 137/P/2019, Presiden Jokowi telah melantik 9 (sembilan) anggota Wantimpres priode 2019-2024, di Istana Negara, Jakarta.

Daftar sembilan anggota Wantimpres:

1. Wiranto sebagai Ketua merangkap Anggota

2. Agung Laksono (Partai Golkar)

3. Arifin Panigoro (Pengusaha)

4. Soekarwo (mantan Gubernur Jatim)

5. Sidarto Danusubroto (PDIP)

6. M. Mardiono Bakar (PPP)

7. Dato Sri Tahir (Pengusaha)

8. Habib Lutfi bin Yahya (Ulama)

9. Putri Kuswinu Wardarni (Pengusaha).

Presiden Jokowi melantik sembilan orang yang akan dilantik menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), di Istana Negara Jakarta, Jumat (13/12/2019). Mereka adalah Sidarto Danusubroto (politisi PDI-P), Dato Sri Tahir (bos Mayapada Group), Putri Kuswisnu Wardani (bos Mustika Ratu), Mardiono (politisi PPP), Wiranto (politisi Hanura), Agung Laksono (politisi Golkar), Arifin Panigoro (bos Medco Energi), Soekarwo (mantan Gubernur Jawa Timur), dan Luthfi bin Yahya (tokoh NU). (Sekretaris Kabinet)

(TribunWow.com/Fransisca Mawaski/Setkab)