Kabinet Jokowi

Rapat Tertutup dengan Prabowo, Effendi Simbolon Sebut Menhan Tetap Tak Terlalu Terbuka soal Ancaman

Penulis: Laila N
Editor: Mohamad Yoenus
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Effendi Simbolon kritik Prabowo soal anggaran Kemhan

TRIBUNWOW.COM - Anggota DPR RI dari Fraksi PDIP Effendi Simbolon memaparkan jalannya rapat tertutup bersama Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto.

Dilansir TribunWow.com, dalam rapat perdananya dengan Komisi 1 DPR, Prabowo enggan membuka secara publik anggaran kementerian pertahanan, Senin (11/11/2019).

Setelah melalui perdebatan sengit dan hujan interupsi, rapat terbuka akhirnya dilanjutkan secara tertutup.

 

 

Anggota DPR Fraksi PDIP Puji Prabowo Subianto karena Hal Ini, Minta Peserta Rapat Beri Tepuk Tangan

Effendi Simbolon yang sempat mencecar Prabowo Subianto soal anggaran, menyebut Menhan tidak terlalu terbuka soal ancaman pada saat rapat tertutup digelar.

Dikutip dari tayangan Kabar Petang tvOne, Senin (11/11/2019) malam, awalnya, Effendi Simbolon ditanya kenapa rapat akhirnya digelar tertutup.

"Rapat kerja ini memang membahas program kerja pemerintah, khususnya Kementerian Pertahanan, dan juga dukungan anggaran," ujar Effendi seusai rapat.

"Nah ketika saudara menteri pertahanan menyampaikan pemaparannya di awal, kemudian tidak disertai dengan pemaparan anggarannya."

"Anggaran baik APBN yang sudah di pagu anggaran 2020, demikian juga Renstra IV yang dimulai 1 Januari 2020 sampai ke 2024."

Effendi kemudian mengatakan itulah alasannya mencecar Prabowo untuk membuka anggaran.

"Sehingga saya menyampaikan, kenapa tidak dipaparkan, ada apa gitu," ungkapnya.

Effendi kemudian menceritakan pendapat yang disampaikan oleh Prabowo.

"Kemudian Menhan berpendapat bahwa dia akan menyampaikan di rapat tertutup gitu," kata Effendi.

"Saya kira bisa dipahami lah, tetapi sepanjang framenya bisa kita buka, bisa kita tutup mana yang kita off the record, kan bisa saja sebenarnya."

Effendi menuturkan bahwa rapat seharusnya berlangsung secara terbuka.

"Kalau terputus begitu, rapat-rapat kerja itu kan harus terbuka," katanya.

"Karena ini adalah rumah rakyat, rakyat yang berdaulat untuk mengetahui dari mana dan ke mana anggaran itu akan digunakan untuk TNI, Kemhan, dan 3 matra yang ada itu."

Effendi kemudian sedikit memaparkan jalannya rapat tertutup yang kemudian digelar.

Termasuk jawaban Prabowo terkait anggaran yang tidak mau dibuka ke publik.

Effendi menyoroti ancaman yang disampaikan oleh Prabowo, di mana menurutnya itu kurang detail.

"Hakikat ancamannya belum secara jelas," ujar Effendi.

"Masih berpikir pandangan hakikat ancamannya dari seorang pribadilah, belum dicollect dari institusi instansi yang punya kewenangan lainnya."

"Sehingga kita menanya rencana kebutuhan anggaran 5 tahun ke depan, yang jumlahnya kurang lebih sekian ribu triliun ini kemudian dasarnya apa?"

"Sehingga kita ingin punya justifikasi, pengalokasiannya dasarnya apa, atas dasar urgensi ancaman nyata, atau hanya subjektivitas, atau kombinasi dari itu semua?," sambungnya.

Selain anggaran, di rapat tertutup, pihaknya juga menanyakan soal keberpihakan dan kecocokan visi misi Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Prabowo.

"Kita tanya juga sejauh mana political will, keberpihakan dari presiden," ungkap Effendi.

"Karena presiden yang punya visi misi di dalam pemerintahan ini."

"Apakah visi misinya akan senada, selaras, dengan yang dipaparkan oleh saudara Menhan Prabowo."

"Itu sebenarnya yang ingin saya elaborasi dalam rapat kerja, sehingga kita bisa punya pegangan di awal rapat kerja ini, untuk sampai dengan 5 tahun berjalan."

Terkait rincian anggaran, menurut Effendi apa yang dipaparkan oleh Prabowo tetap tidak terlalu terbuka, termasuk soal ancaman.

"Kalau Rp 131 (triliun) itu sudah digedok di APBN di periode yang lalu, periode 2014-2019," katanya.

"Itu sudah sah menjadi Undang-Undang APBN, itu tidak terlalu penting bagi kita, karena sudah melalui tahapan-tahapannya."

"Tapi yang dipaparkan rencana kebutuhan 5 tahun ke depan, yang jumlahnya relatif signifikan, karena angkanya juga cukup di 5 unit OO."

"Ada Kemhan, Mabes TNI, TNI AD, AL, AU, maka kita ingin tahu, ini dasarnya apa?"

"Apakah karena tingkat ancamannya?," imbuh Effendi.

Menurut Effendi, Prabowo juga tak menjelaskan secara rinci ancaman yang dimaksud.

"Tapi Menhan menjawab 'Ya kami akan menjawab di forum tertutup'," ujar Effendi.

"Tapi ternyata di tertutup pun tidak terlalu terbuka, apa yang disebut hakikat ancaman nyata itu."

"Kita tidak punya buku putih yang meletakkan Utara ancaman kita siapa, Selatan siapa, Barat siapa, Timur siapa."

Simak selengkapnya dalam video di bawah ini mulai menit ke-3.00:

Soal Anggaran, Prabowo Subianto: Kalau Saya Ditekan untuk Terbuka, Tak akan Saya Lakukan, Maaf

 

Prabowo Kaget Rapat Digelar Terbuka

Sebelumnya, Pabowo mengaku kaget dengan apa yang terjadi dalam Rapat Perdananya dengan Komisi I DPR pada Senin (11/11/2019).

Prabowo mengaku kaget lantaran rapat dilakukan secara terbuka.

Dilansir TribunWow.com melalui channel YouTube Kompas TV pada Senin (11/11/2019), Prabowo mengira rapat akan dilakukan secara tertutup.

Prabowo menilai APBN yang diterima oleh Kementerian Pertahanan sudah jelas.

Ia mengira, rapat akan dilakukan secara terbuka lantaran membahas pertahanan negara itu harus hati-hati.

"Baik jadi memang masalah APBN itu sudah umum dan pihak manapun bisa mempelajari namun sebagai penyelenggara di bidang keamanan pertahanan negara seharusnya kita selalu prudent (bijaksana), hati-hati, fokus," ungkap Prabowo.

Hal itu dilakukan agar menjaga rahasia dari pihak-pihak luar Indonesia.

"Dan sedapat mungkin mempersulit pihak non Indonesia untuk terlalu mengerti dan memahami kondisi pertahanan kita. Ini sifatnya yang seharusnya diambil oleh semuanya, itu pendapat saya," ungkapnya.

Menteri 68 tahun tersebut menilai seharusnya anggota DPR yang memang ahlinya juga sudah melakukan tugasnya untuk mengawasi anggaran APBN.

Sedangkan, ia yakin pemerintah sudah bertanggung jawab dengan tugasnya.

"Kalau kita mau bicara soal anggaran, yang penting bahwa pemerintah itu bertanggung jawab yang penting adalah bahwa kita diawasi, yang penting adalah bahwa Lembaga Legislatif saudara-saudara yang mewakili kekuatan rakyat, mewakili rakyat, kedaulatan rakyat saudara yang perlu untuk bener-bener menguasai," ungkap Prabowo.

VIDEO Meutya Hafid Pimpin Rapat Perdana Komisi DPR, Diwarnai Interupsi dari Dewan ke Menhan Prabowo

Lantas, ia baru mengatakan bahwa dirinya sebenarnya kaget.

Ia kaget lantaran rapat tidak dilakukan secara tertutup seperti menteri-menteri sebelumnya.

"Jadi sedapatnya saya sebetulnya mengira seluruhnya ini adalah tertutup, sebagaimana Menhan-menhan yang dulu," kata dia.

Kendati demikian, ia mengaku sanggup mengulangi pembahasan anggaran Kemhan jika memang dituntut demikian oleh DPR.

"Jadi itu sikap saya, kalau kita mau ulangi semua anggaran bisa, maksudnya apa? Kan kita tahu anggarannya RP 131 (triliun) sekian sekian, komponennya kita sudah tahu, tapi kalau memang dibutuhkan saya siap," ucap Prabowo.

Menanggapi permintaan, Anggota DPR Fraksi PDIP, Effendi Simbolon yang menginginkannya membuka rincian anggaran secara terbuka, Prabowo mengaku keberatan.

Prabowo menyebut akan membuka anggaran tersebut pada rapat tertutup.

"Tapi kalau saya merasa ditekan untuk terlalu dibuka, saya tidak akan lakukan, saya bertanggung jawab pada Presiden Republik Indonesia, tapi bersedia kepada saudara-saudara apa saja secara tertutup saya bersedia, tapi maaf saya tidak akan mau bicara terlalu terbuka," ucap Prabowo cukup keras. (TribunWow.com/Lailatun Niqmah/Mariah Gipty)