TRIBUNWOW.COM - Perjuangan Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta semakin sulit.
Pasalnya, di tengah terpaan kasus anggaran yang menimpa dirinya, partai-partai koalisi pengusung Anies Baswedan mulai ikut mengkritisi Anies Baswedan.
Melihat hal tersebut, pengamat politik Ujang Komarudin mengatakan Anies Baswedan harus pintar-pintar mengakomodasi kelompok-kelompok yang turut berjasa membantu karier politik dirinya.
Dikutip TribunWow.com dari video unggahan kanal Youtube tvOneNews, Jumat (15/11/2019), Mulanya Ujang menjelaskan bagaimana peta politik di Indonesia telah berubah pasca Pilpres 2019.
Lebih spesifiknya lagi, Ujang menjelaskan setelah Gerindra bergabung dengan pemerintah, peta politik di Indonesia sudah berubah banyak.
Gerindra yang dulunya merupakan oposisi serta rival pemerintah, kini justru merapat bersama kubu Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).
"Peta politik berubah pasca pilpres," jelasnya.
Hal lain yang menyebabkan berubahnya sifat Gerindra ke Anies Baswedan, juga dimungkinkan adanya keinginan Gerindra untuk punya kader sendiri dalam pilpres 2024 nanti.
"Pasca Gerindra masuk koalisi, Gerindra juga tentu ingin punya kader sendiri di 2024," tutur Ujang.
Ujang mengatakan Prabowo memiliki kemungkinan untuk maju lagi dalam kontestasi pilpres 2024.
"Bisa jadi Prabowo atau yang lainnya," tambahnya.
• Bandingkan Anies Baswedan dengan Ahok, Pandji Pragiwaksono: Setiap Pintu Lo Tutup, Ada Kecurigaan
Maka dari itu, Gerindra tak lagi menganggap Anies Baswedan sebagai orang yang penting dalam rencana politik mereka.
"Oleh karena itu bagi Gerindra, Anies tidak dianggap terlalu penting pasca pilpres ini," kata Ujang.
Meskipun dulu Anies Baswedan diusung oleh Gerindra, setelah Gerindra merapat ke kubu pemerintah, semua berubah.
Prabowo bisa jadi mengajukan diri lagi menjadi capres di pilpres 2024.
"Karena dulu yang Anies digadang-gadang Gerindra, hari ini bisa jadi Prabowo memiliki keinginan lagi untuk mau maju di pilpres 2024," ucap Ujang.
Agar Anies Baswedan tidak sendirian, Ujang menyarankan agar Anies segera membalas jasa pihak yang telah membantu karier politik dirinya.
Ujang mengatakan Anies Baswedan harus mampu mengakomodir kepentingan-kepentingan orang dan kelompok yang telah membantu Anies Baswedan mencapai posisi saat ini.
"Anies harus memikirkan ulang bagaimana mengakomodasi banyak kepentingan, kepada orang-orang yang memang berjasa kepada dirinya," kata Ujang.
Ujang juga memperingatkan agar Anies Baswedan membalas jasa dengan cara yang positif.
"Tapi catatannya adalah mengakomodasi secara positif jangan secara negatif," jelas Ujang.
"Jangan juga bagi-bagi anggaran, jangan juga kong kali kong," paparnya.
"Tapi bekerja dengan bersih, dengan berintegritas," tambahnya.
• Tanggapi Anggaran Janggal DKI, Politisi PSI Rian Ernest Soroti Sikap Anies Baswedan: Ngeles Aja Itu
Melihat situasi Anies Baswedan yang saat ini mulai dijauhi oleh partai-partai pengusungnya.
Ujang menyarankan agar Anies Baswedan merangkul partai politik yang pernah berjasa kepada dirinya.
"Tapi juga merangkul atau mengakomodasi kepentingan-kepentingan orang yang pernah berjasa atau partai politik yang berjasa kepada dirinya," kata Ujang.
Video dapat dilihat menit 5.15
Anggota DPRD F-PKS Arifin Sindir Anies soal Kosongnya Kursi Wagub
Anggota DPRD DKI Fraksi PKS M Arifin menyindir Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan soal polemik APBD DKI Jakarta 2020.
Ia menyindir kekosongan kursi wakil gubernur adalah penyebab munculnya data-data kejanggalan anggaran seperti lem Aibon Rp 82 miliar.
Dikutip TribunWow.com dari video unggahan kanal Youtube tvOneNews, Jumat (15/11/2019), Arifin menjelaskan waktu kursi Wakil Gubernur masih diisi oleh Sandiaga Uno tidak ada keributan soal anggaran.
"Waktu masih ada Pak Sandiaga Uno enggak ada kegaduhan seperti ini," jelas Arifin.
Arifin mengatakan saat Sandiaga Uno masih mengisi kursi wakil gubernur DKI, semua proses berjalan lancar.
Termasuk proses penganggaran di DKI Jakarta.
"Semua berjalan lancar," jelas Arifin.
"Proses anggaran berjalan dengan baik," tambahnya.
Arifin kemudian mengatakan pada periode yang lalu, Jakarta mendapat penilaian yang baik dari BPK.
Ia mengatakan DKI mendapat peniliaian wajar tanpa pengecualian dari BPK
"Bahkan selama dua tahun berturut-turut, BPK memberikan penilaian kepada DKI wajar tanpa pengecualian," kata Arifin.
Pengamat politik Ujang Komarudin memberikan pernyataan serupa terhadap langkah Anies Baswedan di DKI Jakarta.
Ujang menyebut Anies Baswedan saat ini bertindak sendirian.
"Agak one man show," jelas Ujang.
"Bekerja sepertinya sendirian," tambahnya.
• Anggaran Lem Aibon DKI Tuai Kritikan, Anies Baswedan Sampaikan Terima Kasih: Yang Suka Nyerang Kikuk
Ujang mengatakan partai koalisi Anies Baswedan mulai meninggalkan Anies Baswedan.
"Ada partai koalisinya Gerindra, mulai menghindar," kata Ujang.
Ia juga mengatakan PKS juga menunjukkan ketidak senangannya terhadap Anies Baswedan karena tidak kunjung mengisi kursi Wagub.
"PKS juga sudah mulai agak kesal karena kursi Wagubnya tidak diisi," tambahnya.
Ia khawatir Anies Baswedan akan semakin dijauhi oleh orang-orang yang tadinya merupakan pendukung Anies Baswedan.
"Jangan sampai Anies ini dijauhi oleh mereka-mereka yang tadinya mendukung dia," ucap Ujang.
Video dapat dilihat menit 2.20
(TribunWow.com/Anung Malik)