TRIBUNWOW.COM - Calon Ketua Umum PSSI dan sekaligus bos Persis Solo, Vijaya Fitriyasa menduga adanya 'silent operation' pada kongres PSSI yang rencananya akan digelar, pada Sabtu (2/11/2019).
Hal itu disampaikan oleh Vijaya Fitriyasa saat menjadi bintang tamu dalam acara 'Mata Najwa' yang disiarkan oleh TransTV , pada Rabu (30/10/2019).
Oleh karena itu, Vijaya Fitriyasa juga meminta dan berharap Kongres PSSI sekaligus pemilihan Caketum dan Cawaketum maupun Anggota Komite Eksekutif (Exco) periode 2019-2023 itu bisa berlangsung secara transparan.
• Wasekjen Gerindra Andre Rosiade Ungkap Visinya jadi Exco PSSI, Najwa Memotong: Selama Ini Ngapain?
"PSSI ini saya lihat cenderung tertutup dan tidak transparan gitu," ucap Vijaya.
"Makanya saya mengimbau sering kali di media supaya dalam kongres kali ini PSSI lebih transparan dan jangan ada silent operation," sambungnya.
Vijaya menilai kongres PSSI tersebut seolah terburu-buru.
Karena diketahui, jika menurut dengan aturan FIFA, kongres PSSI seharusnya baru digelar di awal tahun depan yaitu pada 25 Januari 2020.
Memajukan kongres PSSI dari 25 Januari 2020 menjadi 2 November 2019 dinilai Vijaya Fitriyasa seperti terburu-buru, seperti hanya sekadar ingin menyelesaikan tanggung jawab.
"Yang saya tangkap seolah-olah pengurusnya ini pengin cepat-cepat selesai kongres dan setelah itu lepas tangan, gitu loh," ungkapnya.
• Calonkan Diri sebagai Exco PSSI, Ini Misi dan Visi Eks Manajer Timnas Indonesia
Sedangkan terkait dengan 'silent operation' yang dimaksud, Vijaya Fitriyasa menjelaskan beberapa kejanggalan dari PSSI, seperti misalnya, memajukan kongres dan itu dinilai sangat mendadak.
Vijaya Fitriyasa mengaku baru mendapatkan undangan resmi dari PSSI untuk menghadiri kongres pada hari ini, Rabu (30/10/2019), atau bisa dikatakan tiga sehari sebelum kongres digelar.
Selain itu, beberapa kejanggalan lain seperti rencana akan ada sosialisasi para kandidat calon pengurus PSSI juga dibatalkan.
Seperti yang diketahui, sebelum digelarnya Kongres PSSI, seharusnya ada agenda debat caketum PSSI pada Kamis (31/10/2019).
Dan menurutnya, PSSI tidak memberikan alasan yang jelas atas pembatalan sosialisasi tersebut.
"Contohnya misalnya kita baru dapat undangan kongres baru hari ini, sementara kongres sudah tinggal hari Sabtu kan," ucap Vijaya.
"Kemudian sosialisasi yang rencana dilakukan tanggal 26 (Oktober 2019) seluruh kandidat, baik itu calon ketua umum, calon wakil ketua umum, calon Exco (anggota komite eksekutif), kemudian mendadak dibatalkan tanpa ada pemberitahuan dan tanpa ada penjelasan," ucap Vijaya.
"Ketika saya telepon ke panitia, panitia cuma bilang, 'Nanti ada penjelasan tertulis', tapi sampai saat ini penjelasan tertulis tidak diberikan."
• FIFA Sudah Pilih 6 dari 10 Stadion yang Diajukan oleh PSSI untuk Gelaran Piala Dunia U-20 2021
Vijaya Fitriyasa semakin curiga setelah debat antar caketum PSSI juga dibatalkan.
Dan lagi-lagi, dirinya juga mengaku tidak megetahui alasan dari pembatalan debat caketum PSSI itu.
Padahal menurutnya, debat caketum PSSI sangat positif, karena para pemilih bisa mengatuhi visi dan misi masing-masing kandidat.
"Pada saat kita mendaftar, dijelaskan ada agenda debat kandidat tanggal 31 Oktober (2019) dan rencananya disiarkan oleh televisi nasional supaya publik semua bisa menilai, visi dan misi semua kandidat," ujarnya.
"Tapi ini juga dibatalkan lagi oleh PSSI, di depan voters supaya voters ini bisa memilih mana calon yang visi misinya dan programnya paling bagus."
"Dengan dibatalkannya ini kan bagaimana voters bisa memilih calon-calon yang terbaik kalau tidak ada kesempatan memaparkan visi misi," ujarnya.
"Makanya saya bilang ini seperti ada silent operation gitu."
Menyimpulkan hal itu, Vijaya menduga ada upaya memenangkan satu kandidat tertentu untuk tetap mempertahankan orang-orang lama di tubuh PSSI.
"Ya mungkin memenangkan kandidat tertentu untuk tetap memertahankan dominasi kartel lama gitu loh, kan ini yang harus kita bongkar sama-sama," ujarnya.
• Laga Lawan PSS Sleman Ricuh, Persebaya Kena Imbas: Mulai Ganti Rugi Stadion hingga Sanksi dari PSSI
Mendengar pernyataan dari Vijaya Fitriyasa, Najwa Shihab seakan kaget dan langsung memberikan pertanyaan.
Najwa Shiha juga penasaran siapa caketum yang dimaksud oleh Vijaya Fitriyasa, yang menurutnya akan dimenangkan pada kongres nanti.
"Oke, boleh tolong dibongkar malam ini, siapa kartel lamanya dan siapa kandidat yang mau dimenangkan?," tanya Najwa Shihab.
"Siapa? Tolong tunjuk kartel-kartel lama di PSSI dan siapa kartel itu maunya yang menang siapa?," imbuh Najwa Shihab.
Vijaya Fitriyasa lantas membahas tentang kasus penyelidikan pengaturan skor yang dilakukan oleh tim anti-mafia bola.
Menurutnya, Iwan Bule selaku yang mempunyai hak untuk menangani kasus tersebut seharusnya bisa memanfaatkan momen tersebut itu untuk memperbaiki kondisi PSSI, bukan malah dijadikan sebagai alat supaya bisa menduduki kursi ketua umum PSSI.
"Kan bisa dilihat dari hasil penyelidikan tim anti-mafia bola itu. Ada 5 pengurus PSSI yang ditangkap karena kasus match fixing, kita bisa nilai lah siapa orang-orangnya yang selama ini mengendalikan PSSI," jelas Viajaya.
"Yang saya sayangkan, Pak Iwan Bule sebagai jenderal polisi bintang 3 harusnya menggunakan momen ini untuk memperbaiki PSSI dan memberantas kartel," ujarnya.
"Bukan kemudian negosiasi dengan kartel supaya terpilih kemudian akhirnya 'Yaudah kita atur aja bagusnya gimana', kan enggak boleh gini."
Tonton videonya mulai menit 9.50:
(TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)