Kabinet Jokowi

Cerita Mahfud MD soal Ibunya yang Menangis saat Tahu sang Putra Jadi Menko Polhukam

Penulis: anung aulia malik
Editor: Ananda Putri Octaviani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menkopolhukam Mahfud MD tidak lupa mengunjungi keluarganya disela-sela kesibukan dirinya bekerja sebagai menteri, ia selalu kunjungi ibunya di Madura

TRIBUNWOW.COM - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD menceritakan tentang kedekatannya dengan keluarga.

Mahfud mengatakan dirinya kadang berpura-pura ngambek agar dikirimi masakan buatan tangan ibunya.

Dikutip TribunWow.com dari video unggahan kanal Youtube Talk Show tvOne, Selasa (5/11/2019), mulanya Mahfud menceritakan bagaimana disela-sela kesibukannya sebagai Menteri, ia menyempatkan diri untuk pulang kampung.

Mahfud mengatakan dirinya pulang untuk menemui ibunya yang hingga kini masih tinggal di kampung halamannya di Madura.

"Dengan segala kesibukan waktu untuk pulang ke kampung halaman, karena ibu saya masih ada," tutur Mahfud.

Mahfud mengatakan tiap tiga bulan sekali dirinya pulang ke kampung halamannya di Madura.

"Jadi saya minimal 3 bulan sekail ke kampung halaman. Kampung halaman saya Madura," kata dia.

Ketika sedang ada kunjungan kerja ke Surabaya, Mahfud menyempatkan satu jam untuk pulang ke Madura bertemu ibunya.

"Kalau saya ke Surabaya buang waktu 4 jam pulang pergi, 3 jam perjalanan 1 jam ketemu orang tua," katanya.

Menteri Tak Lagi Bisa Seenaknya, Mahfud MD Sebut Jokowi Beri Menko Hak Batalkan Kebijakan Menteri

Menurutnya waktu 1 jam tersebut cukup untuk sekadar melepas rasa rindu kepada orang tua.

"Selesai kangen balik lagi," kata Mahfud.

Kemudian Mahfud mengiyakan soal pernyataan ibunya menangis ketika dirinya resmi dilantik menjadi Menko Polhukam.

Tetapi hal tersebut diketahui oleh ibunya bukan dari Mahfud sendiri.

Ibu Mahfud MD mengetahui informasi tersebut melalui adik-adik Mahfud.

"Saya tidak memberitahu, tapi di rumah saya itu ada adik-adik saya saudara-saudara saya yang juga terdidik, ada, dokter, dosen, ada yang guru," katanya.

Karena adik-adik dan saudaranya mengetahui perkembangan informasi yang ada di Jakarta, informasi mengenai dirinya menjadi menteri segera disampaikan kepada ibunya.

"Jadi well informed tentang apa yang terjadi di Jakarta, lalu diceritakan ke ibu" jelas Mahfud.

Mahfud sendiri mengatakan dirinya juga menelpon ibunya untuk memohon doa agar lancar.

"Kalau saya sendiri, saya cuma telepon, bu saya minta didoakan semoga lancar," kata Mahfud.

Ketika kerinduan melanda, Mahfud mengatakan dirinya kadang berpura-pura merajuk agar dapat merasakan masakan ibundanya untuk melepas kangen.

"Kadang kala ya pura-pura merajuk, Bu kok saya pengen masakannya Ibu," kata dia.

Sempat Mengira Jabat Jaksa Agung, Mahfud MD Sudah Berencana Lakukan Hal Ini untuk KPK, tapi Tak Jadi

Setelah merajuk, Mahfud mengatakan Ibunya akan mengiriminya masakan buatan dirinya untuk Mahfud.

"Dikirimi masakan masa kecil, kalau seorang ibu itu kan enak ya (masakannya)," lanjut Mahfud.

Ia mengatakan ketika menikmati masakan ibundanya dirinya juga bernostalgia tentang kenangan masa kecil.

"Sambil bernostalgia, dulu saya masa kecil makan begini," tambah Mahfud.

Kemudian Mahfud lanjut menjelaskan pesan yang disampaikan oleh ibunya kepada dia.

Ibu Mahfud berpesan agar Mahfud selalu jujur dan menjaga kesehatan dirinya dalam bekerja.

"Tetap aja jaga kesehatan, hati-hati, yang jujur," tambahnya.

Mahfud bercerita soal latar belakang orang tuanya yang tidak mengenyam pendidikan hingga ke jenjang yang lebih tinggi.

"Ibu saya orang sederhana, pendidikannya tidak tinggi," jelasnya.

Mahfud bercerita karena ibunya hidup saat jaman penjajahan, sekolah yang ditempuh oleh ibunya hanya sekolah rakyat.

"Karena dia lahir di jaman penjajahan dulu, orang-orang desa cuma Sekolah Rakyat," kata dia.

Mahfud lanjut bercerita soal ayahnya yang juga tamatan Sekolah Rakyat, namun memiliki pandangan ke depan yang tinggi.

"Ayah saya juga Sekolah Rakyat, tapi dia punya visi yang tinggi bahwa pendidikan yang baik itu akan menjadi pintu sukses bagi setiap orang," kata Mahfud.

Ayah Mahfud menyekolahkan semua anaknya dengan harapan semua anaknya menjadi orang yang sukses.

"Maka anak-anaknya disekolahkan semua," kata Mahfud.

Di ILC, Mahfud MD Tantang Debat Orang yang Miliki Pandangan soal Radikalisme: Saya Juga Boleh Bicara

Ia lanjut mencontohkan dirinya yang berhasil sekolah hingga menjadi doktor.

"Saya sampai doktor misalnya," ujar Mahfud.

Karena faktor ekonomi keluarga yang tidak baik, Mahfud berhasil sekolah dengan biaya dari yayasan.

"Saya sekolah selalu dibiayai oleh yayasan," kata dia.

Ia mencontohkan waktu menempuh pendidikan Strata satu dirinya dibiayai oleh Yayasan Pemda Madura.

"Misalnya waktu S1 saya dibiayai oleh Yayasan Darma Siswa, itu Yayasan Pemerintah Daerah Madura," kata Mahfud.

Kemudian ketika masih SMA, ia dibiayai oleh Kementerian Agama karena dianggap bagus.

"Waktu SMA saya dibiayai oleh Kementerian Agama, karena dianggap bagus diberi beasiswa disekolahkan ke Jogja," jelasnya.

Lalu saat menempuh pendidikan S2 ia dibiayai oleh Supersemar dan di S3 ia dibiayai oleh Supersemar dibantu Tim Manajemen Program Doktor yang merupakan bentukan Kemendikbud.

"Waktu S2 dibiayai oleh Supersemar, waktu S3 dibiayai oleh Supersemar dan Tim Manajemen Program Doktor milik Kemendikbud," kata Mahfud.

Video selengkapnya dapat dilihat mulai menit 16.10

Profil Mahfud MD

Pria kelahiran Sampang, Madura pada 13 Mei 1957 ini pernah menjabat sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi periode 2008-2013 dan Hakim Konstitusi periode 2008-2013.

Mengutip Tribunnews Wiki, Mahfud MD pernah menjadi anggota DPR.

 Juga menjabat Menteri Pertahanan di Kabinet Persatuan Nasional di masa pemerintahan Abdurrahman Wahid dan Megawati Soekarnoputri.

Sebelum menjadi menteri, Mahfud merupakan Guru Besar Hukum Tata Negara di Universitas Islam Indonesia (UII), Yogyakarta.

Ia tercatat menjadi guru besar termuda pada masanya bersama Yusril Ihza Mahendra, yakni pada usia 41 tahun.

Mahfud MD Sebut Menag Usul Batasi Busana karena Pernah di Militer: Biasanya Tentara Banyak Sumbernya

Pendidikan

1970: SDN Waru Barat I Pamekasan
1974: PGA Negeri Pamekasan
1977: Pendidikan Hakim Islam Negeri Yogyakarta
1983: Fakultas Hukum UII Yogyakarta
1989: Pasca-sarjana bidang Ilmu Politik UGM
1993: Program Doktor Ilmu Hukum UGM

Karier

2000-2001: Menteri Pertahanan Kabinet Abdurrahman Wahid
2001: Menteri Kehakiman dan HAM Kabinet Abdurrahman Wahid
2008-2013: Ketua MK

(TribunWow.com/Anung Malik)