Staf Khusus Presiden

Ditanya Apa Tak Dijewer Prabowo Subianto karena Kritik Staf Khusus Jokowi, Lihat Reaksi Fadli Zon

Penulis: Laila N
Editor: Mohamad Yoenus
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Fadli Zon saat mendengar presenter Dua Sisi tvOne menanyakan, apakah Fadli tak dijewer Prabowo karena kritik Jokowi dan staf khususnya, Jumat (28/11/2019)

TRIBUNWOW.COM - Anggota DPR RI Fadli Zon blak-blakan mengkritik staf khusus milenial Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Dilansir TribunWow.com, hal tersebut tampak dalam acara Dua Sisi tvOne, Jumat (28/11/2019).

Mendengar kritik Fadli Zon, pembawa acara sempat menanyakan reaksi Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.

 

Jokowi Pilih Stafsus dari Berbagai Latar, Billy Mambrasar Sebut untuk Baku Gabung Jurus

Diketahui, acara tersebut membahas soal staf khusus milenial Presiden Jokowi, yang kini menuai kontroversi.

Di mana beberapa pihak mempertanyakan tugas dan kinerja mereka, termasuk Fadli Zon.

Dalam beberapa kesempatan, Fadli Zon bahkan sempat menyebut staf khusus milenial hanyalah pajangan dan lipstik saja dalam pemerintahan Jokowi.

Fadli Zon juga menilai adanya staf khusus yang berbeda dengan Kantor Staf Presiden, justru menjadi penggemukan birokrasi di pemerintahan.

Dalam acara Dua Sisi kali ini, Fadli Zon mulanya mengungkit soal debat Pilpres 2019, terkait janji Jokowi soal pemangkasan birokrasi.

"Itu presiden saat debat keempat pilpres, itu yang dibangga-banggakan kebijakan itu adalah memangkas atau membubarkan 23 lembaga," ujar Fadli Zon.

"Ini saya catat di sini '23 lembaga sebagai komitmen menciptakan efisiensi birokrasi'."

"Ada Dewan Gula, Komisi Hukum Nasional, Dewan Nasional Perubahan Iklim dan sebagainya."

"Ada 23 yang yang dibangga-banggakan," sambung Fadli Zon.

Wakil Ketua Umum Gerindra itu kemudian menyebut bahwa saat ini semangat Jokowi untuk memangkas birokrasi justru bertentangan.

"Semangat itu, ini kemudian bertentangan, jadi ini konsisten dengan inkonsistensinya presiden kita ini," ungkap Fadli Zon.

"Jadi apa yang dia ucapkan itu tidak dilaksanakan."

"Dia pertama kali yang melanggarnya sendiri," imbuhnya.

Putra Nababan Sebut Stafsus Presiden Bukan Pepesan Kosong, PKS dan Pakar Komunikasi Singgung Gimik

Pembawa acara kemudian menanyakan sikap Prabowo.

"Bang Fadli apa enggak dijewer Pak Prabowo ntar ngomong kayak gitu?," tanya pembawa acara.

Fadli Zon pun sempat bingung mendapat pertanyaan itu, lantaran sebagai anggota DPR, tugasnya memang mengawasi.

Tidak peduli sekarang Ketua Umum Gerindra tempatnya bernaung duduk sebagai menteri pertahanan.

"Kenapa? Loh saya ini kan anggota DPR, diwajibkan untuk mengawasi," jawab Fadli Zon.

"Diwajibkan untuk mengawasi jalannya pemerintahan supaya segalanya baik gitu loh."

"Dan suara saya ini kan mewakili rakyat yang memilih saya, 230 ribuan dari Kabupaten Bogor," sambungnya.

Refly Harun dan Fadli Zon saat membahas soal staf khusus milenial Jokowi (YouTube/Talk Show tvOne)

Menanggapi hal itu, Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun buka suara.

"Memang kita harus paham, ini teori ya, dalam sistem pemerintahan presidensial itu, yang namanya anggota DPR itu potensial sebagai oposisi dari pemerintah," ujarnya.

"Seluruhnya, kenapa begitu, karena memang ini ada pemisahan antara kekuasaan legislatif dan eksekutif."

"Dan kita tahu bahwa DPR itu diberikan kewenangan pengawasan, salah satunya."

"Nah jadi beliau (Fadli Zon) mengkritik ini enggak apa-apa."

"Justru kalau enggak mengkritik itu bukan Fadli zon," sambungnya.

Fadli Zon pun langsung menimpali pernyataan Refly Harun tersebut.

"Saya melanggar konstitusi kalau saya tidak mengkritik pemerintah," kata Fadli Zon disambut tawa narasumber lainnya.

Jawab Ketakutan soal Sifat Kritis Para Stafsus Jokowi, Billy Mambrasar akan Terapkan Main Cantik

Simak selengkapnya dalam video di bawah ini mulai menit ke-2.08:

Tanggapan Istana soal Kritik Fadli Zon

Dikutip dari Kompas.com, Sekretaris Kabinet Pramono Anung menanggapi kritik Fadli Zon soal staf khusus milenial.

Terutama soal sebutan pajangan dan lipstik.

Pramono Anung menyebut, kritik Fadli Zon hanya sebagai hiburan dari Senayan (DPR).

"Terus terang kita kangen kalau Pak Fadli enggak bilang itu," ujarnya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (25/11/2019).

"Jadi kita anggap saja itu hiburan dari Senayan untuk Pak Presiden dan buat kami semua dari Pak Fadli," sambungnya.

Pramono Anung mengungkapkan, staf khusus milenial yang dipilih sudah terbukti kemampuannya.

"Kenapa kemudian dipilih orang-orang muda yang bertalenta, yang pintar, yang membawa perubahan," ujar Pramono Anung

"Karena memang yang akan dihadapi oleh bangsa ini berbeda dengan apa yang kami alami."

"Jadi (kata) Pak Jokowi, kami-kami ini yang umur di atas 50, sementara Indonesia akan menjadi bangsa besar, menjadi 10 kekuatan ekonomi dunia."

"Mereka-mereka lah yang nantinya akan bekerja."

"Maka sejak awal mereka dikenalkan dengan birokrasi pemerintahan, tata cara pengambilan keputusan," imbuhnya.

Terkait tugas, Pramono Anung menyebut staf khusus sudha diberi PR tersendiri oleh presiden.

Sehingga mereka tidak perlu setiap hari datang ke Istana.

"Pekerjaannya full. Kan sekarang bekerja tidak harus di kantor," ucapnya.

"Bahkan sekarang para menteri pun dalam banyak hal kita mengambil keputusan tidak lagi seperti dulu harus di kantor," sambung Pramono Anung.

Angkie Yudistia Bongkar Cerita di Balik Foto 7 Staf Khusus Presiden: Berisik dan Tak Sabar Diskusi

 

7 Staf Khusus Milenial

Sementara itu, berikut 7 staf khusus milenial Jokowi lengkap dengan latar belakangnya, seperti yang diumumkan presiden Kamis (21/11/2019) sore.

1. Angkie Yudistia, Pendiri Thisable Enterprise

2. Aminuddin Ma’ruf, Mantan Ketua Umum Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Periode 2014-2017.

3. Adamas Belva Syah Devara, Pendiri Ruang Guru.

4. Ayu Kartika Dewi, Perumus Pergerakan Sabang Merauke.

5. Putri Indahsari Tanjung, CEO dan Founder Creativepreneur.

6. Andi Taufan Garuda Putra, CEO Amarta.

7. Gracia Billy Mambrasar, Pemuda asal Papua yang mendapatkan beasiwa di Universitas Oxford

(TribunWow.com/Lailatun Niqmah)