TRIBUNWOW.COM - Pengamat Politik Hendri Satrio buka suara soal pencalonan putra pertama Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka di Pilkada 2020.
Selain Gibran, menantu Jokowi, Bobby Nasution juga akan maju pada ajang pemilihan kepala daerah itu.
Hendri Satrio pun membandingkan jalan politik Gibran dan Bobby dengan sejumlah anak mantan presiden RI.
Dilansir TribunWow.com, Hendro Satro menyebut Gibran dan Bobby memiliki keuntungan politik yang cukup kuat untuk maju di Pilkada 2029.
• Gibran dan Bobby Nasution Maju di Pilkada 2020, Jansen Sitindaon: Aparatur Negara Jangan Cari Muka
• Gibran Rakabuming Jadi Bakal Calon Wali Kota Solo, Jokowi: Ini Kompetisi, Bukan Penunjukan
Hal itu disampaikan Hendri Satrio melalui tayangan YouTube Talk Show tvOne, Kamis (12/12/2019).
Mulanya, Hendi Satrio mengaku enggan meragukan kemampuan Gibran dan Bobby di bidang politik.
"Kalau kapasitas kita tidak boleh ragukan karena enggak punya hak juga kita meragukan kapasitas orang lain," ujar Hendri.
Menurut dia, memiliki sosok ayah presiden merupakan suatu keuntungan bagi Gibran dan Bobby.
"Tapi memang blood line atau jalur darah penguasa di politik ini suatu keuntungan," ujar Hendri.
Hendri tak menampik bahwa Jokowi ada modal politik terbesar bagi Gibran dan Bobby.
"Lalu kemudian apa sih modal politiknya Mas Gibran dan Bang Bobby? Ya memang Joko Widodo, itu tidak bisa dipungkiri," ungkap Hendri.
Lebih lanjut, ia menyinggung nama putra Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Eddy Baskoro Yudhoyono (Ibas).
Hendri menyebut Gibran dan Ibas pasti terbantu dengan nama besar sang ayah.
"Mau Mbak Ria atau Bang Jansen membantah bahwa Ibas tak tertolong sebagai blood line SBY atau kemudian Gibran tidak ada dibantu sebagai anak Jokowi, itu susah (dibuktikan)," kata Hendri.
"Dan tadi kan sudah terbukti, ini karena kedua-duanya tokoh nasional aja."
• Penampilan Gibran Rakabuming Raka saat Lakukan Pendaftaran Calon Wali Kota Solo di DPD PDIP Jateng
Menurut Hendri, keberadaan dinasti politik di negeri ini sulit terbantahkan.
"Jadi memang dinasti politik atau memanfaatkan ayahanda memang terjadi," ucap dia.
"Dan kemudian apakah ayahnya tidak akan membantu anaknya, mempersilakan berjuang sendirian? Ya enggak akan lah kan namanya ayah."
Namun secara hukum, menurutnya dinasti politik itu diperbolehkan.
"Boleh -boleh aja, tapi apa ujungnya? Ya rakyat, rakyat memilih atau tidak," ucap Hendri.
Lantas, ia menyinggung sejumlah anak mantan presiden yang terjun di dunia politik.
"Mbak Tutut jadi menteri sosial setelah 30 tahun Pak Soeharto berkuasa, Mbak Puan tadi itu memang di grooming dari bawah, Mas Ibas masuk di DPR dia kampanye juga di Pacitan," terang Hendri.
Menurutnya, jalan politik yang diambil Gibran dan Bobby berbeda dengan sejumlah anak mantan presiden tersebut.
"Sekarang Mas Gibran majunya enggak dari DPR seperti Mbak Puan dan Mas Ibas, tapi mau maju di Pilkada, ya sudah," ujarnya.
"Walaupun secara etika nanti lah kalau bapaknya udah selesai jadi presiden."
Simak video berikut ini menit 8.15:
Janji Jokowi saat Kampanye
Politisi Partai Demokrat, Jansen Sitindaon kembali menyinggung ucapan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat kampanye di Pilpres 2019.
Dilansir TribunWow.com, Jansen Sitindaon menyoroti pencalonan putra pertama Jokowi, Gibran Rakabuming Raka di Pilkada 2020.
Jansen Sitindaon menyinggung nilai yang dipegang oleh Mantan Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Ia menyebut, saat masih menjabat presiden SBY melarang anggota keluarga untuk menyalonkan diri di Pilkada.
"Pak SBY ketika itu berpikir presiden itu kan contoh kehidupan berbangsa," kata Jansen.
Jansen menyatakan SBY kala itu enggan membentuk politik dinasti.
" 'Jadi dengan saya tidak memajukan saya saja di Pilkada, di daerah itu kan tumbuh politik dinasti'," ucap Jansen menirukan SBY.
"Apalagi kemudian kalau presiden yang sedang menjabat memajukan anak atau menantunya ke kontestasi Pilkada."
Lantas menurut dia, pencalonan Gibran dan Bobby kali ini berbeda dengan pencalonan putra pertama SBY, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) pada 2017 lalu.
• Berkas Pendaftaran Dinyatakan Komplit, Gibran Rakabuming Resmi Jadi Bakal Calon Wali Kota Solo
Diketahui, AHY sempat mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta, namun gagal.
Ia juga menyebut pencalonan Gibran dan Bobby ini berbeda dengan pencalonan putra kedua SBY, Eddy Baskoro Yudhoyono (Ibas).
Seperti diketahui, Ibas kini menduduki kursi DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat.
"Berbeda, misalnya di sebuah provinsi gubernur cuma satu, tapi anggota DPR bisa 100 orang, bisa 106 orang," ujar dia.
"Atau misal di tingkat 2, wali kota cuma satu, tapi anggota DPR misalnya seperti di Solo 50 orang itu atau di Medan 50 orang."
Lebih lanjut, Jansen menyinggung ucapan Jokowi pada kampanye Pilpres 2019 lalu.
"Belum lagi kan Pak Jokowi dulu ketika masa kampanye pernah mengatakan, saya catat betul ini 'Anak saya tidak ada satu pun yang suka politik'," ujar Jansen.
"Tiba-tiba hari ini bukan hanya satu tapi dua sekaligus. Anak maju, menantu maju."
(TribunWow.com/Jayanti Tri Utami)