Ia kembali mengatakan pembahasan yang dilakukan selalu terbuka untuk publik.
"Karena DPRD itu selalu pembahasannya terbuka untuk umum," jelasnya.
Taufik kemudian mencontohkan dirinya di Komisi D yang melakukan penyisiran. Setelah melakukan penyisiran Taufik berhasil memangkas anggaran hingga tersisa 3/4 dari anggaran aslinya.
"Misal kayak kemarin tempat saya komisi D, itu kita sisir juga uang untuk bensin, alat-alat berat. Kita sisir malah jadi tinggal 3/4nya," kata Taufik.
Taufik menegaskan apa yang dilakukan PSI dan PDIP mengungkap data ke publik bukan sesuatu yang istimewa.
"Enggak ada yang istimewa," kata Taufik.
Video dapat dilihat mulai menit 1.30
Temuan PDIP soal Kejanggalan Anggaran
Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, Kamis (7/11/2019), selain pasir Rp 52 miliar, Ima menemukan anggaran-anggaran lain dengan angka yang tidak masuk akal.
Ima menemukan pengadaan 438.000 thinner sebesar Rp 40,1 miliar, 456.000 helm proyek sebesar Rp 34,27, dan 97.000 tipex dengan anggaran Rp 31,61 miliar.
"Ada thinner ada helm proyek terus ada penghapus cair. Ini setelah Pak Anies marah-marah ya jadi bukannya sebelum Pak Anies marah-marah terus kita soroti lagi. Ada cat tembok, kaca bening, rotring, penghapus cair atau tipex," ujar Ima saat ditemui di ruangannya, lantai 7, Gedung DPRD DKI, Kamis (7/11/2019).
Ima kemudian mempertanyakan fungsi pembelian cat tembok, yang menurutnya sudah terdapat pada anggaran rehabilitasi sekolah.
"Terus cat tembok buat apa? Kan sudah ada renovasi sekolah sih aku enggak tahu juga berapa triliun buat renovasi," jelas Ima.
Ima akan mempertanyakan keanehan tersebut dalam rapat pembahasn di RAPB.
"Itu yang nanti mau kita pertanyakan di pembahasan ,RAPBD mungkin di banggar juga nanti komisi sudah selesai," kata dia.