Terkini Daerah

Tanggapi Gangguan Jiwa karena Gawai, Ridwan Kamil: Di Tiongkok Dideklarasikan sebagai Penyakit Baru

Penulis: AmirulNisa
Editor: Rekarinta Vintoko
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil komentari masalah gawai yang buat anak-anak kecanduan.

TRIBUNWOW.COM - Beredarnya penyakit kejiwaan yang disebabkan gawai membuat Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil turut berpendapat.

Bahkan disebutkan juga bahwa gangguan kejiwaan terjadi paling banyak di Jawa Barat.

Ridwan Kamil atau yang biasa disapa Kang Emil, mengaku sudah melakukan riset tentang hal tersebut.

Pendapat Kang Emil disampaikan pada acara Aiman yang tayang di Kompas Tv.

Dilansir TribunWow.com dari kanal YouTube KOMPASTV, Senin (28/10/2019), Ridwan Kamil menyebut bahwa penyakit kejiwaaan karena gawai sudah terjadi di seluruh dunia.

Awasi Anak Anda ketika Main Gadget Jika Nasibnya Tak Mau seperti 2 Remaja Asal Bondowoso Ini!

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berikan perhatian pada banyaknya anak yang mengalami gangguan karena penggunaan gawai. (YouTube KOMPASTV)

Foto Mesra Rina Nose sebagai Istri Josscy Jadi Sorotan, Ini Kata Gading Marten hingga Ridwan Kamil

"Ini fenomena global ya, terjadi di seluru dunia sejak revolusi digital," ucap Ridwan Kamil.

Bahkan dari riset yang dilakukannya, diketahui gangguan jiwa tersebut sudah menjadi penyakit baru.

"Saya riset Google, paling parah di China memang sampai di Tiongkok itu dideklarasikan sebagai penyakit baru," ucap Kang Emil.

Selain itu anak yang mengidap gangguan jiwa karena gawai akan menjadi anti sosial dan tidak mempedulikan lingkungan sekitar.

Bahkan dari hasil riset yang dilakukan Ridwan Kamil, orang yang kecanduan akan gawai akan mengalami gangguan dalam pola hidup.

Program Unik Wali Kota Bandung, Gunakan Anak Ayam untuk Hentikan Kecanduan Gadget Anak SD-SMP

"Penyakit kecanduan internet begitu, sama menjadi asosial. Pola tidur berubah, melawan orang tua, sehingga orang tua cemas," ucap Ridwan Kamil.

Ia pun mengakui di wilayah Jawa Barat juga banyak terjadi kasus serupa.

Ada banyak anak yang mengalami kecanduan gawai hingga mengidap gangguan kejiwaan.

Pihaknya pun tengah melakukan beberapa upaya pencegahan akan efek yang lebih parah.

Ia pun juga mengakui bahwa obat yang tepat untuk gangguan kejiwaan tersebut belum ditemukan.

"Karena penyakit mentalnya baru, jadi si obatnya juga masih belum ketemu," ucap Ridwan Kamil.

Lihat video pada menit ke-52:07:

Tidak hanya Indonesia yang mengalami masalah gangguan jiwa pada anak-anak karena penggunaan gawai.

Negara maju seperti Jepang pun pernah mengalami hal serupa.

Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, Senin (28/10/2019), Jepang disebut pernah mengalami masa ketika anak-anak dan balita kecanduan gawai.

Namun kini negeri sakura itu yelah sudah berhasil melalui masa-masa tersebut.

"Di Jepang sudah masuk Society 5.0. Kita baru pindah dari 3.0 ke 4.0. Mereka sudah melalui masa suram itu," ucap Kepala Divisi Pendidikan dan Perkembangan anak Usia Dini Tanoto Foundation, Sri Kusuma, dilandir dari Kompas.com, Sabtu (19/10/2019).

Sri Kusuma juga menyebut kecanduan gawai yang terjadi di Indonesia adalah hal yang wajar.

Soal Anak Idap Kanker Darah akibat Keseringan Bermain Gadget, RSUP Dr Sardjito Beri Klarifikasi

Disebut demikian karena Indonesia adalah negara yang masih berkembang.

Ia juga menjelaskan mengenai cara Jepang malalui masa suram tersebut.

Disebutkan bahwa Jepang mulai mengembalikan fungsi gawai sebagai alat komuikasi.

"Di Jepang itu sudah kembali ke falsafah menjadi masyarakat. Mereka mulai menggunakan teknologi untuk menghubungkan manusia dengan sekitarnya," jelasnya.

Selain itu dijelaskan juga, bahwa warga Jepang mulai menggunakan gawai hanya untuk media belajar.

"Gadget di sana hanya menjadi alat bantu memperkaya wawasan pendidik. Saat mengajar misalnya untuk mencari konten, merekam proses hasil belajar, semuanya sudah digital," jelas Sri Kusuma.

(TribunWow.com/Ami)