TRIBUNWOW.COM - Pada masa jabatannya sebagai Menteri BUMN, Erick Thohir sudah menetapkan bagaimana dirinya mengatasi utang BUMN yang begitu besar.
Pada rapat perdana Menteri BUMN dengan Komisi VI DPR RI, cara yang akan dilakukan oleh Erick Thohir untuk mengatasi permasalahan utang di BUMN adalah melalui restrukturisasi utang.
Dikutip TribunWow.com dari video unggahan kanal Youtube Tribunnews.com, Selasa (3/12/2019), mulanya Erick Thohir mengatakan proses restrukturisasi utang akan memakan waktu yang cukup lama.
"Tahap kedua yang memakan waktu cukup panjang," kata Erick Thohir.
• Beredar Kabar Susi Pudjiastuti dan Ignasius Jonan akan Jadi Bos BUMN, Ini Tanggapan Erick Thohir
• Profil PT PANN, BUMN yang Tak Begitu Dikenal Sri Mulyani dan Erick Thohir meski Dapat Dana Triliunan
Dalam melakukan restrukturisasi utang, Erick Thohir akan melihat utang-utang yang dimiliki oleh BUMN.
Erick Thohir akan mengkategorikan utang-utang BUMN menjadi dua kategori, benar dan salah.
Ia mengatakan akan segera menindak BUMN yang tertangkap melakukan utang dengan motif menyelewengkan uang negara.
"Restrutkturisasi utang, utang-utang yang ada ini bukan berarti salah dan benar, tetapi yang kita harus tahu, mana utang yang salah, mana utang yang benar," jelas Erick Thohir.
"Selama utang itu memang dipakai untuk pengembangan, dan memang kegiatan yang baik tentu itu utang yang benar."
"Tetapi kalau ternyata hanya berutang untuk kegiatan yang tidak baik, apalagi nanti terindikasi misalnya bodong, nah hal-hal ini yang harus kita lakukan," tambahnya.
Erick Thohir mengatakan kebijakan restrukturisasi utang harus segera berjalan karena prosesnya sangat panjang dan sukar.
"Karena sangat berat restruktur dari pada utang-utang ini, harus segera berjalan," ujar Erick Thohir.
Waktu yang mepet juga menjadi alasan Erick Thohir untuk segera melakukan restrukturisasi utang.
Ia mencontohkan Krakatau Steel, sebagai satu di antara beberapa BUMN Indonesia yang sudah dekat dengan waktu jatuh tempo pembayaran utang.
"Karena banyak yang sudah mau jatuh tempo, Krakatau Steel salah satu contohnya Desember ini harus terjadi restrukturisasi utang," kata Erick Thohir.
Dikutip dari Kompas.com, Kamis (29/8/2019), Krakatau Steel memiliki utang sebesar 2,2 miliar dollar AS atau sekitar Rp 31 Triliun.
Ada 10 Kreditur Krakatau Steel yang membiayai BUMN tersebut, yaitu Bank Mandiri, Bank BNI, BRI, Bank Himbara, CIMB Niaga, OCBC NISP, Bank DBS Indonesia, Bank BCA, Bank Danamon, Indonesia Eximbank, dan Standard Chartered.
Video dapat dilihat di menit 8.50
Erick Thohir akan Keluarkan Permen untuk Transparansi Kegiatan BUMN
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan dirinya akan mengeluarkan sejumlah Peraturan Menteri (Permen) untuk mengatur beberapa hal di BUMN.
Satu di antaranya, Erick Thohir akan mengeluarkan Permen yang mengatur transparansi kegiatan di BUMN.
Dikutip TribunWow.com dari video unggahan kanal Youtube Tribunnews.com, Selasa (3/12/2019), mulanya Erick Thohir mengatakan akan mengeluarkan Permen soal anak usaha.
• Soal Anak Usaha Perusahaan BUMN, Arya Sinulingga: Nanti kalau Mau Bentuk Harus Izin Erick Thohir
• Diprotes Menteri BUMN Erick Thohir, Ini Daftar BUMN Punya Bisnis Hotel, Termasuk yang Dipimpin Ahok
Permen tersebut dikeluarkan untuk mengatur pembuatan anak usaha yang didirikan oleh perusahaan induk BUMN.
Latar belakang dari keluarnya Permen tersebut adalah untuk menghindari penyelewengan anggaran dengan membangun anak usaha BUMN yang sebenarnya tidak diperlukan dan tidak bermanfaat.
Kedua, Erick Thohir akan mengeluarkan Permen soal transparansi BUMN.
Hal ini berkaca dari kasus Operasi Tangkap Tangan (OTT) yang menimpa para petinggi-petinggi BUMN.
Erick Thohir berkomitmen untuk mengeluarkan Permen yang mengatur perihal transparansi kegiatan di BUMN.
Adanya Permen tersebut, diharapkan Erick Thohir mampu memperbaiki citra BUMN di masyarakat yang banyak dipandang sebagai lahan basah untuk mencari uang.
"Lebih juga bagaimana kita menjaga transparansi yang ada di BUMN sendiri," kata Erick Thohir.
"Bahwa yang namanya tender itu harus transparan."
"Kemarin terjadi hal yang mungkin kurang baik, ketika ada kasus-kasus OTT atas direksi BUMN, ini juga memperbaiki citra yang sudah ada saat ini," imbuhnya.
Erick Thohir tidak ingin ada permsalahan sistemik, yaitu sebuah permasalahan yang terjadi karena hal-hal buruk yang melekat pada sistem itu sendiri.
"Sangat berat kalau saja kepercayaan publik tidak ada kepada BUMN, ini akan terjadi sistemik, baik nanti di asuransi, di dana pensiun atau di perbankan," jelas Erick Thohir.
"Ini hal-hal yang kita juga harus hindari," tambahnya.
Video dapat dilihat di menit 7.54
(TribunWow.com/Anung Malik)