Kabinet Jokowi

Saingan Pilpres Gabung dengan Jokowi, Rocky Gerung: Itu Rekonsiliasi Palsu, Kayak Kawin Paksa

Penulis: Desi Intan Sari
Editor: Lailatun Niqmah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengamat politik Rocky Gerung memberikan tanggapan terkait susunan kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi) periode 2019-2024.

TRIBUNWOW.COM - Pengamat Politik Rocky Gerung memberikan tanggapan mengenai saingan Pilpres 2019 Presiden Joko Widodo (Jokowi), yakni Prabowo Subianto yang pada akhirnya memilih bergabung dengan pemerintahan.

Rocky Gerung mengatakan ia tidak mengkritik mereka yang memilih untuk bergabung dengan pemerintahan, dilansir TribunWow.com dari channel YouTube Talk Show tvOne, Sabtu (26/10/2019).

Akan tetapi, ia mengaku ingin menjelaskan kembali mengenai konsep oposisi di pemerintahan yang sebenarnya.

"Bukan kritik sebenarnya tapi mendudukan kembali, konsep oposisi itu, kan selalu disebutkan bahwa ini," ujar Rocky Gerung.

"Demi persatuan maka kita harus eratkan lagi nilai-nilai kebangsaan, kan itu kan," sambungnya.

Prabowo Terima Tawaran Jadi Menhan, Rocky Gerung: Menjaga dari Luar Lebih Terhormat dan Bermartabat

Menurutnya yang sebenarnya berseteru itu adalah para elite politik dan masyarakat yang ingin tetap ada perbedaan dalam pemerintahan.

"Karena yang berseteru itu di elite, jadi kalau disatukan di elite, tidak dengan sendirinya rakyat ikut bersatu, karena rakyatnya memang ingin ada perbedaan," ungkap Rocky Gerung.

Ia menururkan bahwa yang terjadi dalam pemerintahan saat ini adalah sebuah kepalsuan.

"Silakan yang berkuasa-berkuasa, yang kalah beroposisi kan itu kehendak rakyat," ucapnya.

"Jadi itu palsu sebetulnya, itu rekonsiliasi yang palsu, itu kayak kawin paksa."

Kemudian pembawa acara Wahyu Muryadi mengatakan bahwa bersatunya saingan politik saat Pilpres 2019 adalah hal yang bagus untuk mempersatukan masyarakat yang dulu sempat terbelah.

Rocky Gerung menjelaskan bahwa dengan adanya oposisi, masyarakat yang tadinya berbeda pandangan bisa utuh kembali.

"Gini ya, terbelah bukan terbelah, (masyarakat) memang berbeda pandangan, justru adanya oposisi maka masyarakat ini utuh kembali," jelas Rocky Gerung.

Ia juga menambahkan dengan adanya oposisi, maka jalannya sebuah pemerintahan bisa dikontrol.

Ditanya soal Kabinet Jokowi, Rocky Gerung: Di Luar Lebih Banyak yang Lebih Berkualitas Sebetulnya

Pengamat Politik Rocky Gerung memberikan tanggapan mengenai banyakanya oposisi yang pada akhirnya memilih bergabung dengan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). (Capture Youtube Kompastv)

"Karena jelas ada yang mengkontrol, ada yang mau berkuasa itu, kan sinisme mulai muncul kan," katanya.

"'Oh ini pasukan yang sebetulnya disiapkan untuk bagi-bagi lagi anggaran negara itu, sehingga soal-soal kesejahteraan itu dilupakan'."

Selanjutnya Rocky Gerung juga mengungkapkan bila bertahan untuk mengawasi pemerintahan dari luar sebagai oposisi adalah sebuah tindakan mulia.

"Tapi poin saya selalu adalah apa susahnya untuk bertahan di luar kekuasaan kan orang menggap itu mulia," ujar Rocky Gerung.

Menurutnya tetap menjadi oposisi tidak sekedar mulia namun juga menjalankan fungsi berpolitik dengan semestinya.

"Bukan sekedar mulia, kan memang itu fungsi dari berpolitik, politik enggak mungkin terbagi habis di dalam Istana kan musti di luar itu," ungkap Rocky Gerung.

Ia juga menambahkan dengan adanya oposisi di permerintahan kondisi bangsa Indonesia juga akan menjadi stabil.

Kehilangan 1,3 Juta Followers di Twitter, Rocky Gerung Mengaku Sedih, Ini Alasannya

"Kedua justru dengan adanya oposisi, bangsa ini jadi stabil, kalau enggak ada oposisi begitu ada tanda-tanda keretakan di kabinet, langsung terjadi frontalisasi opini antara rakyat dan kekuasaaan," terang Rocky Gerung.

Lihat video selengkapnya pada menit ke 01:39:

Sebut di Luar Masih Banyak Tokoh Berkualitas

Dalam acara tersebut, Rocky Gerung juga menyoroti sosok-sosok yang dipilih Jokowi sebagai pembantu presiden.

Rocky Gerung mengungkapkan bahwa di luar sana masih banyak orang yang lebih berkualitas dan pantas masuk dalam Kabinet Indonesia Maju.

"Kalau right man on the right place, di luar lebih banyak yang lebih berkualitas sebetulnya," ujar Rocky Gerung.

Ia pun menambahkan bahwa Jokowi juga mesti memilih susunan kabinet yang baru dengan adanya rasa aman agar nantinya tidak ada yang mengganggu.

"Tapi kan mesti ada rasa aman pada presiden nanti diganggu, maka dia pilih yang begituan," katanya.

Menurutnya susunan kabinet periode 2019-2014 itu dipilih oleh Jokowi untuk memenuhi ambisi sang presiden.

"Tapi bagi saya bukan soal komposisinya, tapi semacam ambisi presiden untuk, kan dia bilang ini kabinet yang akan menghasilkan landasan untuk Indonesia 100 tahun," jelas Rocky Gerung.

Berbeda, Sebelumnya Kritik soal Menhan Pilihan Jokowi, Projo Kini Puji Prabowo Patriot Sejati

"2000 berapa, 2045 sudah punya pertumbuhan 10 persen, dan bisa mencapai perkapita sekian ribu dolar itu," sambungnya.

Rocky Gerung mengatakan bisa jadi dalam seminggu pertama kabinet baru mulai berjalan, mereka saling merugikan satu sama lainya.

"Jadi membayangkan sesuatu, mungkin kabinet ini minggu pertama, sudah kelihatan saling amputasi itu," ungkapnya.

Selain itu Rocky juga menuturkan bahwa ia dan banyak pihak tidak tahu apa yang Jokowi janjikan kepada partai-partai politik yang pada akhirnya memilih bergabung dengan pemerintahan.

"Kan kita enggak tahu apa yang sebetulnya dijanjikan partai-partai kan," ujarnya.

Kemudian pembawa acara Wahyu Muryadi bertanya kepada Rocky Gerung mengenai dirinya yang ditawari Jokowi masuk ke dalam kabinet.

"Bung Rocky misalnya ditanya oleh Presiden Jokowi untuk bergabung dalam kabinetnya, entah jadi apa, mau enggak?," tanya Wahyu Muryadi.

"Namanya juga omong kosong, omongnya enggak ada isinya," jawab Rocky Gerung.

Gerindra: Sebelum Ada Wamen Saya Lihat Jokowi Serius, setelah Ada, Ini Kayak Bagi-bagi Kekuasaan

Wahyu Muryadi juga menceritakan saat Rocky sebelumnya menjadi bintang tamu di acaranya.

Pada saat itu keduanya tengah membahas Johan Budi Sapto Pribowo yang dianggap cocok menjabat sebagai juru bicara presiden.

Kemudian dari pembahasan itu, ternyata Johan Budi memang dipilih menjadi juru bicara Presiden Jokowi yang baru.

"Cara-cara semacam ini, karena sudah kehilangan konsep, lalu orang berupaya untuk, cari akal supaya bagaimana ada keajaiban di dalam kabinet baru ini," ungkap Rocky Gerung.

Lihat video selengkapnya pada menit ke 01:18:

(TribunWow.com/Desi Intan)