TRIBUNWOW.COM - Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama, Yusuf Martak menyebut sikap pemerintah kepada Rizieq Shihab sudah kelewatan.
Yusuf Martak meminta pemerintah berterus terang jika memang tak menginginkan petinggi Front Pembela Islam (FPI) itu kembali ke tanah air.
Dilansir TribunWow.com, Yusuf Martak pun sempat menyinggung nama sejumlah menteri.
Hal itu disampaikannya melalui tayangan YouTube Talk Show tvOne, Senin (2/12/2019).
• Tanggapi Pernyataan Rizieq Shihab soal Pencekalan, Mahfud MD: Itu Diulang-ulang, Tidak Ada
• Blak-blakan, Adi Prayitno Sebut Rakyat Tak Peduli pada Polemik Rizieq Shihab, Begini Alasannya
Mulanya, Yusuf Martak menyebut kasus pencekalan Rizieq Shihab telah terjadi cukup lama.
"Kalau kita membahas ini kan sebetulnya bukan sebulan, dua bulan, hampir setahun," jelas Yusuf.
"Pertanyaannya, sampai kapan kita akan membuat rakyat atau masyarakat tidak pandai atau bodoh? Karena pejabat-pejabat tidak punya kejelasan," sambungnya.
Lantas, ia menyinggung Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD hingga Kepala Kantor Staf Presiden, Moeldoko.
Disebutnya, sikap Moeldoko dalam menanggapi kasus Rizieq Shihab sudah kelewatan.
"Kan dari Menko Polhukam yang pertama juga sama tidak tahu masalah, Pak Moeldoko pernah juga mengatakan 'Kalau enggak punya uang saya akan belikan tiket', itu kan sudah kelewatan," ujar dia.
"Sekarang Menko Polhukam Pak Mahfud MD kasihan enggak tahu masalah," ujar Yusuf.
"Menlu (Menteri Luar Negeri) waktu diajak sama Komisi 1 (DPR RI) kalau tidak salah tidak mau rapat terbuka, minta tertutup," sambungnya.
Ia pun menilai adanya perbedaan perlakuan pemerintah pada Rizieq Shihab.
"Apa isi rapat tertutupnya? Akan minta waktu satu bulan untuk mengetahui permasalahan," jelas dia.
"Itu kan hal yang naif sekali, tidak akan mungkin ada permasalahan yang tidak ditangani oleh menlu apabila terjadi sesuatu anak bangsa berada di negara orang."
Lantas, Yusuf mengimbau pemerintah agar lebih terbuka dalam kasus ini.
Ia bahkan meminta pemerintah mengungkap ketidaksukaan pada Rizieq Shihab.
"Sampai kapan ini dibuat begini terus?," tanya Yusuf.
"Jadi ini jadi lucu, itu lah yang saya sesalkan, saya lebih suka kalau memang habib (Rizieq Shihab) tidak disukai, tidak boleh pulang katakan," ujar dia.
"Pemerintah menyatakan Habib Rizieq memang belum boleh pulang," imbuhnya.
Selama ini, pemerintah disebutnya tak memberikan kejelasan terkait pencekalan Rizieq Shihab.
"Saya melihat begitu karena memang tidak pernah ada kejelasan," kata dia.
Simak video berikut ini menit 3.00:
Pengakuan Rizieq Shihab
Petinggi Front Pembela Islam (FPI), Rizieq Shihab, tak dapat menghadiri reuni akbar 212 yang digelar di Monas, Jakarta, pada Senin (2/12/2019).
Meskipun begitu, Rizieq Shihab sempat menyampaikan pidato melalui sebuah rekaman.
Dilansir TribunWow.com, dalam pidato tersebut Rizieq Shihab mengaku mendapat pencekalan dari pemerintah Arab Saudi lantaran ada permintaan dari pemerintah Indonesia.
Melalui tayangan YouTube KOMPASTV, Senin (2/12/2019), Rizieq Shihab pun memberikan nasihatnya untuk pemerintah Indonesia.
Mulanya, Rizieq Shihab menyampaikan permohonan maaf karena tak dapat menghadiri reuni akbar 212.
"Saya juga ingin menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh peserta reuni akbar 212 kali ini, sampai saat ini saya belum bisa ikut hadir bersama dalam acara reuni akbar 212," ucap Rizieq Shihab.
"Pertanyaannya, kenapa saya belum bisa pulang sampai hari ini?," sambungnya.
Ia pun membeberkan alasannya dicekal oleh pemerintah Arab Saudi.
Disebutnya, pemerintah Indonesia adalah dalang dari pencekalan terhadap dirinya.
"Karena saya masih dicekal oleh pemerintah Saudi Arabia dengan alasan keamanan atas permintaan pemerintah Indonesia," tutur dia.
• Bandingkan Habib Rizieq dan TKI, Sugito Atmo Justru Sebut Pemerintah Halangi Petinggi FPI Itu Pulang
• Sebut Pemerintah Indonesia yang Halangi Kepulangannya dari Arab Saudi, Ini Permintaan Rizieq Shihab
Lantas, Rizieq Shihab menyampaikan nasihatnya kepada pemerintah Indonesia.
Ia mengimbau pemerintah untuk menghentikan semua kebohongan yang dilakukan selama ini.
"Karenanya saya minta kepada Pemerintah Indonesia, sudah akhiri segala kebohongan, akhiri segala dusta dan bohong di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," tutur Rizieq Shihab.
Lebih lanjut, ia juga menyinggung pernyataan Mantan Duta Besar (Dubes) Arab Saudi, Syekh Usamah As Syuaibi.
"Sebetulnya kalau kita mau jujur, apa yang sudah dinyatakan oleh Duta Besar Arab Saudi yang lama yaitu Syekh Osama As Syuaibi, di mana beliau pernah menyatakan bahwa 'Kami Saudi, setiap saat siap untuk memberikan Habib Rizieq ke Indonesia'," terang dia.
"'Akan tetapi Anda tanyakan tentang sikap daripada pemerintah Anda sendiri'," imbuhnya.
Lantas, pernyataan Mantan Dubes Arab Saudi itu dinilainya merupakan suatu bentuk pengakuan.
Bahwa, pencekalan terhadap Rizieq Shihab adalah atas permintaan pemerintah Indonesia.
"Sebetulnya pernyataan Dubes Arab Saudi yang lalu itu sudah cukup, itu sebagai pengakuan yang luar biasa bahwa ada sesuatu dari Pemerintah Indonesia sendiri yang membuat saya masih dicekal sampai saat ini," kata Rizieq Shihab.
(TribunWow.com/Jayanti Tri Utami)