TRIBUNWOW.COM - Turunnya insentif dari Rp 260.000 menjadi Rp 65.000, membuat ratusan driver taksi online Go-Car menyerbu kantor Gojek cabang Mojokerto, di Jalan Raya Jabon, Kompleks Ruko Selatan, Terminal Kertajaya, Kecamatan Mojoanyar, Kabupaten Mojokerto, Selasa (26/11/2019).
Mereka berorasi menyampaikan sejumlah tuntutan di depan kantor Gojek.
Massa tersebut juga membentangkan spanduk yang bertulis "Tanpa Kami, Gocar=Nol", "Sungguh Ku Merasa Resah Dikejar Angsuran", "Tanpa Nadiem Makarim Gojek Tak Manusiawi" dan masih banyak lagi.
• 2 CEO Baru GoJek Sebut Nadiem Makarim Tak akan Punya Peran Apapun di Perusahaan karena Jadi Menteri
Dengan mendapat pengawalan ketat dari sejumlah anggota kepolisian Polres Mojokerto, massa secara bergantian menyampaikan tuntutan.
Mulai dari aktivitas bekerja hingga biaya kebutuhan hidup.
Tak hanya berorasi dan membawa spanduk, massa peserta aksi juga membawa karangan bunga dengan bertuliskan rasa duka cita atas wafatnya manajemen Gojek di wilayah Mojokerto.
Selain itu, massa juga menggelar aksi teatrikal salat gaib sambil mengumpulkan dan menaruh smartphone milik mereka di atas jalan.
Salah seorang driver Go-Car, Fahmi (35) mengatakan selain menuntut kenaikan insentif, massa juga menuntut manajemen Gojek untuk mengembalikan secepatnya akun para driver yang mengalami putus mitra.
"Padahal mitra Go-Ride mendapatkan insenstif sebanyak Rp 80.000. Kami juga menuntut kenaikan harga para driver Go-Car dengan jelas," ujarnya, Selasa (26/11/2019).
• Markas Polda Bali Dibobol Maling, Pelakunya 4 Pemuda, Barang yang Dicuri Pulpen hingga Antena
Fahmi menilai, insentif sebanyak Rp 65.000 tidaklah cukup bagi para driver.
Banyaknya biaya seperti angsuran mobil, bensin, makan dan biaya hidup bagi keluarganya menjadi alasan utama bagi ratusan sopir taksi online tersebut.
"Sebelumnya Gojek sudah berjanji memberikan insentif Rp 400.000, kemudian turun menjadi Rp 300.000."
"Terus turun lagi Rp 260.000. Menurunnya Insentif membuat kami tidak masalah karena cukup bagi keluarga waktu itu."
"Tapi setengah bulan kemudian insentif turun lagi jadi Rp 65.000 dalam sehari untuk 17 penumpang. Ini tidak manusiawi," ungkapnya.
Hal serupa juga diungkapkan oleh Ilham Bagus (30). Sehari-hari dia sangat mengandalkan insentif Rp 260 ribu dari Gojek.
Sementara ongkos dari setiap penumpang hanya Rp 9.400 untuk sekali angkut dengan jarak tempuh 2 km ke bawah.
• Sosok Siswa di Bojonegoro yang Viral Panjat Tiang Bendera saat Upacara Hari Guru: Saya Cinta Negara
Ongkos angkut itu naik Rp 4.000 tiap 1 km.
"Kalau insentif turun menjadi hanya Rp 65 ribu, kami tekor Rp 42 ribu sehari."
"Pengeluaran paling besar untuk bensin Rp 100 ribu dan makan Rp 50 ribu sehari. Itu belum pengeluaran lainnya," jelasnya.
Sayangnya, negosiasi perwakilan sopir Go-Car dengan manajemen Gojek menemui jalan buntu.
Massa pun melanjutkan aksinya ke kantor DPRD Kabupaten Mojokerto.
Dikawal polisi, massa berkonvoi menggunakan mobil menuju ke kantor Dewan di Jalan A Yani.
Konvoi sopir taksi online ini mengular di sepanjang jalan menuju kantor DPRD Kabupaten Mojokerto, akibatnya arus lalu lintas Surabaya-Jombang dan Mojokerto-Pasuruan di simpang 5 Kenanten sempat tersendat.
• KRONOLOGI Hakim PN Jakarta Timur Ditemukan Tewas dalam Mobil yang Masih Menyala
Kepada Komisi IV DPRD Kabupaten Mojokerto, massa akan menyampaikan tuntutan yang sama.
Mereka juga meminta para anggota dewan membantu menuntaskan persoalan ini.
Sementara itu, manajemen Gojek Mojokerto tidak bersedia memberikan komentar kepada wartawan.
(Surya/Febrianto Ramadani)
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Intensif Terus Turun, Driver Go-Car Mojokerto Gelar Demo: Tanpa Nadiem Makarim Gojek Tak Manusiawi