TRIBUNWOW.COM - Sebuah video seorang wanita menangis karena lahannya dihargai sangat murah untuk jalan Tol Pekanbaru-Dumai viral.
Dilansir TribunWow.com dari tayangan YouTube tvOneNews, Jumat (29/11/2019), wanita bernama Riana itu bahkan histeris saat meminta bantuan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Riana mengungkap, lahan sawit miliknya yang dibebaskan berada di Kandis, Siak, Pekanbaru, Riau.
• Target Infrastruktur Periode Kedua Jokowi: Pembangunan Jalan Tol Jadi 2.500 Kilometer
Riana menyebut tanahnya yang telah memiliki sertifikat resmi kini tidak bernilai, bahkan lebih murah dari semangkuk bakso.
"Pak Jokowi berikan saya solusi," ucap Riana sembari menangis.
Riana pun mengingatkan sang presiden akan janjinya, bahwa pembebasan lahan itu bukan ganti rugi, tapi ganti untung.
"Pak Jokowi sesuai janji Pak Jokowi, tidak ada ganti rugi, tapi ganti untung," tangisnya.
Riana mengungkapkan, lahan sawitnya dihargai Rp 18.000 per meter.
Padahal ia memiliki 5 hektare lahan, alias 50.000 meter.
• Bandingkan Acara 212 Dulu dan Sekarang, Muzammil Yusuf: Jangan Terjadi Lagi Peristiwa 2016 Lalu
"Sekarang ini bisa mereka tertawa-tawa, lahan saya semua kenanya 50 ribu meter," ungkapnya.
"Saya sudah bilang, saya sudah bilang tidak menuntut banyak."
"Apa yang diputuskan pengadilan negeri siap, tapi berikan hak saya ini."
Riana mengaku dibohongi, terkait harga tak wajar pembebasan lahan tersebut.
"Itu saja, tapi semuanya pembohong, saya tidak tahu lagi," jeritnya.
"Harapan saya Pak Jokowi, tolong saya Pak Jokowi, tolong, tolong kami, perhatikan masyarakat di sini Pak Jokowi."
"Harga tanah di sini lebih mahal tempe, lebih mahal bakso, sertifikat tanah saya dinilai Rp 18 ribu."
"Mengurus sertifikat tidak dengan harga murah dulu saya lakukan," teriaknya sembari sesenggukan.
Simak selengkapnya dalam video di bawah ini:
Dikutip dari Kompas.com, pembangunan Jalan Tol Pekanbaru-Dumai terus dikebut.
Jalan tol tersebut digadang-gadang dapat mendorong pemerataan ekonomi, dan menjadi pintu masuk bagi 48 persen pedagang dunia, lewat Selat Malaka.
"Tol ini akan berperan penting pada pertumbuhan ekonomi di Provinsi Riau dimana akan menjadi Hub ekonomi Sumatera-Asean," kata Gubernur Provinsi Riau, Syamsuar dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (29/11/2019) .
Pembangunan jalan tol ini disebut berdampak tinggi bagi warga setempat dan pengusaha lokal.
• Jokowi Sebut Eselon III, IV Diganti Kecerdasan Buatan, Dedi Mulyadi: Masa Kerjanya Kalah sama Robot
Di sisi lain, Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Muhammad Fauzan mengungkapkan, perseroan akan mengembangkan Value Capture dan Value Creation dalam mengembangkan Jalan Tol Pekanbaru-Dumai.
Diketahui, Tol Pekanbaru-Dumai memiliki panjang 131 kilometer, dan masuk jaringan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS).
"Sedangkan Value Creation untuk melaksanakan pengusahaan JTTS gar menghasilkan manfaat semaksimal mungkin bagi masyarakat/pengguna JTTS," kata Fauzan.
Polemik Pembebasan Lahan
Pembangunan Tol Pekanbaru-Dumai memang tak mudah, terutama dalam hal pembebasan lahan, lantaran harga tidak sesuai keinginan warga.
Seperti yang terjadi di Kampung Kandis, Kecamatan Kandis, Siak, tempat Riana tinggal.
Dikutip dari TribunPekanbaru, meski sulit, eksekusi lahan milik warga tetap berlangsung pada Kamis (28/11/2019).
Sejumlah warga protes ketika petugas datang.
Pelaksana sita tetap melakukan eksekusi tanpa mempertimbangkan protes mereka.
Sebanyak 300 personel polisi diturunkan.
Selain itu, ada juga TNI dan Satpol PP.
Aksi eksekusi berjalan lancar meski menuai protes warga.
Beroperasi 2020
Jalan Tol Pekanbaru-Dumai bakal segera beroperasi pada pekan kedua 2020 mendatang.
"Untuk seksi 1 dan 2 bisa kita lakukan ujicoba di pekan kedua Januari 2020," ungkap Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Riau, Taufik OH, Kamis (28/11/2019).
"Tapi kalau untuk seremonial peresmiannya bisa saja dilakukan akhir tahun ini," sambungnya.
(TribunWow.com/Lailatun Niqmah)